NovelToon NovelToon
Menikahi Paman Mantan (Pura-pura) Buta

Menikahi Paman Mantan (Pura-pura) Buta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Menikah dengan Kerabat Mantan
Popularitas:18k
Nilai: 5
Nama Author: FT.Zira

Menikah dulu... Cinta belakangan...
Apakah ini cinta? Atau hanya kebutuhan?

Rasa sakit dan kecewa yang Rea Ravena rasakan terhadap kekasihnya justru membuat ia memilih untuk menerima lamaran dari seorang pria buta yang memiliki usia jauh lebih tua darinya.

Kai Rylan. Pria buta yang menjadi target dari keserakahan Alec Maverick, pria yang menjadi kekasih Rea.

Kebenaran tanpa sengaja yang Rea dengar bahwa Kai adalah paman dari Alec, serta rencana yang Alec susun untuk Kai, membuat Rea menerima lamaran itu untuk membalik keadaan.

Disaat Rea menganggap pernikahan itu hanyalah sebuah kebutuhan hatinya untuk menyembuhkan luka, Kai justru mengikis luka itu dengan cinta yang Kai miliki, hingga rahasia di balik pernikahan itu terungkap.

Bisakah Rea mencintai Kai? Akankah pernikahan itu bertahan ketika rahasia itu terungkap? Apa yang akan terjadi jika Alec tidak melepaskan Rea begitu saja, dan ingin menarik Rea kembali?

Ikuti kisah mereka....!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FT.Zira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Meminta Waktu

"Aku menginginkan keturunan,"

Suasana kamar seketika berubah hening, wajah Rea merona dengan kedua mata melebar serta pandangan terkunci pada wajah suaminya.

Rea yang berdiri tepat di depan Kai saat ini dengan pakaian serba longgar serta rambut terurai justru membuat Kai gagal mengontrol hatinya sendiri. Hingga ia lupa bahwa pernikahan mereka baru terjadi dalam hitungan dua kali dua puluh empat jam, dan ia justru menyampaikan keinginan hatinya yang ia yakini akan mendapatkan penolakan.

Namun, pernyataan itu spontan terlontar begitu cepat tanpa Kai pikirkan lebih jauh akibat yang akan ia tanggung.

"Lupakan!" Kai berkata cepat, berharap bisa meralat apa yang baru saja ia minta meski itu adalah hak yang bisa ia dapatkan dari istrinya.

'Dasar bodoh! Kenapa aku terburu-buru sekali? Bagaimana jika dengan hal ini justru membuat dia menjauhiku?' rutuk Kai dalam hati.

"Anggap saja aku tidak mengatakan apapun. Maaf sudah mengejutkanmu dengan permintaan anehku," lanjutnya kemudian.

Kai melangkah mundur, lalu berbalik, berniat untuk melanjutkan apa yang akan ia lakukan sebelumnya. Namun, langkahnya tertahan saat Rea justru meraih tangannya.

"Apakah itu permintaan atau keinginan, Paman?" tanya Rea.

"Itu hanya keinginanku, jadi kamu tidak perlu melakukanya. Aku sadar akan posisiku," jawab Kai tanpa menoleh.

Selama beberapa saat, Rea memandangi wajah Kai yang tidak lagi menghadapnya tanpa melepaskan tangan pria itu dari genggamannya. Status yang kini tersemat pada dirinya adalah seorang istri, keinginan yang Kai sebutkan adalah keingian yang wajar dimiliki pria itu setelah menikah, dan ia tidak memiliki hak untuk menolak.

Dalam sumpah pernikahan yang ia ucapkan, ia berjanji akan selalu bersama pria yang menjadi suaminya dalam keadaan apapun, dan hal itu jugalah yang ingin ia usahakan dengan cara apa saja. Membantu suaminya.

"Aku... S-setuju," jawab Rea dengan suara pelan.

"Apa?" Kai berbalik cepat. "Setuju?" sambungnya dengan wajah tak percaya.

"Aku setuju... Tapi, bisakah Paman memberiku waktu?" pinta Rea.

"Apa kau yakin, Re? Atau kamu menganggap aku adalah Alec?" tanya Kai memastikan. "Itulah mengapa kamu setuju?"

Wajah Rea seketika berubah masam, melepaskan tangan Kai dari genggamannya. Jelas tidak senang ketika nama Alec kembali disebut di antara mereka.

"Jika aku melihat wajahnya saat ini, aku sangat ingin menendangnya," dengus Rea.

"Pft..." Kai tertawa.

"Jangan tertawa!" sungut Rea memasang wajah cemberut.

