NovelToon NovelToon
Bukan Tulang Rusuk, Tapi Tulang Punggung (Penyesalan Papa Dari Anakku)

Bukan Tulang Rusuk, Tapi Tulang Punggung (Penyesalan Papa Dari Anakku)

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Slice of Life
Popularitas:1.1M
Nilai: 5
Nama Author: Rositi

Di pertengahan tahun 1980, Dewi merasakan pedihnya dijadikan tulang punggung layaknya sapi perah, tapi tetap dianggap sebagai benalu. Bahkan, KDRT kerap Dewi maupun anaknya dapatkan dari suami dan juga keluarga suami, yang selama 5 tahun terakhir Dewi nafkahi. Karenanya, Dewi nekat menjadikan perceraian sebagai akhir dari rumah tangganya.

Dewi bertekad bahagia bahkan sukses bersama kedua anaknya. Segala cara Dewi lakukan, termasuk menjadi ART, sebelum akhirnya menjadi warung keliling. Namun pada kenyataannya, menjadi sukses bukanlah hal mudah. Terlebih, Dewi masih saja diganggu orang-orang dari masa lalunya. Dewi sampai berurusan dengan hukum akibat fitnah keji, sebelum akhirnya mengikuti program transmigrasi di era Orde Baru yang tengah berlangsung.

Akan tetapi karena sederet cobaan itu juga, Dewi menemukan cinta sejati sekaligus kesuksesan yang selama ini Dewi perjuangkan. Kesuksesan yang membuat Prasetyo sekeluarga sangat menyesal!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21 : Keluarga Mas Abdul

“Masuk jagain dek Utari, ya?” lembut Dewi sambil mengusap wajah Alif.

Alif yang telanjur takut, tak langsung merespons. Ia menatap lama wajah khususnya kedua mata sang mama, yang memang membuatnya khawatir.

Seolah tahu apa yang sang putra rasa, Dewi sengaja tersenyum lembut. “Mama baik-baik saja. Mama mau lanjut kerja. Jangan khawatir, papa enggak mungkin ke sini.”

Mas Abdul menyaksikan interaksi manis antara Dewi dan Alif. Lagi-lagi hatinya menjadi sangat rapuh hanya karena menyaksikan interaksi anak dan ibu tersebut. Ini tentang Dewi yang selalu berusaha tegar di depan anak-anaknya, sesulit dan sehancur apa pun keadaannya. Juga, ini tentang Alif yang selalu ingin membahagiakan mamanya, tapi kenyataannya yang masih kecil membuatnya terbatas dalam melakukan segala sesuatunya.

“Jadi benar, ya, ternyata kamu sudah enggak punya apa-apa?” tanya Prasetyo benar-benar lemas.

Prasetyo dan istri barunya masih di sebelah pagar rumah Mas Abdul berada. Tak seperti sebelumnya, kali ini ibu Retno mendadak tidak bisa menjawab apalagi sampai emosional meledak-ledak.

“Diamnya kamu berarti membenarkan,” tegas Prasetyo masih dengan suara lirih. Kemudian, ia menatap ibu Retno penuh peringatan. “Jika kamu masih ingin jadi istriku, patuh dan turuti semua peraturanku. Karena jika kamu kembali berani kepadaku maupun keluargaku, ... aku tahu bagaimana caranya menghabis.i nyawa seseorang!”

Apa yang baru saja Prasetyo tegaskan, langsung membuat ibu Retno tercengang. “Dia sudah berani mengancamku?!” batinnya yang memang jadi tidak berani ke Prasetyo.

Karena tak memiliki uang sepeserpun, Prasetyo dan ibu Retno terpaksa berjalan kaki.

“Kita akan ke kontrakan kamu? Kamu akan membuatku tinggal di tempat bus.uk itu????” panik ibu Retno.

