NovelToon NovelToon
Pengantin Untuk Tuan Muda Koma

Pengantin Untuk Tuan Muda Koma

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jesslyn tidak pernah membayangkan hidupnya akan berubah drastis dalam satu malam. Demi menyelamatkan keluarganya dari kehancuran finansial, ia dipaksa menikahi Neo, pewaris kaya raya yang kini terbaring tak berdaya dalam kondisi koma. Pernikahan itu bukanlah perayaan cinta, melainkan sebuah kontrak dingin yang hanya menguntungkan pihak keluarga Neo.

Di sebuah rumah mewah yang sunyi, Jesslyn tinggal bersama Neo. Tanpa alat medis modern, hanya ada dirinya yang merawat tubuh kaku pria itu. Setiap hari, ia berbicara kepada Neo yang tak pernah menjawab, berharap suara dan sentuhannya mampu membangunkan jiwa yang terpenjara di dalam tubuh itu. Lambat laun, ia mulai memahami sosok Neo melalui buku harian dan kenangan yang tertinggal di rumah itu.

Namun, misteri menyelimuti alasan Neo koma. Kecelakaan itu bukan kebetulan, dan Jesslyn mulai menemukan fakta yang menakutkan tentang keluarga yang telah mengikat hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pu4skan Aku

"Jesslyn! Di sini!" Nasya melambaikan tangannya saat melihat kedatangan Jesslyn. Aurora dan Andien yang duduk di sebelahnya ikut tersenyum.

Jesslyn menghampiri mereka bertiga lalu menarik kursi dan duduk. "Maaf, sedikit terlambat. Tadi ada urusan yang harus kuselesaikan," katanya sambil meletakkan tas di atas meja.

Aurora menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. "Jess, apa benar kabar yang kami dengar? Kau benar-benar sudah menikah?"

Jesslyn mengangguk. "Ya, aku sudah menikah."

Nasya menatapnya dengan campuran antara bingung dan penasaran. "Tapi, Jess, kami dengar suamimu adalah pria yang sedang koma. Apa itu benar?"

Jesslyn mengaduk-aduk minuman yang baru saja diantarkan pelayan, mencoba menjaga ekspresi wajahnya tetap netral. "Ya, begitulah."

Nasya menghela napas. "Kami bingung harus bahagia atau prihatin. Maksudku, pernikahan itu seharusnya sesuatu yang membahagiakan, tapi kalau kondisinya seperti itu, apa kau benar-benar yakin melanjutkan rumah tangga yang berat sebelah?"

Jesslyn tersenyum tipis, lalu menatap ketiga temannya itu bergantian. "Aku sudah membuat keputusan ini. Dan aku tahu apa yang kulakukan."

Aurora menyentuh tangannya dengan lembut. "Tapi Jess, bagaimana kau menjalani kehidupan pernikahan dengan kondisi seperti itu? Kau tidak merasa kesepian?"

Jesslyn menghela napas panjang, mencoba mencari kata-kata yang tepat. "Aku percaya semuanya akan baik-baik saja. Hidup selalu penuh kejutan, kan? Lagipula, aku tidak pernah benar-benar sendiri."

Nasya menatapnya dengan ragu. "Kalau begitu, kami hanya bisa berharap kau benar-benar bahagia. Tapi ingat, kalau ada apa-apa, kau harus cerita pada kami. Jangan memendam semuanya sendirian."

Jesslyn tersenyum lebih lebar kali ini. "Tentu saja. Kalian tidak perlu khawatir."

Aurora menambahkan dengan nada bercanda, "Tapi kami tetap ingin tahu. Kalau nanti suamimu sadar, undang kami untuk bertemu dengannya, ya."

Jesslyn tertawa kecil dan mengangguk. "Itu Pasti. Suatu hari nanti kalian akan bertemu dengannya. Ngomong-ngomong aku ke toilet dulu," ucapnya lalu bangkit dari duduknya.

"Aku ikut," kata Andien dan segera menyusul Jesslyn.

.

.

“Jess, aku ingin bicara sesuatu,” kata Andien sambil memeriksa riasannya di depan cermin toilet.

Jesslyn yang sedang mencuci tangan menoleh. “Ada apa?”

