NovelToon NovelToon
Bisikan Arwah Penasaran

Bisikan Arwah Penasaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Rumahhantu / Desas-desus Villa / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:8.5k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Caroline Blythe Berasal dari keluarga Broken Home dengan ibu yang harus masuk panti rehabilitasi alkohol. Hidup sebatang kara tidak punya kerjaan dan nyaris Homeless.

Suatu ketika mendapat surat wasiat dari pengacara kakeknya bahwa beliau meninggalkan warisan rumah dan tanah yg luas di pedesaan. Caroline pindah ke rumah itu dan mendapatkan bisikan bisikan misterius yang menyeramkan.

Pada akhirnya bisikan itu mengantarkan dirinya pada Rahasia kelam sang kakek semasa hidup yang mengakibatkan serentetan peristiwa menyeramkan yang dialaminya di sana. Mampukah Caroline bertahan hidup di Rumah tersebut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengakuan Caroline

Caroline’s POV

Aku merasa tubuhku melayang jika mengingat temuan kepala manusia dalam kotak kayu besar yang ada di lemari meja tulis. Masih terbayang jelas kepala itu aku banting berikut kotak kayunya. Air mataku mengalir, jadi benar selama ini orang orang bilang, jika kakekku adalah orang yang kejam, aneh dan pemuja setan.

Jelas tidak mungkin itu kepala kakek, karena semua orang mengatakan dia dimakamkan dengan kondisi utuh dan tidak terpenggal tanpa kepala. Andai kakek terpenggal tanpa kepala, pastinya semua orang sudah heboh. Dan mengapa ruangan itu disemen juga pasti karena ada kepala itu. Tapi itu kepala siapa? Dan dimana tubuhnya?

Tiba tiba aku mendengar suara ribut ribut di luar. Baru saja aku mau turun dari tempat tidur dan menengok keluar, nenek Luisa sudah masuk ke kamar dan mendekatiku.

“Ada pria yang marah marah dan mencarimu diluar sana,namanya Harry. Siapa dia? Ada urusan apa dia dengan dirimu?” tanya nenek Luisa.

“Dia mantan pacar saya nek, tapi dia banyak bantu saya dan mengkhawatirkan saya,” ujarku.

Dengan dibimbing nenek Luisa, aku segera keluar dan menemui Harry. Tampak Harry sedang berbicara dengan Willy dengan nada yang keras dan tegang.

“Tolong kau jangan campur urusanku dengan Caroline. Aku sudah menitipkan caroline pada ny jenkins, tapi kau malah bawa dia ke rumahmu,” teriak Harry.

“Aku ini menolong Caroline, saat kau tidak ada ditempat. Kamu ini benar benar tidak tahu diri,”bentak Willy.

“Harry, cukup!” kataku menengahi

Willy menoleh padaku dan berkata,” Caroline , jelaskan pada mantan pacarmu ini, kalau aku ini hanya menolongmu bukan menyekap mu,’

“Enak aja kau bilang mantan Pacar. Caroline masih pacarku, daan akan selamanya milikku<’

“Halah, kau saja meninggalkan dia sendiri di rumah hantu itu. Begitu kau mau dianggap merawat dan memperhatikan dia,” ujar Willy tak mau kalah.

“Cukup Willy dan Harry, kalian ini jangan bertengkar, malu didengar orang,” teriakku sekuat tenaga.

“Maaf kan aku willy, aku menyusahkanmu, Ijinkan aku bicara dengan Harry sebentar,” ujarku.

Willy mengangkat bahunya lalu pergi meninggalkan aku berdua dengan Harry.

“Caroline, mengapa kamu tinggal di sini? Bukankah aku sudah menyewakan kamar untukmu di Losmen Ny Jenkins?” tanya Harry gusar.

“Maaf Harry, aku terpaksa, karena, sejak kepergianmu dan Suzanne aku diganggu oleh suara suara yang memekakan telingaku di rumah itu,” jawabku.

“Sudahkah kau minum obatmu?”

