Rachel, seorang CEO muda yang sukses, hidup di dunia bisnis yang gemerlap dan penuh tekanan. Di balik kesuksesannya, ia menyimpan rahasia besar—ia hamil dari hubungan singkat dengan mantan kekasihnya, David, yang juga merupakan pengusaha terkenal. Tak ingin skandal mengancam reputasinya, Rachel memutuskan untuk menghilang, meninggalkan kariernya dan kehidupan glamor di kota besar. Ia memulai hidup baru di tempat terpencil, bertekad untuk membesarkan anaknya sendiri, jauh dari perhatian publik.
Namun, anaknya, Leo, tumbuh menjadi anak yang luar biasa cerdas—seorang jenius di bidang sains dan matematika. Dengan kecerdasan yang melampaui usianya, Leo kerap membuat Rachel terkejut sekaligus bangga. Di usia muda, Leo mulai mempertanyakan asal-usulnya dan mengapa mereka hidup dalam kesederhanaan, jauh dari kenyamanan yang seharusnya bisa mereka nikmati. Ketika Leo secara tak sengaja bertemu dengan David di sebuah kompetisi sains, masa lalu yang Rachel coba tinggalkan mulai terkuak, membawa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjar Sidik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 - Bayangan Rahasia
Nathan duduk di sudut ruangan apartemen kecil yang menjadi tempat persembunyian sementara mereka. Udara terasa pengap, seolah-olah beban ketegangan yang memenuhi ruangan semakin menghimpitnya. Adrian berdiri di dekat jendela, memandangi jalanan gelap di luar, sementara Riko sibuk dengan laptopnya, mencoba menembus sistem organisasi musuh.
> Nathan, dengan suara lirih: "Ayah... Foto itu... Kenapa mereka punya foto Ibu?"
Adrian, masih memunggungi Nathan: "Aku tidak tahu, Nathan. Tapi ini bukan kebetulan. Mereka sudah memantau kita sejak lama."
Riko mengangkat kepalanya dari layar, wajahnya menampakkan kekhawatiran.
> Riko: "Mereka tidak hanya memantau kalian. Mereka sedang memainkan sesuatu yang lebih besar. Foto itu mungkin bagian dari teka-teki yang lebih kompleks."
Nathan, menatap tajam: "Apa maksudmu? Apa yang mereka inginkan dari kita?"
Riko menarik napas panjang sebelum menjawab.
> Riko: "Genesis bukan hanya proyek. Itu adalah kunci ke sesuatu yang bahkan aku sendiri belum sepenuhnya pahami. Tapi satu hal yang pasti, ibumu adalah bagian penting dari semua ini. Dan itu berarti kau juga, Nathan."
---
Adrian akhirnya menoleh, wajahnya terlihat lebih tegang dari sebelumnya.
> Adrian: "Kita tidak punya pilihan. Kita harus menggali masa lalu ibumu. Jika tidak, mereka akan terus memiliki keunggulan."
Nathan: "Masa lalu yang seperti apa? Kau tidak pernah menceritakan apa-apa tentang Ibu selain bahwa dia wanita luar biasa."
Adrian terdiam, seolah berjuang melawan dirinya sendiri untuk berbicara.
> Adrian: "Ibumu... dia adalah seorang ilmuwan jenius. Dia bekerja dalam bayang-bayang, mengembangkan teknologi yang sekarang mereka kejar. Tapi dia menghilang sebelum proyek itu selesai, dan aku tidak pernah tahu kenapa."
Nathan membeku. Selama ini, dia mengira ibunya hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa yang penuh kasih sayang. Namun kini, kenyataan itu berubah menjadi teka-teki yang menakutkan.
---
Riko tiba-tiba memotong pembicaraan mereka, menunjuk layar laptopnya dengan wajah serius.
> Riko: "Aku menemukan sesuatu. Ini file terenkripsi yang disembunyikan di jaringan organisasi. Namanya... Project Horizon."
Nathan dan Adrian mendekat, membaca informasi yang muncul di layar. File itu berisi fragmen data, salah satunya adalah sebuah video singkat. Dalam video itu, seorang wanita yang tak asing bagi Nathan muncul. Itu ibunya.
> Wanita dalam video: "Jika kau melihat ini, itu berarti mereka sudah semakin dekat. Genesis adalah solusi, tapi juga ancaman. Nathan, kau harus menemukan inti dari semuanya sebelum mereka melakukannya. Dan Adrian... lindungi anak kita, apa pun yang terjadi."
Video berhenti, meninggalkan keheningan yang menghantui.
