menikah sebab perjodohan orang tua. namun setelah hampir delapan tahun belum di karuniai seorang anak.
hingga akhirnya suatu hari sebuah kenyataan membuat hati seorang istri merasa sangat tersakiti.
di antara percaya atau tidak.
simak cerita selengkapnya di cerita ya gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pengagum Rahasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 32
Mohon maaf ya reader, author ganti judul cerita sebab ternyata cerita yang author tulis belum sesuai sama judul nya. Jadi moon maaf untuk kesalahan nya, dan terima kasih untuk pembaca yang memberikan masukan 🙏
***
Beberapa hari berlalu, hari ini Rani akan berangkat ke kota untuk menemui seseorang. Kebetulan adalah weekend jadi ia mengajak Santi. Sejak insiden waktu itu dan Santi sudah menceritakan semuanya kepada Rani. Rani mengajak Santi tinggal bersama. Dengan alasan untuk teman orang tua Santi memberikan izin.
"non, ini udah bibik siapin bekal nya. jangan lupa di makan nanti ya" ucap bik Surti memberikan dua kotak nasi kepada Rani.
"terima kasih loh bik, harus nya bibik ngga perlu repot-repot karena kan nanti Rani bisa mampir di warung makan"
"udah engga papa. Sana berangkat. mas Rafli juga udah nunggu di depan"
"oke bik. Rani berangkat ya"
Rani pun berlalu dan menghampiri dua sejoli yang sedang asyik bercerita. Wajah Santi sudah ceria seperti sebelumnya. Tampak binar bahagia saat ia mengobrol dengan pria di depan nya itu. Berbeda dengan si pria yang seperti nya memandang biasa saja ke arah Santi.
"yuk berangkat" ucap Rani.
Mereka pun menoleh kemudi sama-sama beranjak. Rani sengaja menyewa mobil milik pak lurah untuk perjalanan kali ini, karena ia membawa Santi bersama. sebenarnya ada rencana yang ingin ia lakukan untuk dua orang di belakang nya.
"Rafli kamu sama Santi di depan ya, saya di belakang aja. Soalnya mau mengerjakan sesuatu"
"iya Bu"
Rafli tampak kecewa, ia sangat ingin jika yang duduk di samping nya adalah Rani. Namun, ia juga tak bisa melakukan apapun.
Akhirnya mereka pun melakukan perjalanan, jarak desa ke kota sekitar empat jam. Rani akan menggunakan waktu itu untuk tidur sebentar. Semalam ia tak dapat tidur nyenyak sebab memikirkan seseorang.
***
Sementara di sebuah cafe, sepasang kekasih sedang menikmati sarapan romantis nya. mereka tak sadar bahwa di sebelah kanan dan tak jauh di belakang mereka ada tiga orang yang sedang mengawasi mereka.
"apa kita akan menonton drama menyebalkan itu?" tanya seorang pria yang memakai masker dan kacamata hitam serta topi yang menutupi sebagian wajahnya.
pria di sebelah nya menggaruk pelipis nya yang tak gatal. Entahlah, ia hanya menuruti ucapan anak buah nya yang jika ingin bertemu dengan seseorang yang di rindukan maka harus mengawasi sepasang kekasih di depan mereka.
Selang 30 menit, pintu cafe terbuka. lima orang dengan tempat duduk yang berbeda itu melihat secara bersamaan ke arah pintu masuk kafe. Mereka semua tercengang melihat siapa yang sedang berjalan menuju tempat duduk sepasang kekasih tadi.
"Zaifa!!!" teriak Diva ketika ia menyadari bahwa perempuan berhijab yang tadi tersenyum padanya adalah sahabat nya.
"Zaifa" gumam dua orang di belakang Zaifa.
"duduk lah, aku sudah menyiapkan bangku untuk kalian"
Mereka pun duduk, Boby mengangkat tangan nya dan seorang waiters pun menghampiri mereka. Zaifa menyebutkan makanan yang ingin ia pesan kemudian mengobrol kembali dengan Boby dan Diva.
"bagaimana kabar mu? Kau terlihat sangat cantik" ucap Diva.
"kau juga semakin cantik. Jadi kapan rencana kalian akan menikah.?" tanya Zaifa.
"kami akan bertunangan dua hari kedepan dan akan melangsungkan akad nikah seminggu kemudian" jawab Boby bahagia.
"kau harus menemani aku pokoknya. kau tidak boleh kembali ke desa lagi sebelum aku menikah"
"baiklah"
Tak lama pesanan mereka pun sampai dan mereka memakan pesanan mereka.