Aku langsung naik pitam dan membentak Harry,” Kalau kau tanya, dan tidak percaya padaku, maka jangan tanya, keluar kau sana pergi dari sini.”

“Oke oke….maafkan aku,” ujar Harry sambil memeluk diriku dengan erat.

“Malam itu aku dan Willy sama sama ketakutan, karena kami mendengar suara yang mengerikan,”

“Kau dan Willy? Ada apa kalian berdua di sana?” tanya Harry menarik dirinya dariku.

“Ada barangku yang tertinggal, di rumah tua, aku ingin mengambilnya, kebetulan willy datang menjengukku, aku…..’

“Stop…Stop, kau masih kerja di toko kue ini walaupun aku sudah memberimu uang? Dan sudah melarangmu kerja?” ujar Harry gusar.

“Aku…” belum sempat aku menjawab lebih jauh, Harry tiba tiba berkata,” Ayo ke losmen, aku tidak ingin kita bicara di sini,”

Aku terlalu lemah untuk menolak ajakan Harry, segera aku pamit undur diri pada Nenek Luisa dan Willy.

“Kalau dia kasar padamu, dan kau butuh bantuanku, aku siap menjemputmu,” ujar Willy dengan tatapan penuh arti.

Aku hanya mengangguk lalu melangkah pergi ke losmen ny jenkins bersama Harry.

****

Sesampainya kami di kamar Losmen, aku duduk di tepi tempat tidur dan memegang kepalaku. Aku masih merasa pusing. Tiba tiba Harry duduk di depanku dan meraih tanganku, “Apa yang terjadi, katakan,”

“Aku mendapat gangguan suara dan bisikan hingga kepalaku pusing sesaat kau dan Suzanne pulang. Willy mau mengantarkan makan ke rumahku karena …”

“Caroline, aku sudah melarangmu bekerja. Mengapa kau masih terlibat dengan willy?’ ujar Harry dengan nada kesal.

“Harry aku tidak bisa tidak bekerja, aku tidak mau bergantung pada orang lain. Apa lagi ibumu selalu mencaci makiku,” ujarku dengan suara bergetar.

Harry memalingkan wajahnya, “Ck, kau selalu menjadikan mami sebagai alasan!”

“Aku bukan beralasan, memang itu adanya. Ibumu tidak setuju aku mendapatkan kamu. Kadang aku merasa hubungan kita sudah berakhir. Aku memandang bantuan darimu sebagai rasa belas kasihan dan bukan karena cinta Harry,” kataku sambil menangis.

Tiba tiba Harry mendorongku ke tempat tidur dan mengungkungku di bawahnya, “Akan aku tunjukkan apa itu cinta,”

Harry mulai melepas bajunya dan dengan bertelanjang dada, dia menciumku brutal. Aku berusaha menolak Harry aku mendorongnya menjauh.

Dia terdiam , lalu berkata,”Mengapa? Mengapa kamu menolak ku? Kau sudah bercinta dengan siapa? Ha? Dengan Willy? Siapa Caroline katakan, kau bercinta dengan siapa di rumah tua itu?”

Aku menangis kencang, aku tidak bisa berkata apa apa.

Harry makin panik, dengan sekali bentakan sambil mengguncang badanku dia berteriak,” Dengan siapa?”

Aku hanya bisa menangis.

“Aku tanya lagi padamu. Jawab yang jujur! Apakah kau bercinta dengan pria lain selain aku? Jawab!!”

Aku hanya bisa mengangguk pelan dan seketika dia mengangkat wajahku, aku melihat raut wajahnya tampak kecewa, dia meneteskan air mata.

“Siapa…siapa laki laki itu? Siapa Caroline?”

“Charles….Charles”

Sontak Harry berdiri, lalu mengenakan kembali bajunya, dan hendak melangkah pergi.

