NovelToon NovelToon
Dusk Till Dawn

Dusk Till Dawn

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Oktavianna

Hati Bella merasa terus tersiksa, pernikahannya tidak mendatangkan kebahagiaan dalam hidupnya, ia mencoba kabur tapi...

BRUK...

Tubuh Bella terbanting ke lantai hingga membuatnya jatuh pingsan.

Beberapa bulan kemudian ia kembali bertemu cinta pertamanya dan akhirnya menikah dan hidup bahagia namun, semua tidak berlangsung lama ketika Bella sepenuhnya telah kembali ke dunia gelap, ia dihadapkan ego besar setelah penghianatan suami keduanya.

Akankah pernikahan mereka akan baik baik saja? lalu bagaimana kisah selanjutnya Bella?
Dan rahasia mengerikan apa di balik sosok Bella?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oktavianna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kasih Ibu

"Apa mama yakin?." Kata Edgar terkejut.

"Yakin dong." Balas Bella.

Edgar terkejut ketika sang Ibu mau tinggal bersamanya di kos setelah sekian lama mereka tidak pernah tinggal bersama.

Sebagai anak Edgar tidak bisa menolak pada akhirnya mereka menuju kos tersebut dengan menaiki taksi, di dalam taksi pikiran Edgar sepertinya belum selesai menghapus rasa penasarannya tentang bagaimana sang Ibu bisa memiliki barang bukti yang mampu menjebloskan Desta ke lapas remaja.

"Edgar... ." Panggil Bella.

"ha?." Kata Edgar tersadar dari lamunan.

"Sebelum pulang kita ke supermarket dulu ya." Ajak Bella.

"Ohh.. oke Ma." Jawab Edgar setuju.

Mereka berhenti di supermarket untuk belanja beberapa barang dan bahan masakan lumayan banyak.

Edgar memandangi sosok ibunya yang masih sama, tidak menua sedikitpun dan tetap misterius di matanya.

Dia tidak menyangka bahwa sang Ibu yang akan datang ke sekolah, bukan sang Ayah ataupun Tante Asri.

"Biar Edgar bantu." Kata Edgar membantu membawa belanjaan dari tangan sang Ibu.

Bella mengangguk, kemudian ia memberi tahu Edgar untuk mampir ke penjual es krim dan membeli dua es krim rasa coklat.

"Kita istirahat dulu." Kata Bella, ia menyerahkan satu es krim pada anaknya sambil memberi aba aba memilih kursi untuk duduk.

Ternyata dari kejauhan ada gadis muda yang memotret kebersamaan mereka secara diam diam, kemudian pergi tidak menghabiskan pesanannya.

Edgar tidak menolak es krim coklat dari sang Ibu meski tidak terlalu menyukainya.

"Mama tau kamu tidak terlalu menyukai coklat." Cletuk Bella.

Edgar hanya diam tetap memakan es krim di tangannya.

"Edgar, ternyata kamu orang yang sungkan." Imbuh Bella.

"Kali ini dari mama, gak ada alasan buat nolak." Ujar Edgar.

Bella hanya tersenyum ia menatap dengan sorot mata tajam, salah satu putra kembarnya telah remaja dengan gemas menjitak kening sang putra.

"Kamu ini ada ada saja." Kata Bella.

"Shhh.. Sakit." Protes Edgar.

Ternyata Edgar memiliki sifat lemah lembut asalkan ia tidak lebih dulu di rugikan, berbeda dengan citra di luar sana bahwa putranya dikenal sebagai berandalan di sekolah dan tidak punya masa depan.

Mereka melanjutkan perjalanan ke kos Edgar yang terletak tidak terlalu jauh lagi dari sana. Dalam perjalanan pulang Bella sesekali membuat candaan dan memberi tahu beberapa cerita menarik.

Mereka akhirnya tiba di kos milik Edgar dengan suasana yang sepi dan hening.

"Tunggu, Edgar perlu minta izin Ibu kos." Kata Edgar.

"Izinnya nanti saja, dimana kamar milikmu?." Tanya Bella.