Masalahnya, ibu Retno yang sekarang, merupakan wanita biasa yang tak lagi memiliki kuasa. Jangankan kuasa, uang seperak saja, ibu Retno tidak punya. Hingga di nata Prasetyo, istri barunya itu benar-benar tak berharga.

Dan ibu Retno, langsung nangis batin lantaran setelah dua jam lamanya berjalan kaki, Prasetyo sungguh membawanya ke kontrakan.

Ibu Surmi yang membukakan pintu, langsung tersenyum lepas. Sebab yang datang sungguh Prasetyo dengan istri baru anaknya itu dan ia ketahui kaya raya. Ibu Surmi berniat bersikap baik kepada ibu Retno dan baginya akan menjadi sumber daya alam sekaligus sumber pangan keluarganya.

“Halo ...?” Bahkan, mulut jahanam ibu Surmi tak segan menyapa ibu Retno dengan sangat lembut. Meski setelah ibu Surmi amati, kepala Prasetyo dan ibu Retno ko.tor oleh lumpur hitam dan aromanya pun khas selokan.

Tanpa berani mengeluhkannya, ibu Surmi hanya memipat hidungnya menggunakan tangan kanan. “Mobil kalian mana? Kalian ke sini pakai mobil, kan?” ucapnya masih sangat lembut.

Tak lama kemudian, kemenakan Prasetyo dan jumlahnya ada enam orang, datang berbondong-bondong. Mereka yang tubuhnya kebanyakan besar, bahkan ada yang besarnya sepadan dengan Prasetyo, lari dan tingkahnya sangat urak.an. Mereka tak segan menabra.k punggung sang nenek.

“Ya ampun kalian ya ...!” kesal ibu Surmi, tapi ia masih bersikap manis demi jaga image di depan menantu kaya rayanya.

“Kalau keadaannya sebobro.k ini, aku beneran mempertanyakan hidup keluarganya Prasetyo. Selama punya Dewi, hidup mereka beneran lebih parah dari pengungsi. Makan diurusin, semuanya diurusin, tapi sekadar urus anak saja, mereka enggak bisa! Jadi, selama ini mereka ngapain saja? Beneran jadi benaluu?!” batin ibu Retno belum apa sudah gedek pada kelakuan keluarga Prasetyo.

Tanpa menjawab sang mama, Prasetyo yang masih jengkel kepada ibu Retno, masuk kontrakan.

Suasana yang kacau balau mirip kapal pecah, menyapa Prasetyo.

“RUMAH SEKO.TOR INI, TAPI PENGHUNINYA CUMA TIDURAN?!” refleks ibu Retno benar-benar tidak tahan dengan keadaan di sana. Apalagi jika ia sudah diajak ke sana dan Prasetyo wajibkan menurut, dengan kata lain, dirinya yang akan menggantikan semua peran Dewi selama ini.

“Cele.ng ... cele.ng! Masa aku yang susah payah jadi nyonya, mendadak terjun bebas jadi pembant.ai lagi?” batin ibu Retno benar-benar nangis batin.

***

“Apa yang terjadi membuatku percaya. Akan ada masanya kita memetik apa yang kita tanam. Akan ada masanya kita merasakan apa itu balasan meski kita belum meninggal!” batin Dewi. Ia tengah mengepel setiap lantai di kediaman mas Abdul.

Alasan Dewi masih bekerja karena ibunya mas Abdul dan juga adik-adiknya, berdatangan. Semuanya sepakat tinggal di rumah besar tersebut. Hingga otomatis, Dewi juga akan memiliki banyak pekerjaan. Akan tetapi untuk kali ini, semuanya ikut beres-beres, khususnya membereskan kamar masing-masing.

“Mas, itu pembantu baru kita, siapa namanya? Si Dewi, ya tadi kamu panggilnya? Dia punya suami kan? Terus, ngapain anaknya yang masih bayi sampai diajak? Dia lagi bermasalah dengan suaminya apa bagaimana, makanya anak-anaknya sampai diboyong semua?” ucap ibu Safangah, dan tak lain mamanya mas Abdul.