"Aku benar-benar akan menendangnya di depan Paman jika itu akan membuat Paman percaya bahwa aku dan Alec tidak lagi memiliki hubungan. Aku ingin tetap bersama, Paman. Itu pilihanku!"

"Kalaupun kamu menendangnya di depanku, aku tidak akan bisa melihatnya, Re. Siapa yang akan tahu apa yang sebenarnya kamu lakukan, bukan?" sambut Kai setelah tawanya mereda.

'Aku sudah melihatnya, dan aku bersyukur karenanya,' sambung Kai dalam hati.

"Tapi, Paman bisa mendengar. Jadi, aku bisa membuat dia berteriak," jawab Rea.

"Oh... Benarkah?" Kai menyeringai tipis sembari melangkah maju, satu tangannya terulur meraih tangan Rea, lalu menariknya dengan satu sentakan.

"P-Paman!"

Rea memekik kaget, tubuhnya tersentak maju tanpa bisa ia cegah hingga kini sudah masuk ke dalam dekapan pria di depannya yang segera melingkarkan kedua tangannya di pinggang Rea, sementara kedua tangan Rea tanpa sadar mendarat di dada Kai yang terbuka.

"A-Apa yang Paman lakukan?" tanya Rea terbata.

"Memeluk istriku," jawab Kai tanpa beban. "Bukankah kamu sudah setuju untuk melakukannya?"

"Tapi... T-Tapi aku..."

"Belum siap?" potong Kai cepat.

"Tak masalah. Lagipula, aku hanya memelukmu. Tapi, bagaimana jika kamu belajar sesuatu sebagai permulaan? Seperti... Membantuku mandi?"

Rea menyipitkan mata, segera melepaskan kedua tangan Kai dari pinggangnya dan mendorong pria itu untuk masuk ke dalam kamar mandi.

"Mandi sendiri! Paman bukan bocah!"

'BLAMM...!'

Segera setelah Rea mengatakan itu, Rea menutup pintu kamar mandi tanpa mengetahui Kai yang berada di dalam kamar mandi tertawa tanpa suara sembari menggelengkan kepala. Terutama saat ia melihat wajah Rea yang merona membuat dirinya ingin terus menggoda istri kecilnya.

"Setidaknya, suasana hatinya sedikit membaik,"

Kai bergumam diakhiri hembusan napas pelan, melepaskan kain yang tersisa di tubuhnya sebelum menyalakan shower yang segera mengguyur tubuhnya.

"Harvey Corp..."

Kai kembali bergumam dengan kepala sedikit tengadah, membiarkan air menyapu wajahnya sembari memikirkan ulang apa yang Rea katakan beberapa saat lalu.

"Benarkah dia bisa membantu?" Kai menggeleng. "Mustahil!"

Begitu selesai dengan ritualnya, Kai melangkah keluar setelah membungkus tubuhnya menggunakan handuk yang ia lilitkan di pinggang.

Namun, keningnya berkerut saat ia membuka pintu kamar mandi mendapati istrinya tengah sibuk mencari sesuatu.

Tangannya membuka setiap laci nakas, memeriksa bawah meja, bahkan menyibak selimut dan berakhir dengan menggerutu saat wanita itu tidak menemukan apa yang dia cari.

"Re..."

Kai memanggil, kembali mengatur ekspresi wajahnya sembari meraba mencari tongkat penuntun yang sebelumnya ia letakkan di dekat pintu.

"Paman sudah selesai?" sambut Rea segera menghampiri Kai dengan pakaian ganti di tangan untuk ia berikan kepada suaminya.

"Ada apa? Kamu sepertinya sedang mencari sesuatu," tanya Kai.

"Apakah Paman tahu di mana remote pendingin ruangan?" tanya Rea.

"Apakah suhunya kurang dingin?" Kai balas bertanya dengan kening berkerut.

"Bukan, tapi suhu dinginnya meningkat secara tiba-tiba saat malam, dan itu membuatku kedinginan. Jadi, aku ingin meletakkan remotnya di nakas di dekat tempatku tidur," jawab Rea.

"Jika kamu kedinginan, kamu cukup mendekat padaku saja, sederhana bukan?" jawab Kai santai sambil menahan senyum.

.

.

.

Sementara itu, di tempat berbeda, seorang wanita berambut hitam dengan wajah kesal menurunkan ponsel yang sebelumnya ia tempelkan di telinga setelah nada sambung dari operator menyuarakan satu kalimat yang sama meski berulang kali ia mencoba untuk menghubungi nomor itu.

Nomor yang anda tuju, tidak tersedia...