Edgar menujuk lantai atas dan di balas hela napas dari Bella, akibat tangga yang begitu usang dan tua.

Edgar membuka kunci kamar, memasukan barang belanjaan diikuti Bella yang langsung memicingkan mata.

"Kamu betah?." Tanya Edgar.

"Betah, lebih baik daripada rumah Papa, o iya Mama gak bawa baju ganti?." Tanya Edgar.

"Tidak, cuman baju ini." Kata Bella.

Edgar hanya terdiam, sang Mama akan menghabiskan beberapa hari denganya tanpa membawa baju ganti.

"Terus?." Tanya Edgar heran.

"Beli." Jawab Bella sambil menahan tawa.

Bella melihat lihat isi kos, tempatnya bersih dan longgar, sang putra tidak memiliki banyak barang didalamnya membuat Bella sedikit heran.

"Kemana barang barangmu?." Tanya Bella.

"Sebagian Edgar jual." Jawabnya sambil mengganti pakaian di kamar mandi.

Bella kemudian pergi ke dapur sempit mulai memasak beberapa hidangan, sedangkan Edgar akan keluar untuk menemui ibu kos.

Tiba tiba pintu di gedor dengan keras, suara tidak asing di luar adalah Ibu pemilik kos.

Ceklek

Edgar membuka pintu, terlihat sosok wanita paruh baya tersebut berekspresi marah.

"Saya sudah bilang, dilarang membawa pacar ke kamar kos!." Ucap Ibu pemilik kos tersebut, matanya mencari keberadaan prempuan yang ia maksud.

"Tunggu, Buk saya bisa jelasin." Kata Edgar.

Bella yang mendengar hal tersebut langsung pergi menemui.

"Berani beraninya kalian mesum!." Tuduh Ibu kos tersebut tidak memberikan jeda Edgar untuk bicara.

"Anda salah paham, dia Ibu saya." Jelasnya.

"Alasan!." Bentak Ibu kos.

Edgar memahami kenapa Ibu pemilik kos begitu meragukan ucapan dirinya, Edgar sendiri tau jika usaha kos miliknya sempat tutup beberapa tahun karena di anggap sebagai tempat prostitusi dan menyeretnya ke lembaga hukum.

"Permisi Ibu, sepertinya anda salah paham saya benar adalah ibu kandung dari Edgar." Jelas Bella.

"Seharusnya jika berbohong mengakulah sebagai adiknya, itu lebih masuk akal." Kata Ibu kos kembali.

"Lihat ini, ini identitas kami." Ucap Bella memperlihatkan sesuatu di ponselnya.

"Mmm.. APA?," ibu kos tersebut terkejut bukan main,"bukankah kita hanya beda berapa tahun, anda sangat awet muda." Imbuhnya.

"Anda bisa saja." Ucap Bella.

"Kalo begitu saya tenang, tidak akan mengkhawatirkan hal apapun, Edgar sangat beruntung punya Ibu yang cantik." Ucap Ibu kos tersebut mendadak ramah.

"Saya berencana menginap beberapa hari." Jelas Bella.

"Ya, terserah kalian saja." Kata Ibu kos.

Mereka dengan singkat menjadi akrab, mungkin sama sama seorang Ibu keduanya nyambung dengan beberapa hal.

Selesai makan Bella tertidur di sofa, sedangkan Edgar akan pergi kerja paruh waktu di sebuah toko buku, ia pergi begitu saja tanpa berpamitan dengan sang Ibu.

Memang mereka tidak banyak menghabiskan waktu bersama sejak usianya menginjak 6 tahun, Bella tinggal di Jepang setelah pernikahan kedua Ayahnya.

"Whoaaammm." Edgar menguap, ia mulai merasa kantuk terus berdiri.

Tidak terasa waktu menunjukan pukul 21.00 Wib. Edgar selesai dengan pekerjaannya saling mengucapkan sampai jumpa pada rekan kerja lainnya, lalu berjalan pulang ke rumah.