Meski mas Abdul belum menjawab, ibu Safangah tetap berkata, “Hati-hati loh Mas. Mama trauma sama pembantu cantik. Cukup bapak kamu saja yang diambil pembantu cantik. Tidak dengan kamu. Apalagi bagi Ibu, kamu satu harga paling berharganya Ibu!”

Tanpa keduanya sadari, Dewi yang sedang mengelap asal keringat di wajahnya menggunakan lengan panjangnya, mendengar ucapan keduanya

“Aku selalu melakukan yang terbaik. Namun sampai sekarang, masih serba aku juga yang disalahkan. Bahkan anak-anakku juga harus menanggungnya,” batin Dewi benar-benar sedih. “Hanya karena kelakuan seorang pembantu, yang lainnya juga kena!”

Air mata Dewi berlinang, tapi Dewi dengan segera mengelapnya. Dewi masuk ke dalam kamar yang ada di dekat dapur. Kamar yang juga menjadi tempat tinggalnya untuk sementara waktu ini, bersama anak-anaknya. Namun lagi-lagi, Dewi juga langsung merapikan barang-barangnya di kamar. Dewi sengaja siap-siap sebelum mendadak diusir seperti yang Dewi dapatkan dari pak Mahmud.

1
Anonymous
jjk
Dewi Eka
Luar biasa
Dewi Eka
Kecewa
Adinda Kusuma
Luar biasa
Nay Nayla
.
Rumah Aman
kok tega sekali ibunya ya..
Rumah Aman
akoh jadik ketawa terus deh ..harusnya nikah baru istrinya muda loh ini dptnya udah menepos hahaha
Yuni Ngsih
tenang wi badai pasti berlalu ,tabahkan hatimu mungkin itu akhirnya kamu akan sucses....🤲🤲🤲
Yuni Ngsih
waduuuuh Thor yg punya ceritra knp ya blm bahagia ,masih trs dapat cobaan smg habis gelap terbitlah terang ....kasian Dewi sm Anak" nya ....🙈🙈🙈 memang kamu Thor yg bikin ceritra greget banget....maju teruuuuus 👍👍👍💪💪💪
Julia Inp
gimn sih thor harusnya di jadikan anak angkat bukan di suruh kawinin
Simba Berry
bagus banget ceritanys.luar biasa.inti cerita ini menyusun konsep..BERAKIT RAKIT KEHULU BERENANG RENANG KETEPIAN BERSAKIT SAKIT DAHULU BERSENANG SENANG KEMUDIAN
Simba Berry
bakar saja kantor polisinya isinya para iblis berbentuk manusia.
Simba Berry
bu sumi ini dari kemarin2 selalu nyusahin hidupnya dewi.pertama memberikan informasih kalau ada yg mesen dagangannya,tapi ternyata yg mesen keluarga manyan suaminya.yg kedua ketika prasetyo mencari alamat rumah dewi dengan alasan minta maaf.dan dengan gampangnya memberitahukan alamatnya.dan sekarang dengan sok perhatian mendatangi prasetyon buat membujuk prasetyo agar bertanggung jawab kepada kedua anak dewi.
Simba Berry
ya3lah..anak baru lahir mau disekolahin.yg benat aja.alif juga masih kecil baru 4 tahun .sekolah apa 4 tahun?
Simba Berry
wanita stres.mau menikabkan suamjnya yg tua bangka sama gadis muda seusia dewi.
Ruzita Ismail
Luar biasa
Ruzita Ismail
Lumayan
Selamet Turipno
inilah cerita paling bodoh yg pernah saya baca
IG : @Rositi92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Selamet Selamet, baru juga baca awal, sudah curhat 😂
total 1 replies
Fida
Luar biasa
Heny
Bagus dewi jng mau di tindas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!