Mampuhkan sesosok wanita muslimah itu menaklukkan hati suaminya yang berhati dingin melalui doa malam nya, berhasilkah atau sebaliknya yang akan terjadi di dalam pernikahan mereka hasil perjodohan itu.
Dan bagaimana kelanjutannya ikuti terus kisahnya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda sri ana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29.
Setelah mengatakan semuanya Laila kini pun kembali diam begitu pun dengan dewa, mereka dengan fikiran masing masing.
" Kalo gitu saya kekamar dulu sudah malam.” ujar Laila dengan tiba tiba setelah terdiam begitu lama.
" Hemm, silakan."hanya itu jawaban dari dewa dan Laila hanya menghela napas kasar, setelah itu berjalan ke arah kamar meninggalkan dewa sendirin di ruang tamu.
Ntah kenapa sejak Laila menjelaskan semuanya kepada dirinya dewa hanya diam saja, seperti ada yang membuat Dewa sulit berkata kata tapi belum membuat ia yakin 100% yakin apa yang ia fikirkan itu.
Sedangkan Laila setelah sampai di kamar ia melihat ke arah Humaira yang masih tertidur dengan pulas setelah meminum susu hingga kenyang, Jadi tidak terbangun sama sekali kalo perut sudah terisi dengan full.
Karena melihat Humaira yang masih tertidur Laila pun mengambil kesempatan buat melaksanakan salat isya berjamaah terlebih dahulu sebelum tidur malam. karena waktu juga sudah menunjukkan pukul 21.00 malam hari karna tadi berbicara dengan dewa panjang lebar jadi gak sempat sholat tepat saat adzan isya.
Dan selesai mengambil air wudhu laila akhirnya mengerjakan salat isya sendirian di samping tempat tidur Humaira berbaring.
Dengan khusyuk Laila mengerjakan salat sendirin karna sang suami masih belum bisa aja ajak buat menjadi imam shalat seutuhnya.
Setelah selesai salat dan berdoa, Laila pun langsung membaringkan tubuhnya di samping Humaira yang sedang tertidur dengan pulas,namun sebelum itu Laila membuka hijabnya terdahulu sebelum memulai tidur, karena biasanya Laila tertidur memakai hijab karena masih was-was dengan adanya Dewa masuk kedalam kamarnya. dan malam ini pintunya sudah ia kunci dan merasa aman jadi bisa ia membuka hijabnya agar tidak kepanasan.
Bukannya lagi tidak ingin memperlihatkan auratnya terhadap Dewa yang notabenya suaminya sendiri, namun karena Dewa belum menerima ia seutuhnya, makanya ia membatasi interaksi dan tidak pernah membuka atau memakai baju tanpa lengan di depan Dewa. Itulah alasan salah satu lainnya enggan membuka bijaknya di depan Dewa, namun tanpa Laila ketahui Dewa sudah pernah melihat Laila tanpa hijab, itupun hanya melihat belakangnya saja, yang berambut panjang, saat dewa pulang kerja namun Laila yang tidak menyadari hal tersebut saat itu.
Sedangkan di kamar Dewa sendiri, terlihat di balkon kamar Dewa sedang menghubungi seseorang dengan percakapan yang begitu serius.
"Sekarang saya minta kamu mencari asal usul dari nama bayi yang sudah saya kirimkan di nomor whatsApp kamu, dan besok pagi sudah ada laporan itu di meja kerja saya.” Dan setelah mengatakan hal tersebut Dewa pun langsung mematikan ponselnya, lalu melihat ke arah luar pada malam hari,dimana waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 malam. namun masih begitu ramai di jalanan dari lantai atas tempat di mana apartemen Dewa berada.
"Entah kenapa rasanya balita tersebut tidak asing wajahnya dan seseorang namun aku lupa, ntah Diman aku melihatnya." lirih dewa dalam hati,sambil memikirkan,namun tetap tidak ingat sama sekali.
"Semoga saja dia dapat menemukan identitas lengkap Balita tersebut beserta orang tuanya yang begitu tega membuang bayi selucu itu, sambil membuang nafas dengan kasar dan memejamkan matanya ke atas dengan kedua tangan yang berpegangan dengan besi penyangga yang berada di depannya.