Bella rupanya sudah menyiapkan makan malam di kos, dirinya sedang sibuk menelfon meski dirinya sedang berada di kamar mandi. Beberapa menit kemudian suara pintu kamar mandi terbuka

Ceklek

"BAKA!, Sialan." Suara Bella terdengar emosi masih dengan ponselnya.

"Eh,Kamu sudah pulang, ayo makan malam bersama." Ucap Bella, kemudian menyiapkan piring untuk sang anak.

Di tengah mereka makan, ponsel Bella kembali berdering ia lantas mengangkat telfon tersebut.

"Nani?." Ucap Bella dalam bahasa Jepang, ia juga melanjutkan pembicaraan dengan nada kesal dan sesekali membentak, membuat Edgar terpaku dengan makanan yang masih belum selesai ia kunyah.

"Huffhh..., mendakusai." Kata Bella.

Bella menghela napas menonaktifkan ponselnya kemudian menatap Edgar

"Kenapa, apa Mama bikin takut?." Tanya Bella.

"A.a. Nggak-." Jawab Edgar sedikit gugup.

Keesokan harinya tiba, Bella sudah bangun ia pergi keluar untuk membeli sarapan untuk mereka berdua.

Edgar masih di rumah sedang bersiap untuk mandi namun tiba tiba pintu di ketuk dengan keras.

"Sebentar." Jawab Edgar.

Sambil berjalan ke arah pintu Edgar mengintip terlebih dahulu dari celah lubang kunci.

Niatnya membuka pintu kos diurungkan. Sosok yang sedang berdiri di depan pintu dengan kemeja hitam klimis adalah sang Ayah.

"Buka!." Suara itu lebih keras meminta Edgar segera membuka pintu untuknya.

Edgar tidak menjawab apapun namun, entah bagaimana caranya sang Ayah bisa masuk dengan kunci cadangan.

"Papa mau bicara sama kamu!?" Ucap sang Ayah,"Apa maksudnya ini?." Sambungan melemparkan surat panggilan kesiswaan di sekolah.

Edgar tetap diam, ia tidak mau berbicara dengan laki laki di depannya.

"Dasar berandalan, kamu mau jadi sok jagoan di sekolah?." Tegas sang Ayah.

"Masalah itu udah selesai, Pa, cukup!." Ujar Edgar.

Mas Shaka melihat sekitar mencium aroma parfum wanita, tapi ia tidak melontarkan kalimat apapun.

"Kemasi barang barang kamu, kita pulang, cukup acara nge kos sampai disini." Perintah Mas Shaka.

Edgar menolak mentah mentah, menjadi perdebatan keduanya, sampai Edgar mengatakan hal yang tindak pantas pada sang Ayah membuatnya terkena satu pukulan di wajah.

"Aku bukan Gevano, Pa, yang selalu Papa banggain!." Ucap Edgar.

Bella muncul di tidak lama kemudian, ia terkejut dengan apa yang ia lihat.

"Edgar... ." Kata Bella berlari menghampiri putranya yang meringis kesakitan.

"Be.bel.la." Ucap Mas Shaka terkejut, sang istri sudah berada di hadapannya.

"Jadi ini cara kamu mendidik anak anak?." Tanya Bella.

Bella melihat sisi wajah putranya meyakinkannya jika semua akan baik baik saja.

"KELUAR!." Bella berdiri membentak laki laki yang mematung tanpa kata

Kedua orang tuanya terlibat cek cok pada akhirnya, Mas Shaka menyalahkan Bella sebagai istri yang egois sedangkan Bella merasa tindakan suaminya salah.

"Aku cuman ngasih pelajaran, supaya dia punya masa depan!." Kilah Mas Shaka.

"Masa depan seperti apa yang kamu mau, dengan nyiksa anak kaya gini?!." Bantah Bella.

Sampai akhirnya tubuh Mas Shaka di dorong keluar untuk meninggalkan tempat itu, Bella juga memperingatkan dirinya agar tidak menyentuh putranya lagi.

1
Bowo
Bagus
Bowo
wau sangat unik dan seru cerita nya
Subaru Sumeragi
Thor, aku sudah tidak sabar untuk baca kelanjutannya!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!