Tidak seperti namanya yang berarti Ratu, Queen selalu menjadi wanita yang tidak pernah diratukan oleh pria yang dicintainya. Daniel, cinta pertamanya yang sudah empat tahun ia perjuangkan cintanya tidak pernah membalas cintanya. Begitu pun dengan Kevin yang sudah berstatus sebagai suaminya. Bahkan Kevin dengan teganya merencanakan pernikahan di saat dirinya masih mengandung anak mereka walau status pernikahan mereka hanyalah sementara.
Tak ingin hatinya semakin terluka akibat pernikahan mereka yang akan berujung perpisahan membuat Queen memilih pergi meninggalkan Kevin sebelum melahirkan. Kepergian Queen dari hidup Kevin berhasil membuat Kevin menyadari arti hadirnya Queen dalam hidupnya selama ini dan membuat Kevin menyesal karena terlambat menyadari perasaannya.
Penyesalan Kevin pun tiada guna karena Queen telah pergi dari hidupnya bersama pria yang siap memberikan seluruh hati dan hidupnya hanya untuk Queen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maafkan aku
"Aku ada di sini." Ucap Marvel yang baru saja masuk ke dalam ruangan dengan membawa sebuah paper bag di tangannya. Tak berbeda dengan Dio, Marvel yang sudah berada dekat dengan Kevin pun turut terkejut melihat Kevin yang tengah menahan rasa sakit saat ini. "Ada apa denganmu?" Tanya Marvel.
"Perutku tiba-tiba terasa mulas dan sakit sekali. Entah mengapa aku merasa jika Queen saat ini akan melahirkan." Ucap Kevin mengeluarkan isi pemikirannya.
"Apa?!" Ucap Dio dan Marvel berbarengan. "Queen akan melahirkan?" Lanjut mereka kemudian masih berbarengan.
Kevin mengangguk membenarkan. "Aku memiliki firasat yang kuat untuk itu. Aku bahkan bisa merasakan sakit yang sedang Queen rasakan saat ini." Ucap Kevin sedikit tergagap karena kini sakit di perutnya semakin terasa lebih kuat.
*
Suara tangisan bayi yang terdengar cukup keras memecah keheningan malam di ruangan perawatan Queen. Mirza yang baru saja terlelap pun seketika membuka kedua kelopak matanya kembali saat mendengar suara tangisan bayi Queen yang baru saja lahir ke dunia beberapa jam yang lalu. Mirza segera bangkit dari sofa lalu berjalan ke arah box bayi. "Sepertinya dia haus." Ucap Mirza lalu dengan hati-hati mengangkat tubuh bayi Queen dan meletakkan di samping tubuh Queen.
"Terimakasih, Kak." Ucap Queen seraya tersenyum pada Mirza.
"Sama-sama. Kalau begitu Kakak keluar dulu." Ucap Mirza karena Queen ingin menyusui bayinya.
"Tidak perlu keluar, Kakak bisa duduk di sana saja dan menatap ke arah lain bukan?" Ucap Queen.
Mirza tersenyum mendengarnya lalu mengangguk. Ia pun segera beranjak dari sisi Queen dan kembali duduk di atas sofa.
Cukup lama Queen menyusui bayinya hingga akhirnya bayi mungil itu pun kembali terlelap. Mirza pun segera bangkit dari duduknya dan kembali meletakkan bayi Queen di dalam box bayi.
"Maaf karena aku telah banyak merepotkan Kakak." Ucap Queen merasa sungkan pada Mirza.
"Kau berbicara apa, hem?" Tanya Mirza lalu sebelah tangannya pun terulur mengusap rambut Queen. "Kau tahu jika aku tidak pernah merasa direpotkan olehmu. Aku bahkan merasa senang jika aku bisa selalu ada untukmu kapan pun kau membutuhkanku." Ucap Mirza dengan tulus.
Queen tertegun mendengarnya. Ia pun hanya bisa membalas ucapan Mirza dengan tersenyum.
"Apa kau tidak ingin memberitahu Kevin tentang kelahiran putra kalian?" Tanya Mirza.
Queen menggeleng. "Tidak untuk saat ini. Aku akan memberitahukannya beberapa hari lagi di saat surat itu sudah selesai." Ucap Queen penuh maksud.
Mirza yang paham maksud ucapan Queen pun hanya bisa mengangguk. Ia tidak ingin terlalu banyak memberi saran yang nantinya bisa saja menjadi beban pemikiran oleh Queen. Apa lagi saat ini Queen baru saja melahirkan dan tidak boleh banyak pikiran.
"Tidurlah kembali selagi bayimu sudah tertidur." Ucap Mirza.
Queen mengangguk. "Kakak juga tidurlah. Hari ini pasti cukup melelahkan untuk Kakak." Balas Queen.
"Baiklah." Balas Mirza lalu segera kembali ke arah sofa.
Dari atas ranjang Queen menatap wajah Mirza yang sudah terlelap. "Terimakasih atas setiap kebaikan Kakak. Aku dapat merasakan ketulusan Kakak selama ini, namun maaf, saat ini aku tidak bisa memberikan apa pun selain ucapan terimakasih untuk Kakak." Gumam Queen.
Sementara di kota yang berbeda, Kevin terlihat tengah menatap kosong ke depan dengan pemikiran yang sudah melayang pada sosok yang kini sudah jauh darinya.
"Apa benar saat ini Queen sudah melahirkan? Apa bayi kami saat ini sudah hadir di dunia ini?" Pertanyaan itu terus saja berputar di benak Kevin. Entah mengapa ia merasa yakin jika saat ini Queen sudah melahirkan bayi mereka. "Maafkan aku Queen... maaf jika aku tidak ada di sampingmu di saat kau berjuang melahirkan anak kita." Kepala Kevin tertunduk dengan rasa penyesalan yang teramat besar di dalam dadanya. Kevin tak dapat membayangkan betapa sakitnya Queen berjuang antara hidup dan mati untuk anak mereka tanpa ada dirinya disampingnya. "Sekali lagi maafkan aku, Queen..." lirih Kevin.
Malam itu Kevin tidak sedikit pun memejamkan matanya dan terus larut dalam pemikirannya tentang Queen dan bayang-bayangan bayi mereka. "Maafkan Daddy karena telah menyia-nyiakanmu dan Mommy, Boy." Gumam Kevin tertuju pada bayinya yang ia yakini berjenis kelamin laki-laki.
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, gift dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Queenara update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Kita Harus Menikah!🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
kepin bakal balik lagi ke Quee