Cinta tidak perna tahu pada siapa dia akan berlabuh ,begitu juga yang di rasakan Aisyah dia tidak perna mengira akan mencintai sahabat nya kebersamaan mereka sejak kecil membuat keduanya selalu bersama hingga akhirnya perasaan itu timbul .
Hingga akhirnya malam panas itu membuat jarak keduanya sedikit berjarak terlebih pria yang di cintai nya akan bertunangan dengan sang kekasih .
Aisyah tidak memiliki pilihan lain selain pergi menjauh meninggalkan orang yang di cintai nya ,tanpa dia ketahui jika saat ini dia sedang hamil .
5 tahun kemudian Aisyah kembali bersama buah hatinya ,perasaan takut dan gugup itu pasti ada ,lalu bagaimana jika dia bertemu kembali dengan sahabat nya ? apa kah sahabat nya akan mengenali sang anak ? atau justru sebaliknya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yhani_HT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pakaian lecek
Felix kembali di sibukkan dengan segudang pekerjaan yang tidak perna ada habisnya.
Dan baru kembali saat menjelang makan malam , Aisyah yang sejak tadi menunggu nya langsung membantu sang suami .
" Mas lusa pemeriksaan Baby " Felix membuka kedua matanya menatap Aisyah yang berada di depannya membantunya membuka dasi dan kemejanya.
" Di temani Bunda sama Mami dulu tidak papa kan ? " Aisyah memanyunkan bibirnya kedepan " Mas harus keluar kota sayang " Lanjut nya mengelus bibir Aisyah dengan lembut .
" Kalau begitu tunggu mas saja " Jawab Aisyah kesal .
" Jangan ,kan sudah jadwal nya baby di periksa tiap bulan " Tolak Felix cepat .
" Apa tidak bisa mas tunda dulu keberangkatan nya ? Hanya untuk temani kami periksa " Ujar Aisyah menatap Felix memohon.
" Tidak bisa Sayang,harusnya itu besok sore aku harus pergi tapi aku tunda pagi nya " Aisyah menggerutu kesal pada sang suami .
" Sudah aku mau mandi dulu , siapkan bajunya " Felix berdiri meninggalkan istri nya yang mengomel tidak jelas .
💐
💐
💐
" Papa " Melihat kehadiran Felix di meja makan , Ana langsung kegirangan.
Cup
" Makan yang banyak princess" Sebelum duduk di kursi nya Felix lebih dulu mencium kepala putri nya dengan lembut .
" Aisyah kenapa ? " Felix menatap istrinya nya tersenyum lalu menatap kedua orangtuanya " Biasa Bun " Jawab Felix menarik kursi kosong di samping nya .
" Duduk " Aisyah menurut namun wajahnya tetap di tekuk dan itu sangat tidak enak di lihat .
" Aisyah " Tegur Felix datar , seketika wajah Aisyah berubah .
" Aisyah ambil kan makan nya mas " Ujarnya.
" Bunda lusa tidak sibuk kan ? " Bunda Eca menatap Felix mengaguk " Iya " Jawabnya lembut .
" Nanti temani Aisyah periksa ya soalnya Felix harus ke luar kota " Bunda Eca dan Ayah Nizam menatap ke arah menantu nya yang tetap fokus mengambilkan makanan untuk suaminya .
" Iya nanti Bunda sekalian ajak Mami kalian pasti dia akan senang " Jawab Bunda Eca .
Kini mereka paham kenapa wajah Aisyah seperti pakaian lecek yang belum di setrika.
" Lama di luar kota ? " Tanya ayah Nizam.
" 3 hari yah " Jawab Felix .
" Aisyah dan Ana aman di sini sama ayah dan Bunda tapi kalau mereka ingin ke rumah mami dan papi kalian nanti ayah antar bersama Bunda " Felix tentu tidak meragukan orang tuanya ataupun mertua nya dalam menjaga istri dan anaknya .
Selesai makan malam mereka berkumpul di ruangan tengah .
" Papa nanti belikan Ana coklat ya " Felix memeluk Ana yang ada di pangkuan nya dengan erat lalu memberikan ciuman di seluruh wajah putri nya .
" Papa jangan sama liur nya " Protes Ana namun Felix terus mencium Ana hingga membuat gadis itu kesal .
