Zahara ( Istri Kecil Milik Tuan Muda )

Setelah beberapa hari setelah kejadian itu.

Zahara memutuskan untuk kembali ke rumah Arhan untuk segera mengurus surat perpisahannya.

tok tok tok .

Ferdi yang mendengar pintu diketuk pun segera beranjak untuk melihat siapa yang datang. Dan matanya melotot tajam begitu tahu siapa yang sudah berdiri tepat di depan pintu " Tu tuan muda, ada nona muda di depan " Ucap Ferdi sedikit panik.

uhukkk

Arhan yang sedang menikmati kopi hitamnya pun tersedak karena Ferdi yang mengagetkannya.

" T terus bagaimana ini Ferdi, apa aku masih tetap harus berpura-pura stroke? " Tanya Arhan.

" Iya tuan, cepatlah ambil posisi atau nona muda akan curiga " jawab Ferdi.

Arhan pun segera merebahkan tubuhnya di sofa dan berpura-pura Stoke.

Ceklek

Zahara menatap Arhan yang terbaring di sofa, dan karena terburu buru jadi posisi Arhan sangat tidak enak.

" Aduh, pegel lagi, ach salah posisi lagi " Batin Arhan sambil menahan kesemutan di kakinya.

Zahara berjalan mendekati Arhan dan menatapnya lekat " Kak Arhan, bagaimana kabar kamu? Kedatangan ku ke sini untuk memberikan keputusan ku, kita memang harus bercerai kak, agar kamu bisa secepatnya menikahi kak Zahida ".

jleg

Arhan sempat kesal dan mengepalkan tangannya " Hhh dasar Ferdi sialan katanya cara ini pasti akan berhasil membuat Zahara simpati, nyatanya dia malah minta cerai, awas ya kamu Ferdi! " Batin Arhan.

Ferdi yang dari tadi berada di sebelahnya hanya terdiam dan ikut ketar ketir kalau sampai Zahara benar benar mengajukan gugatannya habislah.

Zahara menatap Ferdi yang sudah mulai berkeringat dingin , dia pun berjalan menghampirinya sambil tersenyum kemudian menyodorkan selembar kertas dari pengadilan agama dan sebuah tanda tangan yang membuat Ferdi melotot tajam " Non , ini tidak benar non " .

Zahara tersenyum tipis " ini benar kak , aku dan kak Arhan menikah karena terpaksa dan sebelum aku benar benar jatuh cinta padanya lebih baik aku meninggalkannya sekarang".

Deg deg " Aduh matilah aku , pasti tuan muda akan benar benar membunuhku " Batin Ferdi sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

Zahara membalikkan badannya hendak melangkah , namun sebuah suara menghentikan langkahnya " Tapi aku sudah jatuh cinta kepadamu Zahara".

Seketika itu Zahara membalikkan badannya dan menatap sesosok laki laki yang berdiri tegap di belakangnya.

Zahara tersenyum tipis " Ehm, aku tahu kakak sedang membohongiku sekarang aku bertanya apa sih tujuan kak Arhan sebenarnya berpura-pura lumpuh? ".

" Em am em aku aku " Arhan menjadi gugup dan bodoh membuat Ferdi ikut menyahutnya.

" Karena kamu nona Zahara, tuan muda ingin tahu apakah kamu cemburu kalau dia dekat dengan Zahida bahkan tidur bareng sama cewek lain " Sahut Ferdi.

"Terus hasilnya! " Ketus Zahara.

" Ya ya sudah terbukti kan kalau anda cemburu dan "Jawab Ferdi yang kemudian dipotong oleh Zahara.

" Dan minta cerai! Sungguh rencana yang sukses, apa kalian tahu bagaimana perasaanku dan bagaimana perasaan kak Zahida, aku sungguh tak menyangka kalian tega pada kami, dia itu kakakku bagaimana keadaannya dia tetap kakakku " Sahut Zahara mulai berkaca kaca.

Arhan menunduk sejenak kemudian meraih kedua tangan Zahara namun ditepisnya

" Gak usah pegang pegang kak, aku mau kita cerai dan kamu nikahi kak Zahida, dia sangat berharap padamu " Ketus Zahara.

Arhan merasakan sesak di dadanya mendapatkan penolakan dari istri kecilnya yang dulu diabaikannya.

" Apakah kamu tidak mengharapkan aku Zahara? " Tanya Arhan memecah kebisuan di antara mereka bertiga.