Lalu Tak lama kemudian Dewa pun masuk ke dalam kamar karena udara di luar terasa sangat dingin, apalagi ini hanya memakai baju lengan pendek.
Dan menutup pintu balkon tersebut, lalu mengambil air putih yang berada di atas nakas, dan meneguknya hingga habis dan meletakan kembali gelas tersebut di atas meja,dan berjalan ke arah kasur mewahnya. kenapa rasanya malam ini Dewa begitu sangat lelah dan mengantuk, tidak seperti biasanya yang terkadang bisa tertidur tengah malam, bukan di jam awal-awal seperti ini.
Setelah itu dilakukan membungkus tubuhnya menggunakan selimut untuk menghalang dengan yang menusuk di kulitnya, dan tak beberapa lama kemudian Dewa pun sudah tertidur dengan begitu pulas apalagi dengan selimut yang membungkus dirinya membuat ia bertambah begitu nyaman.
keesokan harinyaSuara kicauan burung yang berterbangan di angkasa dengan bebas,apalagi udara pagi masih begitu asri dan bersih tanpa adanya campuran dengan debu dan asap dari kendaraan yang sama sekali belum beraktivitas.
Embun pagi masih membasahi daun yang baru tumbuh dengan subur.
Terlihat juga Laila yang sedang memasak di dapur dengan cekatan mengolah bahan masakan tersebut menjadi makanan yang begitu lezat untuk sarapan pagi hari ini bersama keluarga kecilnya.
Laila juga memasak bubur buat Humaira, karena bayi tersebut sudah bisa makan nasi namun harus di haluskan.
Dan pagi ini Laila bikin menu bubur hati ayam dengan sayur brokoli dihaluskan untuk makanan Humaira tersebut.
Dan tak beberapa lama kemudian makanan itu telah selesai di masak dan ia letakkan di atas meja makan, beserta makanannya buat.
Lalu Laila pun berjalan ke arah kamar untuk memandikan Humaira sekaligus ia membersihkan diri, karena akan berangkat kerja hari ini. pasalnya kemarin sudah tidak masuk pengajar dan tidak mungkin ia izin lagi untuk yang kedua kalinya tanpa alasan yang tidak jelas.
"Selamat pagi Humaira bunda, sudah bangun anak bunda yang cantik ini." tutur Laila pada Humairah yang saat itu tersenyum kepada dirinya, dan sudah terbangun namun masih berada di atas kasur.
" Unda unda Andi ya." ucap cedal balita tersebut saat mendengar sang bunda mengajak dirinya untuk mandi bersama. Humaira paling senang kalau diajak bermain di air, bisa satu jam lebih kalau Humaira mandi, bukannya membersihkan diri, namun hanya bermain-main saja dengan air sabun mandinya. Terkadang kalau Laila ada waktu untuk datang ke panti asuhan, dan memandikan Humaira, namun malah dirinya yang dibuat basah oleh kelakuan Humaira,yang terlalu senang bermain dengan air.
"Baiklah anak bunda mari kita mandi ya supaya anak bunda yang comel gemesin ini tambah cantik oke sayang." dan mencium Pipi tembem memairah dengan gemas dan menguyel uyel seperti bakpao saking tembem nya.
Dan setelah itu, Laila pun membawa Humaira tersebut ke dalam kamar mandi serta Laila yang membawa baju lengkap beserta hijabnya,agar tidak repot nantinya.
Dan apa yang dibilang oleh Laila, balita tersebut bukannya mandi malah bermain air dengan menepukkan tangannya di atas permukaan air dengan gembira, membuat Laila habis basa semua bajunya. Untung saja ia belum mandi, kalau tidak mungkin baju seragam gurunya sudah basah total karna ulah balita tersebut.
Dan selesai membersihkan Humaira, ini gantian Laila yang membersihkan dirinya sendiri dengan cepat, karena kalau tidak balita yang asik bermain air akan masuk angin karena terlalu lama berendam dalam bak bayi itu.
.....
Haaii Author , salam kenal
Jangan lupa mampir ya 💜