Pada tahun 2050, bumi dilanda kekeringan dan suhu ekstrem. Keitaro, pemuda 21 tahun, bertahan hidup di Tokyo dengan benteng pertahanan anti-radiasi. Namun, tunangannya, Mitsuri, mengkhianatinya dengan bantuan Nanami, kekasih barunya, serta anak buahnya yang bersenjata. Keitaro dibunuh setelah menyaksikan teman-temannya dieksekusi. Sebelum mati, ia bersumpah membalas dendam.
Genre
Fiksi Ilmiah, Thriller, Drama
Tema
1. Pengkhianatan dan dendam.
2. Kekuatan cinta dan kehilangan.
3. Bertahan hidup di tengah kiamat.
4. Kegagalan moral dan keegoisan.
Tokoh karakter
1. Keitaro: Pemuda 21 tahun yang bertahan
hidup di Tokyo.
2. Mitsuri: Tunangan Keitaro yang mengkhianatinya.
3. Nanami: Kekasih Mitsuri yang licik dan kejam.
4. teman temannya keitaro yang akan
muncul seiring berjalannya cerita
Gaya Penulisan
1. Cerita futuristik dengan latar belakang kiamat.
2. Konflik emosional intens.
3. Pengembangan karakter kompleks.
4. Aksi dan kejutan yang menegangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifky Aditia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5: KEMAMPUAN KHUSUS
1 minggu telah berlalu setelah pertemuan keitaro dengan kenta, malam itu, Keitaro duduk di gubuk sederhananya sambil memandang layar sistem mengambang yang menampilkan sebuah tanda di bawah misi utama
"Mengumpulkan 1 miliar yen,"
Tiba tiba muncul sebuah misi tambahan:
"Misi tambahan: Rekrut 1 orang untuk membuat tim. Hadiah: Kemampuan khusus."
Keitaro membaca misi tersebut dengan mata menyipit. "Kemampuan khusus? Apa maksudnya?" gumamnya sambil mencoba menyentuh layar tersebut.
Namun, sebelum Keitaro bisa berpikir lebih jauh, teleponnya berdering, menampilkan nama Kenta di layar.
"Keitaro," suara Kenta terdengar tegas. "Aku sudah menjual semuanya. Rumahku, mobilku, dan barang-barang berhargaku, bahkan koleksi gitar yang aku cintai. Apa langkah selanjutnya?"
Keitaro tersenyum. "Baiklah, temui aku di Taman Hamarikyu"
Kenta setuju dan segera menuju ke taman tersebut untuk bertemu dengan Keitaro.
Setelah Kenta berhasil menjual semua asetnya, termasuk rumah, mobil dan barang barangnya ia mengumpulkan 150 juta yen. Ia kemudian menyerahkan seluruh uang tersebut kepada Keitaro. Keitaro, terkejut dengan kepercayaan Kenta, bertanya, "Apakah kamu benar-benar mempercayaiku? Aku bisa saja menipumu." Kenta tertawa dan menjawab, "Aku yakin kamu orang baik, Keitaro. Aku percaya padamu." Dengan rasa terima kasih, Keitaro menerima uang tersebut.
Sistem kemudian mengonfirmasi bahwa misi sampingan "rekrut 1 orang untuk membuat sebuah tim" telah selesai dan sistem memberikan hadiah berupa kemampuan untuk melihat aura kejujuran seseorang. Aura ini menunjukkan niat seseorang terhadap Keitaro:
Ungu pekat: Menandakan niat buruk.
Putih bersih: Menandakan niat baik.
Keitaro mencoba kemampuan itu pada Kenta dan melihat aura putih bersih, menandakan niat baik. Ia tersenyum, dan ketika Kenta bertanya, "Ada apa?", Keitaro menjawab, "Aku hanya merasa senang."
Keitaro mengajak Kenta ke gubuknya yang sederhana untuk membahas rencana mereka dalam mencari sisa uang yang dibutuhkan. Kenta setuju tanpa ragu dan mengikuti Keitaro.