Andien tersenyum tipis, terlihat seperti sedang berpikir keras. “Begini, aku benar-benar butuh bantuanmu. Keluargaku sedang dalam situasi sulit sekarang. Aku ingin meminjam uang darimu.”

Jesslyn mengernyitkan dahi. “Meminjam uang? Memangnya berapa yang kau butuhkan?”

“Tidak banyak kok, hanya seratus juta,” jawab Andien santai, seperti sedang meminta selembar uang kecil.

Jesslyn terdiam sesaat, ia merasa bingung. “Seratus juta? Din, itu bukan jumlah yang kecil.”

Andien memutar tubuhnya untuk menghadap Jesslyn. “Jess, aku tahu kau bisa membantuku. Suamimu kan kaya. Aku yakin uang segitu tidak ada artinya untukmu.”

Jesslyn merasa dadanya berdesir mendengar nada bicara Andien. “Andien, aku tidak punya uang sebanyak itu. Lagipula, kau tahu aku tidak bekerja saat ini.”

“Tapi kau bisa memintanya dari suamimu, kan?” Andien menatap Jesslyn dengan harapan besar. “Dia pasti mau membantumu. Kau istrinya, tentu dia tidak akan keberatan kalau kau meminta sedikit uang untuk temanmu.”

Jesslyn menggeleng pelan, mencoba mencari cara untuk menjelaskan. “Andien, aku tidak bisa begitu saja meminta uang sebanyak itu tanpa alasan. Lagipula, Keluarganya bukan tipe orang yang sembarangan mengeluarkan uang.”

Andien menghela napas, lalu berkata dengan nada memelas, “Jess, kau tahu aku selalu ada untukmu selama ini. Sekarang aku benar-benar membutuhkanmu. Kalau kau tidak membantu, aku harus minta tolong pada siapa lagi?”

Jesslyn menatap Andien dengan bingung, dia merasa terjebak. Di satu sisi, dia tidak tega menolak, tapi di sisi lain, dia tahu Andien punya kebiasaan buruk tidak pernah mengembalikan uang pinjaman.

“Din, aku ingin membantumu, tapi aku benar-benar tidak bisa menjanjikan apa-apa sekarang.”

“Kalau begitu, coba saja bicara dengan perwakilan suamimu, Jess. Kau tidak perlu langsung menjawabku. Aku akan menunggu.” Andien tersenyum kecil, tapi tatapannya terasa penuh tekanan.

Jesslyn mengangguk, dia merasa semakin bingung. “Aku tidak janji. Tapi akan aku akan pikirkan.”

“Terima kasih, Jess. Aku tahu aku bisa mengandalkanmu.” Andien berbalik menuju pintu, meninggalkan Jesslyn yang masih berdiri di sana dengan pikiran berkecamuk.

Andien menyeringai ditengah langkahnya. Dia yakin Jesslyn akan memberikan uang itu padanya cepat atau lambat, jika tidak, dia akan terus menekannya sampai Jesslyn memberikan uang yang ia minta.

***

Jesslyn tiba di kediaman Hou dan mendapati Neo yang sedang duduk di ruang keluarga dengan tablet ditangannya. "Kau sudah pulang, bagaimana pertemuannya?" tanya Neo tanpa mengalihkan pandangannya dari layar tab-nya.

Gadis itu menjatuhkan tubuhnya dengan malas di samping Neo, "Lumayan menyenangkan. Tapi ada satu hal yang membuatku tidak nyaman."

"Apa itu?"

"Salah satu temanku berniat meminjam uang dariku, tapi aku bingung."

"Bingung karena apa?" tanya Neo penasaran.

"Dia orang yang rumit. Selain itu aku tidak memiliki uang sebanyak itu." jawabnya.

"Berapa banyak yang ingin dia pinjam darimu? Jangan menjadi wanita menyedihkan, Jesslyn. Itu sangat-sangat melukai harga diriku sebagai suamimu. Seharusnya uang bukan masalah bagimu," ujar Neo.

"Seratus juta. Tapi masalahnya dia itu sulit sekali mengembalikan uang yang dipinjam, dan sudah banyak korbannya. Makanya aku ragu." tutur Jesslyn. "Menurutmu aku harus bagaimana?"

