Langit yang sangat mencintai Monica merasa tidak bisa melupakannya begitu saja saat Monica dinyatakan meninggal dunia dikarenakan kecelakaan yang tiba-tiba. Diluar dugaan, arwah Monica yang masih penasaran dan tidak menerima takdirnya, ingin bertemu dengan Langit. Dilain tempat, terdapat Harra yang terbaring koma dikarenakan penyakit dalam yang dideritanya, hingga Monica yang terus meratapi nasibnya memohon kepada Tuhan untuk diberi satu kali kesempatan. Tuhan mengizinkannya dan memberinya waktu 100 hari untuk menyelesaikan tujuannya dan harus berada di badan seorang gadis yang benar-benar tidak dikenal oleh orang-orang dalam hidupnya. Hingga dia menemukan raga Harra. Apakah Monica berhasil menjalankan misinya? apakah Langit dapat mengenali Monica dalam tubuh Harra?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S.Prayogie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34 : WAJAHMU
..."Jika aku harus melupakanmu, tentu saja tidak semudah itu. Bahkan kicauan burung dan hembusan angin pun seluruhnya mengingatkan aku tentangmu"...
...----------------...
Monica berjalan kesana kemari didalam kamar Harra yang tampak kosong karena pemiliknya telah pergi sedari pagi. Monica mengedarkan pandangan keseluruh kamar Harra untuk mencari hal yang bisa menjadi jawaban atas segala kerisauannya.
"Apakah dugaanku benar? Atau kah hanya sebuah kebetulan" Gumam Harra sambil menggigit kuku jari tangannya.
"Afra?? Hmm-- Dia termasuk yang baru dalam hal ini. Kalau tidak salah, belum genap dua tahun sejak dia dipilih. Oleh karena itu dia memiliki banyak tugas"
Kata-kata malaikat maut yang bernama Jonas terus terngiang di pikiran Monica.
"Jika benar apa yang dikatakan Jonas, maka Afra meninggal belum lama ini. Dan jika perkiraanku benar, maka Afra adalah--" Monica menghentikan gumamannya saat matanya melihat kalung Harra yang disimpan diperhiasan kaca didekat meja riasnya.
Kalung itu memiliki liontin yang besar, seperti model kalung antik lama yang dapat menyimpan foto didalamnya. Monica tau Harra sangat menjaga kalung itu dan sesekali menatapnya dengan pandangan kesedihan bercampur kerinduan.
"Akhhhh-- Kepalaku mau pecah. Apa yang harus aku lakukan? Aku harus memastikan ini semua, namun waktuku tidak banyak. Urusanku saja belum selesai. Tapi-- Jika ini berkaitan dengan Harra, aku harus menemukannya" Gumam Monica sembari menatap liontin besar dikalung itu.
"Aku harus menemui Jonas lagi untuk membantuku" Dalam sekejap Monica menghilang dari kamar Harra untuk pergi mencari Jonas.
...----------------...
Disirkuit tampak tim yang sedang melakukan pengecekan motor milik Langit, sementara Langit memandangnya sambil duduk di sofa. Tiba-tiba dari arah belakang, seseorang menyodorkannya sekaleng minuman soda dingin yang tentu saja membuat Langit terkejut.
Langit menolehkan kepalanya dan terlihat Harra yang berdiri dengan kacamata besarnya.
"Ambil atau aku buang?" kata Harra dengan nada angkuh khas dirinya.
Langit tersenyum kecil melihat tingkah Harra yang sepertinya dia sudah mulai terbiasa dengan hal itu.
"Buang aja" kata Langit dengan singkat dan kembali menatap depan.
Harra memandang Langit seketika saat mendengar jawaban Langit dengan dahi berkerut. Dia menghembuskan nafas berat dan melemparkan kaleng minuman begitu saja ke pangkuan Langit yang membuat Langit terlonjak kaget.
"Sorry, aku kira tempat sampah" kata Harra sambil berlalu pergi dan mendatangi Coach Darma dan tampak melakukan perbincangan.
"Wahh-- Cantik sih-- Tapi mulutnya sampah" kata Khrisna sambil menggelengkan kepalanya dan duduk disebelah Langit.
"Apa bedanya sama Bella" jawab Langit singkat sambil melirik Khrisna.
"Bella-- Hmm-- Jauh lebih cantik dan tajir Harra sih. Beda jauh. Tapi kalo mulutnya yaa 11 12 lah" kata Khrisna sambil mengangkat bahunya.
"Ngomong sekali lagi coba. Aku rekam" kata Langit sambil mengeluarkan ponselnya.
"Dasar babi" kata Khrisna sambil menepis ponsel Langit.
Langit tertawa melihat tingkah Khrisna.
"Kamu-- Nggak jatuh cinta sama dia kan?" tanya Khrisna sambil menatap wajah Langit.
Langit yang terkejut dengan pertanyaan Khrisna langsung menoleh dan menatap wajah Khrisna yang tampak serius dengan pertanyaan yang baru saya diucapkannya. Langit terdiam sejenak.
"Hah?-- Nggak-- Nggak lah" kata Langit tampak canggung dengan ucapannya.
"Isshh-- Hmmm---" Khrisna memicingkan matanya sambil menatap wajah Langit. Tampak tidak yakin dengan jawaban Langit.
"Kagak bro-- Yaa kali aku suka sama cewek yang---" kata-kata Langit terputus saat dia melihat Harra.
Rambut panjang ikal Harra tertiup angin, membuat fitur samping wajahnya terlihat jelas. Harra tampak tersenyum, namun senyuman itu yang membuat Langit terdiam sesaat. Senyuman itu mirip sekali dengan senyuman Monica. Langit terkejut dan membelalakkan matanya.
"Monica--" Gumam Langit dengan nada pelan.
"Gila-- Iya mirip Monica sekilas" Khrisna pun juga mengatakan hal yang sama.
Khrisna terdiam dan menatap Langit yang masih terbelalak kearah Harra. Hati Langit terasa berdegup dan sesak. Bagaimana bisa wanita yang memiliki kepribadian sangat berbeda dengan Monica tampak terlihat mirip dengan wanita yang sangat dicintainya itu.
Langit segera berdiri dan pergi kearea belakang garasi yang membuat Khrisna kebingungan menatap Langit.
"Kok bisa ya?" Khrisna bergumam kebingungan.
"Itu tadi Monica loh-- Monica sahabatku-- Kenapa aku melihatnya di wajah Harra" Khrisna terus menatap Harra yang tampak asik berbincang dengan Coach Darma.
Khrisna terdiam sambil berpikir sementara Langit berdiri terpaku dibelakang garasi sambil mengepalkan kedua tangannya. Dia tidak ingin melihat wajah wanita yang sangat dicintainya di wanita lain. Dia tidak ingin itu menjadi alasan degupan hebat didadanya saat ini.
"Monica--" Langit bergumam dan menyandarkan punggungnya di dinding garasi sambil menundukkan kepalanya.
...----------------...