Di dalam gubuk tersebut, Keitaro mulai menjelaskan kepada Kenta bagaimana dia berhasil mengumpulkan 500 juta yen sebelumnya. Ia bercerita bahwa dirinya bertaruh semua uang yang dimilikinya pada balapan kuda, memilih kuda nomor 4 sebagai pemenang. Keitaro mengungkapkan bahwa ia bisa menang karena mengetahui hasil balapan tersebut dari kehidupannya sebelumnya.
Mendengar cerita itu, Kenta memberikan saran. "Kalau begitu, kenapa kita tidak melakukan hal yang sama? Kamu bisa memanfaatkan informasi dari kehidupanmu sebelumnya untuk memenangkan taruhan lagi."
Keitaro memikirkan usulan itu sejenak, lalu menjelaskan, "Di Kehidupan sebelumnya, aku sebenarnya tidak tertarik dengan perjudian. Aku hanya tahu tentang kuda nomor 4 karena banyak orang membicarakannya. Mereka bilang kuda itu seperti memiliki kekuatan aneh."
Kenta mengangguk, memahami penjelasan Keitaro. "Jadi, kamu mengetahui nya hanya karena kebetulan saja ya?. bagaimana kalau kita mencoba investasi di pasar saham? Kau mungkin tahu perusahaan yang akan sukses di masa depan."
Keitaro menghela napas, menggeleng pelan. "Itu ide yang menarik, Kenta, tapi saham membutuhkan waktu untuk menghasilkan keuntungan, dan waktu adalah hal yang tidak kita miliki sekarang."
Kenta mengangguk memahami. "Baiklah, kalau begitu bagaimana kalau kita mencari barang antik atau koleksi? Kadang ada barang yang terlihat tidak berharga, tetapi sebenarnya bernilai tinggi. Kau pasti tahu sesuatu dari kehidupanmu sebelumnya."
Keitaro tersenyum tipis. "Aku paham maksudmu, tapi itu juga berisiko. Kita bisa saja salah menilai barang, dan uang kita akan habis begitu saja."
Kenta tak menyerah. "Kalau begitu, bagaimana kalau kita menawarkan jasa kepada pemilik bisnis lokal? Kita bantu meningkatkan penjualan mereka, lalu mendapatkan komisi."
Keitaro kembali menggeleng. "Ide itu bagus, Kenta, tapi untuk mendapatkan kepercayaan mereka, kita butuh waktu. Dan sekali lagi, kita tidak punya waktu sebanyak itu."
Kenta bersandar, berpikir sejenak sebelum berbicara lagi. "Bagaimana kalau kita mengikuti kompetisi berhadiah? Ada banyak lomba lokal yang hadiahnya cukup besar."
Keitaro tertawa kecil, lalu menjawab, "Kemungkinan menang di kompetisi itu kecil. Belum lagi, kita harus mempersiapkan diri, dan itu akan memakan waktu. Terlalu berisiko, Kenta."
Kenta menghela napas, tetapi tetap mencoba memberi saran. "Kalau begitu, bagaimana kalau kita mencoba dunia hiburan? Aku bisa memainkan gitar, dan mungkin kau bisa tampil dengan sesuatu yang menarik perhatian orang."
Keitaro memandang Kenta dengan rasa terima kasih, tetapi tetap menggeleng. "Aku menghargai idemu, Kenta, tetapi dunia hiburan tidak menjamin penghasilan cepat. Kita bisa saja gagal menarik perhatian, dan itu hanya akan membuang waktu kita."
Kenta menunduk sebentar, berpikir lebih keras. "Baiklah, Keitaro. Aku hanya ingin membantu. Kalau kau punya ide lain, aku akan mendukungmu."
Keitaro terdiam sejenak memikirkan saran saran dari kenta, dia tertuju kepada saran kenta tentang barang antik. tiba-tiba matanya berbinar. "Tunggu! Aku ingat sesuatu!" seru Keitaro. "Di Kehidupanku sebelumnya, akan ada lelang yang diadakan dua hari lagi! Mereka melelang barang-barang rongsokan, tapi sebenarnya itu barang-barang mahal dengan nilai tersembunyi."
Mata Kenta berbinar mendengar kabar itu. "Kalau begitu, itu peluang kita!" katanya penuh semangat.
Keitaro mengangguk, antusias. Mereka segera mulai merencanakan strategi untuk memanfaatkan lelang tersebut demi mendapatkan keuntungan besar dan mendekati tujuan mereka.