"Sial!" dia mengumpat, nyaris menghempaskan ponsel di tangannya lantaran rasa kesal yang tengah ia rasakan.

"Coba sekali lagi!"

Alec yang duduk di samping wanita itu berkata gusar, meminta si wanita untuk menghubungi seseorang yang sebelumnya sangat mudah untuk mereka hubungi, tetapi kini sedikitpun tidak bisa mereka hubungi.

"Rea memblokir nomorku, Alec!" dia berucap kesal. "Puluhan kali aku menghubunginya, itu tidak akan berguna!"

"Gunakan ponsel lain! Bukankah kamu memiliki dua atau tiga ponsel, Evie?" sambut Alec.

"Kenapa tidak kau saja yang melakukannya?" sahut Evie mendengus.

"Aku hanya memiliki satu ponsel," jawab Alec beralasan.

Evie menghembuskan napas kasar, mengeluarkan ponsel lain dari tasnya dan menghubungi nomor yang sama dengan nomor yang Evie hubungi sebelumnya. 'Rea'

Sayangnya, meskipun panggilan itu tersambung, Evie tak kunjung mendapatkan jawaban. Ia bahkan sengaja mengaktifkan pengeras suara hanya untuk membuat Alec mendengar sendiri bahwa panggilannya tidak dijawab.

"Coba sekali lagi!" perintah Alec seenaknya.

"Baiklah... Ini yang terakhir!" sahut Evie.

Alec mengangguk, menunggu saat nada sambung kembali terdengar, lalu tersenyum lebar saat panggilan itu akhirnya dijawab. Akan tetapi, sebelum Alec memiliki kesempatan untuk mengucapkan sesuatu, pekikan singkat yang ia kenali sebagai suara Rea terdengar di telinga mereka berdua dan diakhiri dengan suara benda terjatuh sebelum panggilan itu terputus.

. . . .

. . . .

To be continued...

1
Cakrawala
apa yg prlu diperiksa? keknya justru kamu deh.
Cakrawala
heh kok cepu
R 💤
Apakah ada tragedi masa lalu, yg membuat Rea hilang ingatan thor
〈⎳ FT. Zira: ada gakk yaaa/Shy//Shy/
total 1 replies
R 💤
Paman Kai nihhh
〈⎳ FT. Zira: sepertinyaaa...
R 💤: sepertinya sihh wkwk
total 3 replies
R 💤
ayo lakukan Re... aku menunggunya
R 💤
ihh, si Kai aktingnya pinter bgttt /Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
R 💤: banyak modus nya hahahaha
total 5 replies
R 💤
Haha, kasinn Alec... makanya jangan kepedean
Zhu Yun💫
Mau meriksa 🐍 nya lagi mode on apa enggak gitu /Proud//Proud//Proud/
〈⎳ FT. Zira: langsung digebukin/Curse//Curse/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Membangkangnya sama kalian doang, kalau didepan Paman Kai ya mengangkang... ya kan Re? /Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/
〈⎳ FT. Zira: kakakaaaaa/Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Diandalkan dalam segala hal ya Re, terutama dalam urusan ranjang bergoyang /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: aduhh.. otakuu ternodaa/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Hati-hati ya Jim, ada yang sedang menatapmu sambil menahan cemburu. /Tongue//Tongue//Tongue//Tongue//Tongue/ Kai : Pilih potong gaji, potong tangan atau potong ular, Jim!!! /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira: yg potong ular sama aja potong masa depan gak sih/Facepalm/
total 1 replies
Zhu Yun💫
Mungkin ada sepenggal memori yang terhapus dari ingatan Rea /Slight/
〈⎳ FT. Zira: kenapa tuh kira kira bisa jadi kepenggal?/Blush/
total 1 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
pengen gua cubit ginjalmu itu paman. pamdai kali kau berakting
〈⎳ FT. Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
kaciaaaan deh lo lec. dah pulang aja, tidur sana, lanjutin aja mimpimu/Facepalm/
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
ati² sesak napas jim🤪🤪
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
msh aja usaha
〈⎳ FT. Zira: katanya kan kalo mau dapetin sesuatu perlu usaha kak/Joyful/
total 1 replies
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
idihhhh anak mama. tukang ngadu. dasar mokondo
〈⎳ FT. Zira: dia ternyata manja/Facepalm/
total 1 replies
Zenun
apa yang mau kau periksa?
〈⎳ FT. Zira: apa aja yg bisa buat dijadikan alasan pegang pengang mungkin😅😆
total 1 replies
Zenun
silahkan, pasti segera ditepis sama Kai
〈⎳ FT. Zira: /Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ
diihhh....indak gantle
〈⎳ FT. Zira: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!