Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan-jangan?
Galang sebenarnya bukan si bodoh yang baru tahu istrinya selingkuh sampai sejauh ini. Dia sudah tahu sejak Melvi suka diam-diam chatan sama Adrian. Galang tentu kesal, karena baginya si istri sangat nggak tahu diri, diberi kemudahan menjalani peran istri malah cari kesenangan lain.
Apakah manusia seperti Melvi harus dikasih susah payah dulu baru dia bisa mensyukuri yang sudah ada? Galang tak habis pikir. Jujur saja, Galang sayang sama Melvi karena mereka pacaran sejak dari jaman kuliah. Mereka putus nyambung putus nyambung hingga sampailah ke jenjang pernikahan karena MBA. Melvi gak bener, Galang pun juga kurang bener. Mereka dipersatukan karena kenakalan.
Orang tua Galang sebenarnya nggak setuju banget anaknya nikah sama Melvi. Apalagi emaknya, wah si emak rasanya pengen ngereog pas hajatan Galang sama Melvi. Gak cuma soal Melvi yang kurang ramah terhadap orang tua, juga karena orang tua Melvi yang-- pokoknya gitu dah.
Selain Galang sayang sama Melvi karena yang udah disebutkan tadi, dia juga melihat dari segitu banyaknya cewek yang pernah dekat, yang nggak ribet cuma Melvira doang. Melvi nggak pernah ngelarang kesenangan Galang, nggak pernah dituntut harus ini dan itu. Makanya dia nyaman berada di samping Melvi hingga saat ini sampai-sampai mengabaikan orangtuanya yang gak suka.
Dijalani, semakin kesini eh semakin kesana. Galang mencium aroma pengkhianatan lalu diam-diam mengamati hingga pada akhirnya video milik istrinya bersama suami orang berhasil ia dapatkan.
BRAK!
"Khilaf? masa khilaf diterusin pertemuan sampai berkali-kali. Lu pikir gua nggak tahu kalo lu sama si Melvi udah berhubungan lama dari semenjak kita pulang jalan-jalan. Tahu gua mah! cuma gua biarin aja kelakuan kalian, mau sampai sejauh mana si?! eh ternyata malah lu sampai bajak lahan gua. Itu sama aja lu injek-injek harga diri gua anj**ng."
Adrian tersentak akan kemarahan Galang. Perawakan Galang lebih tinggi daripada Adrian, sehingga suami Aira menciut membayangkan bagaimana jika dirinya dibanting oleh Galang. Adrian susah menelan ludah. Dia yang salah di sini, makanya Adrian sampai se-takut itu.
"Gua bukannya kesel, marah, sama lu karena udah bikin Melvi berpaling. Yang bikin gua murka, soal harga diri gua yang udah di injek sama lu. Pokonya lu harus tanggung jawab sama semua ini!"
"Iya bang, maafin saya. Saya bakal bertanggungjawab."
"Dengan cara?"
"Terserah Abang. Hukuman yang Abang mau saya terima dengan ikhlas, asal maafin saya ya Bang. Saya janji nggak akan ngulangin ini lagi dan gak pernah mau kenal dengan Melvi lagi." Tersirat bahwa Adrian menyesal bisa kenal sama Melvi. Yang sempat dia banggakan ternyata semu.
Galang ketawa.
"Justru gua mau lu nikahin dia. Melvi udah gua gugat cerai, dan bentar lagi dia jadi janda. Lu bebas mau obok-obok dia sampai ke palung terdalam juga nggak masalah. Udah nggak ada yang perlu di takutin lagi."
"Saya gak mau nikah sama dia Bang. Istri saya cukup satu, yaitu Aira."
"Lu gak mau nikahin Melvi, berarti lu mau di penjara karena gua ngambil jalan itu?"
"Lebih baik Abang tuntut saya atau apapun itu asal jangan minta saya nikahin Melvi. Saya ikhlas di penjara ataupun bayar denda."
"Kalau mati?"
Adrian termenung sebentar.
"Kalau pilihannya tinggal mati atau nikahin Melvi, lu mau pilih yang mana?" Galang menjelaskan kembali.
"Saya pilih mati Bang. Walaupun saya belum siap karena masih ada Aira dan anak saya yang perlu saya jaga, tapi dibanding dengan mengkhianati kembali Aira dengan menikahi Melvi, saya benar-benar nggak mau. Melvi bukan wanita yang pantas untuk dinikahi."
Galang, Pulung, dan beberapa anak buah Galang yang lain saling pandang ketika mendengar kalimat terakhir Adrian. Rasanya kaya lagi ngejek Galang yang notabenenya suami daripada wanita yang disebut-sebut Adrian gak pantas untuk dinikahi.
Galang mau marah tapi ya omongan Adrian ada benarnya. Mau ketawa pun, masa iya ngetawain diri sendiri. Seenggaknya Galang menjadi tahu apa yang mau dia lakukan.
"PD banget nggak dicerai sama bini lu." Celetuk Galang.
Adrian tertohok dan langsung membisu. Dia teringat kembali sewaktu melihat Aira di Pengadilan Agama. Hatinya kembali gusar dan ingin cepat-cepat pergi dari sini untuk mencegah Aira. Tapi dia nggak bisa berbuat apa-apa sekarang, karena mau kabur pun, tatapan orang-orang Galang mengintimidasinya.
"Lepasin dia."
Hah?
Baik Adrian maupun anak buah Galang selain Pulung, berasa nggak percaya Galang ngomong begitu. Masa iya mangsa mau dilepas, perihal istri dibajak cuma berdebat begitu doang. Pikiran orang-orang isinya begitu termasuk Adrian. Tapi Pulung tahu keinginan Galang yang sebenarnya, terlihat Galang dan Pulung saling pandang lalu Pulung mengangguk tipis.
Adrian dilepaskan Galang begitu saja. Galang dan Pulung ikutan pergi dari sana.
"Et dah si Bos lemah banget. Masa mau dilepas gitu aja. Minimal digebukin kek. Tangan gua udah gatel banget ini dari tadi pengen nonjok mukanya."
"Kalau gua lebih setuju Bos nuntut ganti rugi berapa puluh juta gitu daripada ngotor-ngotorin tangan."
"Iya bener, kesannya kalau bikin bonyok, si Bos cingta mati banget sama tu perempuan. Habisnya yang perempuan aman-aman aja, iya kan?"
"Tapi kalau ganti rugi, emangnya semahal itu ya? jangan mahal-mahal atuh, kan barang murahan."
BWAHAHAHA. Serempak tawa.
"EH JANGAN-JANGAN... "
"Jangan-jangan apa?!"
"Nanti aja kita lihat, jadi merinding gua."
.
.
Bersambung.
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️