Sementara di bangku belakang, seorang pria yang tak lain adalah Raihan sedang memandang sendu sekaligus bahagia kepada wanita yang sangat ia rindukan. Tak berbeda dengan pria yang ada di meja sebelah kanan Boby, pria itu menatap wanita yang tak lain adalah adik kandung nya.
Tak lama, di bangku yang berisi lima orang itu akan beranjak pergi. Di sebelah kanan Niel berusaha menahan diri untuk tidak menghampiri Zaifa sebab ia akan menemui adik nya itu disaat yang tepat.
Namun, ketika ia akan beranjak bahu nya di senggol oleh seorang pria yang berjalan tergesa-gesa. Ia memandang punggung dua pria yang sepertinya ia kenal. Lama ia berpikir kemudian matanya membelalak ketika meyakini siapa pria tadi. Ia pun berjalan cepat dan mengikuti pria itu.
Sementara di luar, saat Zaifa hendak masuk ke mobil tiba-tiba ada seseorang yang memeluk nya dari belakang. Pelukan itu sangat erat, namun hangat. pelukan yang mampu membuat mata Zaifa berkaca-kaca, tanpa menoleh pun ia bisa tahu siapa pria yang memeluk nya. Dari parfum maskulin yang di cium nya ia bisa menebak bahwa pria ini adalah..... Raihan.
"Zaifa..." panggil Raihan pelan.
Adegan itu tak luput dari enam pasang mata yang berdiri di samping dan belakang mereka. Rafli merasakan hatinya sedikit nyeri melihat wanita yang di cintai di peluk oleh pria lain dan tidak menolak. Sementara Santi, entah mengapa ia merasa lega sebab ia tau pria yang memeluk Zaifa adalah pria yang sama dengan pria yang ada di foto di kamar Zaifa.
Raihan melepas pelukan nya, ia membalikkan badan Zaifa dan mengangkat dagu lancip itu kemudian pandangan mereka beradu. Lama sekali, seolah dunia berhenti. Mereka mengabaikan orang-orang yang saat ini sedang memperhatikan mereka dengan ekspresi nya masing-masing.
"Anzeil!!!!" seru seseorang yang membuat adegan pandang memandang itu harus teralihkan.
"mama" gumam Niel yang ada di belakang Raihan.
belum sempat Niel menghampiri sang mama. Rupanya wanita setengah baya itu sudah memeluk erat tubuh Zaifa.
Niken memeluk tubuh gadis yang baru-baru ini ia ketahui adalah putri nya. Ia melepas pelukan nya kemudian memandang lekat wajah putri yang selama 29 tahun tak ia temui.
"Anzeil"
Niken mencium kening Zaifa, sementara Zaifa hanya manut sebab masih shock dan bingung mengapa ada ibu-ibu yang memanggil nya sebagai 'Anzeil'. Namun, entah mengapa bukannya marah atau benci, Zaifa justru nyaman.
"Tante hentikan" ucap Raihan.
Raihan menarik tubuh Zaifa di belakang nya.
"Zaifa adalah milik Raihan" klaim Raihan tegas.
"apa maksud mu?"
"ya, Raihan akan menikahi Zaifa di hari yang sama disaat Boby menikah nanti"
"apa!" kaget Niken.
Bukan hanya Niken, tapi Zaifa dan semua orang terkejut dengan pernyataan Raihan.
"kau terkejut sayang?" tanya Raihan lembut.
"apa maksud mu Rai??? jika kau ingin menikahi adikku maka kau harus mendapatkan restu ku!" seru Niel.
"aku tak perlu restu mu Niel, sebab aku dan Zaifa adalah pasangan kekasih sejak 16 tahun yang lalu" jawab Raihan enteng.
sementara Rafli dan Santi terkejut dengan pernyataan pria yang terlihat asing bagi keduanya. Mereka saling pandang dengan ekspresi yang sama-sama terkejut.
"tunggu.. Apa maksud semua ini?" tanya Zaifa bingung.
"kalian menyebal kan. Lihat Zaifa jadi bingung." ucap Boby kemudian menarik Zaifa ke dalam mobil nya dan meninggalkan mereka yang masih diam mematung.
Namun, tak lama mereka segera tersadar dan mengikuti laju mobil yang di kendarai oleh Boby.
samawa....
pnysln mmng sllu dtng trlmbat ,hrsnya mnkmti msa tua brsma kluarga mlh hrs hdp d pnjra...
smga pa bewok bnr2 tobat....