"Kalau begitu tidak usah di kasih saja, beres, kan."

Jesslyn mengangguk. sebenarnya dia juga tidak mau memberikan pinjaman pada Andien. "Baiklah, Aku juga malas memberinya pinjaman. aku ke kamar dulu," katanya dan pergi begitu saja.

Dan setelah perbincangan singkat mereka, Jesslyn memutuskan untuk pergi ke kamarnya, tubuhnya terasa lengket oleh keringat dan dia ingin segera berendam di dalam air hangat.

.

.

"Neo, apa yang kau lakukan? Kenapa kau masuk kemari?" kaget Jesslyn karena Neo tiba-tiba masuk ke dalam kamar mandi tanpa mengetuk terlebih dulu, maupun meminta ijin.

Pria itu menyeringai. "Tentu saja mandi bersama, bukankah kita adalah suami istri. Jadi aku rasa mandi bersama tidak buruk juga,"

Jesslyn menutup dadanya dengan kedua tangannya. "Jangan aneh-aneh, keluar sana!!" pinta Jesslyn menuntut. Dia mengusir Neo dengan cara menciptakan air ke arahnya.

Bukannya pergi, Neo malah ikut masuk ke dalam bathtub dan mengurung gadis itu dengan kedua lengannya. Tanpa basa-basi, Neo menci-um bi-bir Jesslyn dan melu-matnya dengan kasar. Dia tidak memberikan ruang pada Jesslyn untuk menolak ataupun kompromi, sehingga Jesslyn hanya bisa pasrah.

Neo menatapnya. Seringai tanpa di bibir kiss able-nya. "Malam ini juga aku akan menjadikanmu sebagai milikku sepenuhnya, Nyonya Muda Hou, dan sudah saatnya kau melakukan tugasmu sebagai istri. Jesslyn, puaskan aku!!"

***

Bersambung

1
Radya Arynda
semangaaat💪💪💪💪💪
Radya Arynda
semangaaat,,,kejahatan andine harus di bongkar💪💪💪💪💪
Dwi Agustina
ceritanya slalu bagus,semoga CPT up LG🤲💪💪💪
SecretS
Up. Lagi kak, lanjutnya gimana itu apakah Jesslyn dan Neo akan ke. pesta atau enggak
SecretS: Aku doain semoga kakak lekas sembuh ya kak
Ellnara: Besok ya kak, aku lagi diare, gak bisa mikir 🤧🤧
total 2 replies
Radya Arynda
semogah orang jahat seperti andien cepat dapat karma
Ellnara: Amin, kakak
total 1 replies
Dwi Agustina
benci dan cinta batasnya tipis loh Lyn🤭,skrg benci setengah mati,NNT bisa cinta sampai mati😁
Retno Palupi
lanjut
Retno Palupi
ayo semangat up Thor
Radya Arynda
semangaaat up
Retno Palupi
semoga segera terbukti
Radya Arynda
up lagi cantik
Radya Arynda
semangaaaaat💪💪💪💪💪
SecretS
Kak kak, apakah nanti alur ceritanya akan sedikit mirip dengan kisah pembalasan gadis kirana, kalau iya iiiiiihhhh aku semakin geram sama andien, itu kalau iya sih bakalan si andien sifatnya kayak jeni di kisah pembalasan gadis kirana yang jessly itu bakal kayak kirana, tapi up terus kak aku pengen tau apakah jessly itu putri dari keluarga kaya atau engga, semoga alur nya seperti kisah roselyn di bagian akhir nya, kisah roselyn yang di novel judulnya aku kembali tunggu pembalasan ku, up terus kak udah pengen tau apakah Neo bisa nemuin kalung jessly atau engak
Retno Palupi
yah kenapa mesti kalungnya dibawa orang lain??
Retno Palupi
wah Neo g kira kira sampai parah gitu...
Sumawita
yess akhirnya gol juga 🤣🤣🤣
Retno Palupi
yah kok g dilanjut Thor, jgn kasih pinjaman sama temen mu itu jes
Retno Palupi
🤣🤣🤣
Sumawita
Jesslyn kamu jangan mau di manfaat kan oleh org,, kamu harus tegas dan jngn takut di tindas
Indriani Kartini
lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!