Bukannya meminta maaf Felix malah tertawa melihat wajah Putri nya memerah menahan tangisannya agar tidak keluar .
" Papa Ehz " Ana mengelus pipinya dengan kedua tangan nya sesekali mencium tangan nya " Bau kan "Protesnya menatap Felix dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
" Tidak papa " Aisyah membantu mengelus pipi Ana agar putri nya tidak meledakan tangisannya.
" Kamu tidak suka mendengar Ana menangis tapi kamu selalu saja membuat nya kesal " Tegur Ayah Nizam.
" Sudah bersih tidak bau lagi " Ujar Aisyah lembut .
" Ana marah ya sama Papa " Ujar Ana membuang pandangan nya ke arah lain sambil melipat kedua tangannya di dada .
" Kalau marah kenapa masih duduk di paha Papa " Felix menaikan salah satu alisnya menatap putri nya yang enggan menatapnya " Mas " Tegur Aisyah .
" Biar saja " Jawab Ana acuh .
" Berarti 4 bulan lagi ya adeknya Ana lahir " Aisyah mengulum senyumnya sambil mengelus perut nya " Iya Bunda ,doakan kami ya Bun semoga tidak ada hambatan apa pun dan semuanya lancar sampai lahiran "Jawab Aisyah tersenyum.
" Tanpa di minta pun Bunda dan ayah selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu ,Ana ,Felix ,calon anak kalian pokoknya keluarga kecil kita " Jawab Bunda tulus .
"Kan lusa Bunda sama Mami temani periksa gimana setelah itu kita belanja Bun " Seketika Aisyah langsung bersemangat padahal beberapa menit yang lalu dia enggan di temani mertua maupun ibu nya dia hanya mau suaminya .
" Boleh, justru ini yang Bunda tunggu " Aisyah bersorak senang karena ada yang menemani nya berbelanja sehingga dia bisa meminta pendapat yang mana yang harus di ambil karena saat mereka berbelanja dengan Felix pria itu irit bicara .
" Jika suka ambil saja Sya " Itulah kata yang selalu Felix keluar kan saat Aisyah meminta pendapat nya dan itu membuat Aisyah kesal .
" Terus kamarnya gimana ? Apa tetap di kamar kalian atau terpisah " Aisyah langsung menatap Felix ,dia belum memikirkan itu sih tapi jika waktu Ana dulu mereka tidur bersama terlebih mereka hidup di kontrakan kecil yang hanya ada satu kamar saja .
" Kamar kita Bun ,kasian kalau dia tidur sendiri " jawab Felix mewakili sang istri.
" Syukurlah ,Bunda juga berpikiran lebih bagus seperti itu biar Aisyah juga tidak lelah harus bolak balik ke kamar nya nanti " Jawab Bunda Eca .
" Terus Ana tidur sendiri Nek " Ucap Ana tiba² hingga peserta di ruangan itu menatap ke arah nya .
" Kan Ana sudah besar sebentar lagi mau sekolah " Jawab Aisyah selembut mungkin .
" Tapi Ana pengen mau tidur sama Dede bayi Ma " Protes Ana tak suka .
" Kalau Ade nya sudah tidak mimik lagi boleh koh tidur di kamar Ana ,nanti Papa buatkan tempat tidur untuk adeknya ,iya kan papa " Aisyah menatap Felix meminta persetujuan suaminya .
" Kenapa harus aku yang membuatnya? Apa kamu perna melihat ku bergulat dengan kayu ,gergaji kamu bisa memanggil tukang Sya uangku banyak untuk menggaji mereka " Aisyah memukul kening nya begitu juga Bunda Eca .
" Tukang yang buat Felix , istri mu itu hanya meminta persetujuan mu bukan menyuruh mu yang membuatnya" Ujar ayah Nizam .
" Ya bilang nya yang jelas " Jawab felix tidak mau di salah kan .
" Aku jadi ragu jika kamu itu bos mas " Felix langsung menyentil kening istrinya membuat wanita itu meringis kesakitan " Kamu sudah menikmati hasilnya lalu sekarang kamu meremehkan ku,Apa kamu sudah tidak waras " Cibir Felix sinis.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"