Aku pegang kakinya,”Jangan pergi Harry, jangan pergi, maafkan aku. Waktu itu aku dengar dari ibumu kalau kau akan menikah. Aku Frustasi dan putus asa. Aku biarkan Charles melakukannya padaku, karena aku pikir kau tidak akan pernah kembali lagi padaku,”

“Aku belum mengatakan apa apa padamu. Semua itu hanya kata mami. Tapi kau sudah mengambil keputusan sepihak. Kau tidak sedikitpun menghargai ku. Kau mengkhianati cinta kita Caroline. Aku selalu setia padamu, tapi kau…”

Kembali aku pegang kakinya ketika dia melangkah menuju pintu. Lalu saat dia memegang knop pintu dan akan membukanya, aku berteriak..

“Charles bukan manusia…dia Hantu…Harry, dia Hantu di rumah itu.”

“What? Apa kau sudah gila?”

Aku ceritakan semua pengalamanku dengan Charles, sampai diagnosa dokter kalau aku kurang darah, berikut penemuan ruangan dan kepala dalam kotak. Harry melongo mendengar semua perkataanku.

“Aku dimanfaatkan hantu rumah itu Harry, aku kesepian, butuh teman bicara. Kau sudah bertunangan dan tak lama lagi akan menikah. Bisa kau bayangkan apa yang aku alami bukan? Aku sudah tidak bisa berpikir Waras Harry,” Ujarku sambil terus menangis mengiba padanya.

Harry menggelengkan kepala,” Ya Tuhan caroline, aku sudah menelantarkan mu. Benar kata Willy,”

“Saat Suzanne datang dan mengatakan ada laki laki dengan aroma cedarwood dan bukan manusia, aku sangat terpukul. Aku paham jika itu Charles, aku lalu paham aku sudah dipermainkan hantu di rumah itu.”

Harry kemudian berlutut dan memeluk diriku, “ Ya Tuhan, kau bisa mati lama lama di rumah itu. Rumah itu rumah Iblis Caroline,”

“Maafkan aku Harry, aku tidak tahu aku harus bagaimana. Aku bingung Harry. Aku tidak layak bersamamu. Kau kembali saja ke London, biarkan aku mati saja. Aku merasa Hina,’’

“Tidak caroline, Aku yang salah. Harusnya sejak awal aku melarangmu tinggal di rumah iblis itu. Besok ikut aku kembali ke London. Ravenwood bukan tempatmu,” kata Harry sambil memelukku erat erat.

Aku hanya bisa diam. Aku tidak ingin kehilangan Harry, tapi di sisi lain aku masih ingin menguak rahasia rumah itu. Rahasia masa lalu kakekku Reginald.

Lalu Harry mencium bibirku dengan lembut dan membelai rambutku. Sembari berkata,”Aku tidak akan meninggalkan kamu lagi selamanya. Aku akan cari cara agar kita bisa menikah dan bersama,”

Kemudian dia menggendongku dan meletakkan aku di atas tempat tidur. Lalu perlahan menyeka air mataku dengan tangannya lembut. Lalu dia mencium bibirku, mengulumnya beberapa saat dan kemudian dia menyusupkan kepalanya di leherku dan berbisik di telingaku.

“Aku sangat merindukanmu Caroline,please jangan tolak aku”

Lalu dia meraba tubuhku menciumi dadaku dan menghisap puncaknya hingga aku merintih pelan, kemudian dia menciumi lembahku yang membuat aku terbuai dan hampir menjerit, aku menekan kepalanya ke lembahku ketika dia memainkan lidahnya di sana, dan membuat diriku menerima gelombang pelepasanku yang pertama. Aku mencengkeram lembut rambutnya dan mendesah manja.

Harry lalu melepas seluruh bajunya dan menuntaskan hasratnya padaku hingga kami sama sama lelah dan tidur saling berpelukan.

*****

1
Cellicia gisella
ceritanya bagus dan seru
een sena
Caroline lebih baik berteman dng hantu klw bisa membuatmu nyaman ya👍🏻
een sena
saya suka cerita nya Thor bikin penasaran tolong jangan lama2 lanjutannya👍🏻👍🏻♥️♥️♥️
Leona Night: Jangan lupa bintangnya kakak/Heart//Pray/
Leona Night: Terimakasih...saya usahakan update tiap hari. support terus yaaa/Heart/
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!