Zona Kpop, aktor korea, yang gak suka silahkan skip, daripada meninggalkan jejak hate!
"Aku akan membuat mu lepas dari cengkraman ibu tiri mu, dengan satu syarat."
"Apa syarat nya?"
"Kau harus menjadi partner ranjang ku,"
Azzendra Grew Nicholas, pria muda berusia 29 tahun seorang CEO yang menjebak seorang gadis untuk menjadi partner ranjang nya.
Wenthrisca Liu atau akrab di sapa Ica, terpaksa menerima penawaran gila Zen demi bisa bebas dari jeratan ibu tiri nya.
Bagaiamana kisah mereka selanjutnya? simak disini.
Karya real hanya ada di Noveltoon/Mangatoon, selebih nya Fake/plagiat, happy reading❤️
Edit cover by KINOSANN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Zen mendekap tubuh polos sang gadis, tangan nya bergerak naik turun mengusap punggung Ica, mereka baru saja menyelesaikan penyatuan mereka malam ini.
"Dad.."
"Iya sayang, kenapa? Mau lagi?" Tanya Zen, pasalnya tadi gadis itu meminta tambahan ronde setelah Zen meraih pelepasan pertama nya.
"Enggak deh Dad, lemes.."
"Ya kali kamu mau lagi, terus kenapa sayang?" Tanya Zen, bibir nya terus mengecupi puncak kepala Ica yang sedang bersandar manja di dada nya.
"Eemmm, dimana orang tua Daddy?" Tanya Ica lirih.
"Kenapa bertanya seperti itu sayang? Kamu tak nyaman?"
"Ica cuma pengen tau aja, Dad. Soalnya belum pernah liat.." Jawab Ica.
"Mereka udah gak ada By, mereka kecelakaan saat aku masih berusia 14 tahun." Jawab Zen.
"Kecelakaan?"
"Iya By, kecelakaan yang sudah di setting oleh seseorang. Karena Papa, biasanya sebelum pergi selalu mengecek kendaraan nya, tapi kenapa polisi menyatakan kalau rem nya blong, dan saat aku cek sendiri, benar kabel rem nya putus." Jelas Zen.
Ica diam mendengarkan cerita Zen dengan seksama.
"Dan kamu tau By? Mama saat itu sedang hamil besar, jadi orang itu telah membunuh tiga nyawa sekaligus."
Zen menghentikan usapan tangan nya di punggung sang gadis, membuat gadis itu mendongak menatap wajah sendu Daddy nya.
"Maaf kan Ica, kalau pertanyaan Ica buat Daddy sedih."
"Tak masalah sayang, kamu berhak tau. Karena kamu bagian dariku saat ini." Jawab Zen, dia mengusap wajah cantik gadis nya dengan lembut.
"Ica laper Dad, pengen makan seblak, boleh gak?"
"No, gak sehat.." Jawab Zen, dia bangkit dari rebahan nya dan menatap Ica dengan datar.
"Ayolah Dad, jangan gitu. Sekali-kali makan makanan gak sehat gapapa kali.." Rengek Ica, bibir nya mengerucut lucu.
"Mau beli dimana?" Tanya Zen akhirnya, dia meraih ponsel melihat jam yang masih menunjukan pukul 7 malam.
"Ica punya langganan warung seblak Dad, rasanya enak banget."
"Bersiap lah, pake baju tertutup ya udara nya dingin.." Ucap Zen, membuat Ica mengangguk antusias.
Dia meraih bathrobe dan segera memakai nya, dia membersihkan tubuh nya terlebih dulu dari sisa-sisa keringat hasil penyatuan berjam-jam.
Sedangkan Zen, dia berusaha menghubungi Bimo. Padahal yang di hubungi sedang tepar di bar, dia mabuk berat hingga tak sadarkan diri.
"Kemana asisten menyebalkan itu? Hiss, dia selalu menghilang saat di butuhkan." Zen menggerutu saat panggilan ke 10 pun tak kunjung di angkat.
"Mati saja kau Bimo,"
"Hehh, gak boleh gitu Dad gak baik.."
"Si Bimo menyebalkan By.."
"Ya walaupun menyebalkan, dia tetap asisten kepercayaan Daddy kan?" Tanya Ica.
"Ya iya juga sih.." Jawab Zen sambil menggaruk tengkuk nya.
"Mandi sana, bersihin tuh terong ungu nya, bau anyir nanti di kerubutin semut."
"Iya sayang ku.." Zen menuyel-uyel pipi gembul gadis nya dengan gemas.
"Ica gak kasih jatah seminggu ya Dad.." Ancam Ica, membuat Zen menghentikan ulah nya dan pergi ke kamar mandi.
"Pria itu selalu bisa membuat aku kesal, uhh pipi ku sayang.." Gumam Ica sambil mengusap-usap pipi nya yang memerah.
Ica memakai pakaian serba hitam, juga Zen yang memakai pakaian senada.
"Hitam-hitam kayak mau ke pemakaman Dad.." Ucap Ica sambil terkekeh.
"Kamu yang ngikutin Daddy, pake warna hitam."
"Heh, pake baju nya juga duluan Ica. Mana Ica tau kalau Daddy mau pakai baju hitam juga.." Ketus Ica dengan mata yang mendelik sebal.
"Yaudah deh gapapa, ayo kita berangkat. Jadi gak nih beli seblak nya?"
"Jadi dong.." Jawab Ica antusias, lalu menarik tangan Zen keluar dari kamar.
"Pelan-pelan jalan nya By, kamu bisa tergelincir nanti."
"Bawel banget Daddy ih, kayak cewek aja."
"Apa kamu bilang? Gak mau tau, pokok nya Daddy ngambek."
"Ihh ngambekan.." Cibir Ica, membuat Zen menghentikan langkah nya dan berbalik lagi memasuki mansion.
"Daddy ih, jangan marah.."
"Daddy.." Ica menghalangi jalan Zen dengan merentangkan tangan nya.
"Dad, Ica cuma becanda. Ica tau, Daddy gitu karena sayang sama Ica kan? Maafin Ica ya Dad.." Bujuk Ica, raut wajah nya di buat sememelas mungkin.
"Itu tau By, harus nya kamu bisa ngerti kalau Daddy protektif jagain kamu, itu semua ada alasan nya sayang."
"Iya Dad, maafin Ica ya?" Zen menganggukan kepala nya, pria itu tersenyum manis menatap sang gadis.
"Yee makasih Daddy.."
cupp...
Zen mematung, baru saja gadis nya mencium pipi nya kan? Bahkan kecupan lembut nya masih terasa.
"Ayo Dad.."
"Iya sayang.." Zen berjalan menyusul Ica yang sudah keluar mansion.
...
🌷🌷🌷
Yeayy sosweet💜💜
Emg mo di gagahi waktu M?