Zahara menatap lekat suaminya itu " Kak Arhan, sudahlah kak aku belum cukup paham dengan arti dari mencintai yang aku tahu saat dekat seseorang hati akan berdebar itulah cinta dan itu belum aku rasakan, kak pliss aku tak mau di saat aku mulai mencintaimu aku harus pergi meninggalkanmu".

Arhan semakin tidak mengerti dengan hubungannya ini, awalnya dia sangat senang karena berhasil membuat Zahara cemburu, tapi akhirnya dia tahu Zahara sama sekali tidak mengharapkan dirinya.

" Memang dari awal sudah tidak benar kak, yang seharusnya menikah denganmu adalah kak Zahida tapi dia tidak bersedia untuk menikah lebih dulu jadi demi kakek aku terpaksa menggantikannya, maafkan aku kak Arhan sekarang aku harus mengakhiri semua ini " Ucap Zahara kemudian melangkah pergi dari rumah itu membuat Arhan terdiam dengan semua pikirannya dan Ferdi sangat merasa bersalah atas semua idenya.

Ferdi berjalan mendekati Arhan yang masih mematung dengan selembar kertas yang terjatuh dari tangannya " Tuan muda maafkan aku ".

Arhan berusaha sekuat tenaga untuk menahan hatinya agar tidak hancur dan patah hati meskipun sebenarnya hatinya sudah remuk " Ehm dengan begini aku sudah tahu segalanya Fer, istriku sebenarnya sangat mencintaiku ".

Ferdi menggaruk garuk kepalanya karena bingung dengan ucapan tuannya " Maksud anda ".

" Ya kamu bisa lihatkan dia sebenarnya sudah mulai jatuh cinta padaku, dia pun sebenarnya sedang patah hati meskipun bibirnya terus mengatakan tidak pernah mencintaiku hhh dasar cewek " Jawab Arhan sambil melipat kedua tangannya dengan senyum miring.

" Aku sungguh tidak mengerti tuan " Ucap Ferdi masih belum mengerti.

Arhan mendengus perlahan kemudian menepuk pundak Ferdi " Terimakasih Ferdi, ide kamu memang hebat, dengan satu langkah kita bisa menyingkap dua peristiwa besar, tunggu saja aku akan memberimu bonus akhir bulan ini".

Ferdi mengernyitkan keningnya " Tuan muda tidak sedang bercanda kan! ".

" Hahaha apa aku terlihat seperti sedang bercanda, oke kalau kamu masih belum paham juga kamu ikuti ke mana Zahara pergi, dia pasti sedang menangis " Ucap Arhan sambil melangkah masuk ke dalam kamarnya.

Ferdi terdiam mematung kemudian beranjak keluar untuk mengikuti Zahara dan membuktikannya sendiri .

Ferdi terus menginjak pedal gas mobilnya untuk mengikuti Zahara dan melihat apa yang terjadi dan dia berhenti di sebuah rumah mewah milik Danu membuatnya mulai meragukan ucapan Arhan.

Zahara nampak turun dari mobilnya dan duduk di teras rumah itu dengan menunduk di antara kedua lututnya. Matanya sembab dan merah seperti habis menangis.

Ferdi turun dari mobilnya dan mengendap endap di balik pagar untuk melihat Zahara.

Tiba tiba Renata keluar dari dalam rumah dan ikut duduk di samping Zahara.

" Zahara, sudahlah jangan menangis lagi, ikhlaskan dan lepaskan apa yang tidak seharusnya dan pikirkan masa depanmu " Ucap Renata yang membuat Zahara semakin menangis dan memeluk erat Renata.

glodag

Terdengar suara benda jatuh membuat Renata dan Zahara tersentak dan saling menatap.

" Aduh, pakai jatuh lagi " Gumam Ferdi yang hampir saja ketahuan karena menjatuhkan sebuah pot bunga yang di letakkan di atas pagar.

"Kamu masuk saja Zahara, biar kakak yang periksa " Ucap Renata yang dijawab anggukan oleh Zahara.

Renata beranjak dan melihat ke depan pintu gerbang.

sret

Saat Ferdi hendak melangkah pergi, Renata menarik lengannya dan melemparkannya ke tanah.

"Aduhhh , cewek ini kuat sekali " Gumam Ferdi sambil meringis kesakitan.

Renata menatapnya tajam " Siapa kamu! "