" Jika kau tidak mau mendengar ku. Aku akan mencium mu sekarang juga" ancam Zahra.dia benar benar ingin pulang dan menemui teman temannya. Dia sudah berjanji ingin keluar bersama. Tapi dia juga tidak berani untuk ijin pada Umi Amelia.
" Cium saja jika kau ingin kita di nikah kan sekarang juga." Kata Ustadz Sulaiman melepas tangan Zahra dari lengannya dan kembali melangkah masuk ke dalam.
Zahra mengangkat tangannya meninju Angin. Dia sangat geram dengan sikap ustadz Sulaiman yang ternyata tidak mudah dia kendalikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku tidak yakin jika dia benar'' seorang wanita
Samar samar Telinga Ustadz Sulaiman mendengar Suara Azan Isyak. Dia membuka matanya dan merasa ada sesuatu yang menimpa wajahnya.
Sulaiman mengangkat kaki Zahra yang berada di pipinya dengan kepalanya berada di pinggir Kasur.
" Aku tidak yakin apa dia benar seorang wanita" Gumam Ustadz Sulaiman sedikit kesal dengan Zahra Yang tidur seperti bermain bola di ranjang.
Sulaiman turun dari kasur bersiap untuk solat Isyak. Ini pertama Kali dia tidak ke masjid. Kerena ketiduran. Lagi pula dia sedang di rumah keluarga istrinya.
Selesai berwudhu Sulaiman menghampiri istrinya untuk membangun kannya untuk Solat.
" Zahra. Bagun... Sudah masuk waktu Solat Zahra" Sulaiman sedikit mengguncang tubuh Zahra.
Zahra yang merasa jika seseorang membangunkannya. brgerak mencari posisi nyaman.
" Nanti saja aku solatnya bu. Aku mau tidur Dulu" Kata Zahra Dengan suara Seraknya.
" Zahra Bangun" Sulaiman semangkin mengguncang tubuh Zahra.
Zahra perlahan membuka kelopak matanya melihat Samar Samar Ustadz Sulaiman. Dia menggosok matanya kembali melihat Suaminya dengan jelas.
Zahra Terdiam berfikir sebentar. Dia heran kenapa ada Ustadz Sulaiman Di kamarnya. Dia berfikir jika dia sedang bermimpi.
Perlahan Zahra mulai teringat jika siang tadi dia baru saja melangsung kan pernikahan dengan pria yang sangat tampan di hadapannya sedang menggunakan Kurta bewarna Hitam.
Zahra memperhatikan lengan Ustadz Sulaiman. Dia mendudukkan dirinya kemudian menarik lengan ustadz Sulaiman dan menyamakannya dengan lengannya. Sulaiman menyerjit heran dengan tingkah Zahra.
" Pak Ustadz Ternyata jauh lebih putih dari ku" Kata Zahra tersenyum manis melihat suaminya yang menggeleng melihat sikap kekanakan nya.
" Sudah. Terlalu banyak drama. Bangun. Bersiap untuk Solat. Waktu solat sudah lewat sepuluh Minit Zahra" Kata Ustadz Sulaiman Melihat Arloji di tangannya.
" Nanti saja aku solatnya pak Ustadz. Aku ngantuk" Zahra kembali membaringkan tubuhnya. Dia memang sudah lama tidak pernah Solat. tentu saja kedua orang tuannya tidak mengetahuinya. juga termasuk kakaknya.
Sulaiman melangkah mengambil korek api yang berada di meja belajar Zahra. Dia kembali mendekati Zahra kemudian menghidup kan Korek tersebut dan membakar ujung jari Zahra yang berada di pinggir kasur,
"Arkhhh" Teriak Zahra Bangun dari tidurnya dan meniup niup tangannya yang ke panasan.
" Apaan sih Mas. Kenapa aku di bakar" Marah Zahra tanpa Sadar memanggil Ustadz Sulaiman dengan sebutan 'Mas'
" Panas" Tanya Sulaiman Santai menatap istrinya Yang seperti telanjang saja di hadapannya dengan pakaian minim dan melekat di tubuhnya.
"Ya iya lah panas. Pake nanya lagi" ketus Zahra.
" Ini hanya panas dari satu perbanding enam puluh sembilan panasnya api neraka. Aku juga belum menaruh ini di jari mu sesaat pun" Kata ustadz Sulaiman Masih Santai tapi mengandung makna mendalam.
Zahra tertegun mendengar ucapan suaminya. Benar apa yang di kata kan suaminya itu hanya panas dari satu perbanding enam puluh sembilan panasnya api neraka. Dan dia sudah sangat lama meninggalkan solat.
Glek!
Zahra menelan salivanya hnya dengan Susah payah membayang kan gambaran gambaran api neraka yang sering dia dengar dan pelajari dari dia kecil.
Wajah Zahra berubah jadi pucat pasi dan bergidik ngeri" Sebentar. Aku bersiap dulu" Zahra buru buru berlari ke dalam kamar mandi dan membersih kan tubuhnya bersiap siap untuk Solat setelah sekian lama dia tidak pernah solat.
Melihat Zahra Yang lari ketakutan masuk ke dalam kamar mandi. Sulaiman melengkungkan senyuman tipis di wajah tampannya yang meperlihatkan kedua lesung pipinya.
" Dasar..." Gumamnya menggeleng masih tersenyum.