kisah seorang siswi perempuan yang tidak tertarik dengan apapun akhirnya menyukai seorang lelaki yaitu kakak kelasnya,hari demi hari ia lewati tana menyapa ataupun yang lain.hanya sebatas melihat dari jauh orang yang di kaguminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myz Yzy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIJODOHKAN
Kehidupan Yana terus berlanjut dengan penuh dinamika dan pembelajaran. Ia semakin menyadari bahwa dunia ini luas, penuh dengan peluang dan tantangan yang harus dihadapi dengan kepala tegak dan hati yang terbuka. Setiap hari di magang, ia belajar sesuatu yang baru—baik tentang pekerjaan, orang-orang yang ada di sekitarnya, maupun tentang dirinya sendiri. Kepercayaan dirinya semakin tumbuh, dan ia mulai merasakan bahwa setiap langkah yang ia ambil membawa dirinya lebih dekat kepada impian yang selalu ia inginkan.
Namun, di tengah-tengah perjalanannya yang penuh dengan tantangan dan pertumbuhan, kabar tentang Nabil datang seperti sebuah angin segar yang membawa sedikit kejutan.
Setelah beberapa bulan berkomunikasi dengan Nabil, Yana mendengar kabar bahwa sahabatnya itu sedang dalam proses berkenalan dengan seorang perempuan bernama Fresya. Nabil bercerita bahwa orang tuanya, seperti kebanyakan orang tua lainnya, mulai memperkenalkan dia dengan calon pasangan yang dianggap cocok. Fresya adalah anak dari teman mama Nabil, yang dikenal baik oleh keluarganya. Memang, Nabil tidak terlalu antusias dengan konsep perjodohan, namun dia mencoba untuk terbuka terhadap kemungkinan ini.
“Yana, aku tahu ini terdengar seperti hal yang aneh, tapi mereka mulai mengatur pertemuan-pertemuan antara aku dan Fresya,” ujar Nabil suatu hari melalui pesan teks. “Aku nggak tahu harus bagaimana, tapi orang tuaku ingin aku memberi kesempatan pada hubungan ini.”
Yana, yang membaca pesan itu dengan perasaan campur aduk, sedikit terkejut. Di satu sisi, ia tahu bahwa hubungan seperti itu bukanlah hal yang aneh di beberapa budaya, dan itu mungkin hanya bagian dari perjalanan hidup yang Nabil harus jalani. Namun, di sisi lain, ia merasa sedikit khawatir. Ia merasa bahwa mungkin hubungan pertemanan mereka yang sudah lama ini bisa berubah setelah adanya hubungan baru dalam hidup Nabil.
Tapi sebagai sahabat yang baik, Yana tahu bahwa ia harus mendukung Nabil, apapun keputusan yang ia ambil.
“Coba saja dulu, Nabil. Jika memang ada kecocokan, kenapa tidak?” tulis Yana. “Yang penting kamu merasa nyaman dengan keputusanmu sendiri.”
Nabil merasa sedikit lega setelah membaca pesan Yana. Ia tahu bahwa sahabatnya itu selalu mendukungnya, meskipun terkadang hal-hal yang ia hadapi terasa berat. Keputusan itu bukanlah hal yang mudah bagi Nabil, namun ia memutuskan untuk mencoba mengenal Fresya lebih dalam.
Hari-hari berikutnya, Nabil mulai menghabiskan lebih banyak waktu bersama Fresya. Mereka bertemu dalam acara keluarga dan beberapa kali makan malam bersama orang tua mereka. Fresya adalah seorang perempuan yang cantik, pintar, dan sangat ramah. Ia sangat menyenangkan untuk diajak berbicara, dan mereka berdua sepertinya memiliki banyak kesamaan dalam pandangan hidup mereka.
Namun, Nabil tetap merasa ragu. Meskipun Fresya sangat baik, Nabil merasa bahwa ada hal yang mengganjal dalam dirinya. Ia tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa ia sudah memiliki Yana dalam hidupnya, dan meskipun mereka tidak memiliki hubungan romantis, kedekatan mereka yang sudah terjalin begitu lama membuat Nabil bertanya-tanya apakah ia benar-benar siap untuk membuka hati untuk orang lain.
Pada suatu malam, ketika mereka berdua sedang berbicara melalui video call, Yana merasakan sedikit perubahan dalam nada suara Nabil.
“Aku merasa agak bingung, Yana,” kata Nabil dengan nada yang lebih serius. “Aku sedang berusaha membuka diri pada Fresya, tapi... aku merasa ada sesuatu yang hilang. Aku nggak tahu, sepertinya hatiku nggak bisa sepenuhnya terbuka.”
Yana mendengarkan dengan seksama. Ia tahu bahwa Nabil sedang berjuang dengan perasaannya sendiri. Meskipun tidak ada kata-kata yang keluar dari mulutnya, hatinya terasa seperti tercekik. Ia tahu bahwa ini adalah momen yang sangat sulit bagi Nabil, namun ia juga tahu bahwa sahabatnya itu harus melalui perjalanan ini untuk menemukan jalan yang benar untuk dirinya.