> Nathan, dengan suara bergetar: "Apa maksudnya? Apa yang sebenarnya Ibu sembunyikan dari kita?"
Adrian, menggelengkan kepala pelan: "Aku juga tidak tahu, Nak. Tapi ini berarti kita harus lebih cepat daripada mereka."
---
Saat mereka merenungi video itu, ponsel Riko bergetar. Sebuah pesan anonim masuk, berisi ancaman.
> Pesan: "Kalian sudah terlalu jauh. Jika ingin Nathan tetap hidup, serahkan semua data yang kalian miliki. Waktumu tinggal 24 jam."
Nathan merasakan dadanya sesak. Ketakutan dan kemarahan bercampur aduk dalam dirinya.
> Nathan, dengan nada tajam: "Mereka ingin aku, Ayah. Aku adalah targetnya."
Riko: "Ini jebakan, Nathan. Jangan biarkan mereka memanipulasimu."
Adrian menghentakkan tangan di meja.
> Adrian: "Cukup! Kita tidak akan menyerah pada mereka. Tapi kita juga harus mempersiapkan diri. Jika mereka datang, kita harus siap menghadapi apa pun."
---
Malam itu, Nathan duduk sendiri di balkon. Angin malam yang dingin menggigit kulitnya, namun pikirannya jauh lebih kacau daripada dinginnya udara. Dia mendengar langkah Adrian mendekat.
> Adrian: "Apa yang kau pikirkan, Nak?"
Nathan, tanpa menoleh: "Aku hanya mencoba memahami semuanya. Mengapa Ibu pergi? Mengapa aku menjadi bagian dari semua ini? Apa aku hanya pion dalam permainan mereka?"
Adrian duduk di sampingnya, suaranya lembut tapi penuh emosi.
> Adrian: "Ibumu tidak pernah ingin meninggalkan kita. Dia melakukannya karena dia harus. Dan kau bukan pion, Nathan. Kau adalah kunci untuk menghentikan semua ini."
Nathan terdiam. Kata-kata ayahnya memberikan sedikit ketenangan, tapi pertanyaan-pertanyaan itu masih menggantung di benaknya.
---
Keesokan harinya, mereka memutuskan untuk menghadapi ancaman tersebut dengan cara mereka sendiri. Mereka mengatur pertemuan dengan pengirim pesan di sebuah gudang kosong di pinggiran kota. Nathan, Adrian, dan Riko tiba lebih awal, menyiapkan jebakan jika situasi menjadi buruk.
Saat musuh tiba, suasana berubah mencekam. Seorang pria tinggi dengan wajah dingin memimpin kelompok itu. Matanya tajam, memancarkan bahaya.
> Pria itu: "Nathan... Akhirnya kita bertemu. Kau terlihat seperti ibumu."
Nathan, menggertakkan giginya: "Siapa kau? Dan apa yang kau inginkan dariku?"
Pria itu tersenyum sinis.
> Pria itu: "Aku hanya ingin apa yang menjadi milikku. Rahasia Genesis, dan kunci yang hanya bisa kau buka."
Nathan merasa kepalanya berputar.
> Nathan: "Aku tidak tahu apa-apa tentang Genesis!"
Pria itu: "Oh, kau tahu lebih dari yang kau sadari. Kau hanya perlu diingatkan."
Tiba-tiba, pria itu mengeluarkan sebuah perangkat kecil dari sakunya, yang memancarkan cahaya aneh. Nathan merasakan sesuatu dalam dirinya bereaksi, seperti ingatan yang terkunci mulai terbuka.
---
Nathan jatuh berlutut, memegangi kepalanya yang berdenyut. Gambar-gambar kabur muncul dalam pikirannya—ruangan laboratorium, wajah ibunya yang cemas, dan angka-angka yang tidak dia mengerti. Sementara itu, Adrian dan Riko mencoba melawan pria-pria berbadan tegap yang mengelilingi mereka.
> Nathan, berteriak: "Apa yang kau lakukan padaku?!"
Pria itu: "Aku hanya membantumu mengingat, Nathan. Kau adalah kunci, dan saat kau membuka pintu itu, dunia akan berubah."
Nathan tersentak ketika satu ingatan terakhir muncul di benaknya. Itu adalah peta, sebuah lokasi yang tampaknya menjadi inti dari semua ini. Tapi sebelum dia bisa mengatakan apa-apa, sebuah ledakan besar mengguncang gudang tersebut, membuat segalanya menjadi gelap.
Apakah Nathan akan selamat? Dan apa arti lokasi yang muncul dalam pikirannya? Sementara itu, musuh semakin dekat untuk mengungkap rahasia yang telah tersembunyi bertahun-tahun.