“Kalau kamu merasa bingung, nggak apa-apa kok. Kadang kita memang butuh waktu untuk memahami perasaan kita sendiri,” jawab Yana. “Yang terpenting, dengarkan hatimu. Jangan terburu-buru, apapun yang terjadi, kamu harus jujur pada dirimu sendiri.”
Nabil mengangguk perlahan meskipun Yana hanya bisa melihat wajahnya melalui layar. Ia merasa sedikit lega setelah berbicara dengan Yana. Setidaknya, ia merasa tidak sendirian dalam kebingungannya.
Seiring berjalannya waktu, Nabil semakin dekat dengan Fresya. Meskipun ia masih merasa bingung dengan perasaannya, ia mulai menyadari bahwa Fresya adalah orang yang sangat mengerti dirinya. Fresya tidak menekan atau terburu-buru dalam membuat keputusan. Ia memberikan ruang bagi Nabil untuk menemukan perasaan yang benar-benar ia rasakan.
Di sisi lain, Yana tetap fokus pada kehidupannya sendiri. Ia semakin berkembang dalam pekerjaannya di magang, dan meskipun ia masih merindukan kehadiran Nabil, ia tahu bahwa hidup mereka kini berada di jalur yang berbeda. Yana semakin menyadari bahwa dia tidak bisa terus bergantung pada masa lalu, meskipun persahabatan mereka sangat berarti.
Suatu hari, ketika Nabil menghubungi Yana, ia memberikan kabar penting.
“Yana, aku sudah mengambil keputusan. Aku memutuskan untuk memberi kesempatan pada hubungan ini dengan Fresya,” kata Nabil dengan suara yang sedikit lebih tenang. “Aku merasa kalau aku terus ragu, aku nggak akan pernah tahu apakah ini jalan yang benar. Jadi, aku ingin mencobanya.”
Yana mendengar kata-kata itu dengan hati yang campur aduk. Di satu sisi, ia merasa bahagia karena Nabil akhirnya bisa mengambil keputusan yang ia rasa tepat, tetapi di sisi lain, ada rasa kehilangan yang tidak bisa ia pungkiri. Mereka berdua kini berada di jalur yang berbeda, dan persahabatan mereka akan menghadapi ujian yang lebih besar.
“Aku senang kamu akhirnya bisa menemukan jawaban, Nabil,” jawab Yana dengan tulus. “Semoga kamu menemukan kebahagiaan yang kamu cari.”
Nabil merasa sedikit lega mendengar respon Yana yang penuh pengertian. Ia tahu bahwa ini adalah perjalanan baru dalam hidupnya, dan ia bertekad untuk memberi yang terbaik dalam hubungan barunya dengan Fresya. Meskipun perasaan Yana selalu ada di hatinya, Nabil sadar bahwa hidup harus terus berjalan, dan ia tidak bisa terus menggantungkan dirinya pada masa lalu.
Kehidupan Yana pun terus berkembang. Ia semakin berani mengejar impian-impian barunya, dan magang di perusahaan besar itu membantunya membuka banyak peluang baru. Ia semakin percaya diri dalam menghadapi dunia profesional dan mulai menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang-orang di sekitarnya. Namun, ada satu hal yang selalu ada dalam pikirannya—persahabatan dengan Nabil.
Hari demi hari, perasaan cemas tentang hubungan mereka yang semakin jauh mulai menghilang. Yana mulai menerima kenyataan bahwa hidup mereka kini berada di jalur yang berbeda. Meskipun Nabil kini sibuk dengan Fresya, Yana tahu bahwa persahabatan mereka tidak akan pernah pudar. Mereka berdua telah berjalan sejauh ini bersama, dan itu adalah sesuatu yang tidak bisa diubah oleh apapun.
Nabil dan Fresya semakin dekat, dan meskipun Nabil tetap merasa ada sesuatu yang belum sepenuhnya ia pahami, ia tahu bahwa perasaan itu mungkin hanya membutuhkan waktu untuk berkembang. Sementara itu, Yana terus melangkah maju dalam hidupnya. Ia semakin yakin bahwa setiap langkah yang ia ambil adalah bagian dari perjalanan menuju sesuatu yang lebih besar—sesuatu yang mungkin belum ia pahami sepenuhnya, tetapi ia tahu itu akan mengarah pada kebahagiaan sejati.
Pada akhirnya, Yana dan Nabil belajar bahwa hidup adalah tentang berani melangkah, meskipun jalan yang mereka tempuh mungkin tidak selalu jelas. Namun, mereka berdua tahu satu hal yang pasti: tidak ada yang lebih penting daripada tetap setia pada diri sendiri dan terus berjalan menuju masa depan yang lebih baik.