Suatu hari seorang ksatria yang kehilangan ingatannya terbangun di dalam sebuah rumah dan ternyata itu adalah rumah seorang gadis cantik yang buta bernama Alaina alaisa dan seekor gagak yang bisa berbicara.
Setelah berbincang-bincang akhirnya sang Ksatria di beri nama oleh alaina yaitu ali, mereka pun akhirnya hidup bersama.
Namun tanpa di sadari, awal dari pertemuan itu adalah takdir dari tuhan. karena mereka adalah orang terpilih yang akan menyelamatkan bumi dari ancaman iblis szamu yang akan bangkit.
Inilah kisah ali dan alaina yang akan memimpin umat manusia memerangi kedzaliman iblis szamu dan pengikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukron bersyar'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gabriel sang pembawa pesan.
Masih di hari yang sama, tepat pada tengah malam, aku terbangun karena suara ketukan dari jendela kamar ku secara berulang-ulang kali sembari diiringi suara bisikan seseorang menyebut namaku. Setengah sadar aku membuka gorden yang menutupi jendela untuk melihat siapa yang mengganggu tidurku.
"Aliii..." Suara yang terdengar familiar menyebut namaku dari balik jendela, dan saat aku buka gorden yang menutupi jendela, terlihat bahwa itu adalah Alaina.
"Oh Alaina.. ada apa?" Tanyaku sambil menguap.
"Ikut aku, ada yang ingin aku bicarakan." Bisik Alaina. Akupun langsung bergegas keluar rumah menuju Alaina.
"Ingin kemana kita malam-malam seperti ini, Alaina." Ucapku saat tiba tepat di hadapan Alaina.
"Ssshhh... jangan berisik, Ikuti saja aku." Bisik Alaina.
Akupun berjalan bersama Reno dibelakang Alaina, aku melirikkan mata kepada Reno yang hinggap di pundakku, sebagai sinyal pertanyaan,'Kita mau kemana?' namun ia menjawab lirikan mataku dengan menggelengkan kepalanya, artinya dia juga tidak tahu apa yang ingin di lakukan Alaina.
Setelah beberapa saat kemudian, setelah kami berjalan cukup jauh dari desa, Kami tiba di sebuah bukit di sisi barat desa, kami berdiri di depan tebing besar yang menjulang tinggi, lalu Alaina merusak salah satu batu besar di depan kami dengan sihirnya.
"Braaaakk!!" Suara runtuhan batu yang hancur berkeping-keping dan dibalik batu itu terdapat sebuah gua kecil, kami pun memasuki gua tersebut.
"Apa yang kita lakukan disini Alaina?" Tanya Reno. Namun Alaina tidak menjawabnya dan terus berjalan memasuki gua.
"Biar aku duluan yang masuk, Alaina, aku takut ada sesuatu di dalamnya." Ucapku sambil berjalan membawa sebatang kayu yang terbakar sebagai penerang.
lalu beberapa saat kemudian kami pun tiba di dalam di dalam inti gua, terlihat tidak ada apapun di dalamnya terkecuali kegelapan, dan beberapa serangga.
"Tidak ada apa-apa Alaina disini." Ucapku.
"Apa yang sebenarnya ingin kita lakukan?" Celoteh Reno.
"Ssst diam saja, Ali mundur sedikit." Ujar Alaina.
lalu ia duduk diantara dua sujud, seperti hendak ingin berdoa, beberapa saat kemudian di waktu yang bersamaan ketika Alaina sedang berdoa di dalam hatinya, tiba-tiba gua bergetar hebat, dan ada salah satu dinding terbelah menjadi dua seperti pintu yang terbuka.
"Apa ini,Alaina?" Ucap ku.
Sontak aku dan Reno pun terkejut lihat fenomena aneh yang sedang terjadi, sedangkan Alaina dengan tenang ia beranjak berdiri dan berjalan hendak memasuki dinding gua yang terbelah dan kami pun mengikutinya.
Saat melewati celah dinding yang terbuka,seketika obor-obor menyala dan membuat kami terkejut dengan isi di dalamnya, ada sebuah makam kuno dan dinding-dinding yang di penuhi dengan ukiran-ukiran yang menggambarkan suatu kejadian di masa lampau.
"Hei Alaina, apa yang sebenarnya kamu cari?" Tanyaku.
"Biar aku ceritakan, baru saja aku mendapatkan sebuah pesan di dalam mimpiku, aku bertemu dengan orang yang sama pada mimpiku yang sebelumnya, orang itu berkata untuk pergi ke salah satu gua yang berada di bukit di sebelah timur desa, gua yang berada dibalik batu besar, sebuah tempat yang hanya bisa di kunjungi oleh orang-orang terpilih seperti aku, lali orang tersebut memintaku untuk mengambil sebuah buku dan setelah itu ia akan muncul menemui ku, jadi sebab itu aku mengajak kalian untuk memastikan kebenaran dari mimpiku, karena jikalau aku sendirian yang pergi aku sedikit takut berjalan pada malam hari." Ujar Alaina menjelaskan keadaanya.
"Ini tidak masuk akal, lalu dimana buku itu?" Celoteh Reno.
"Lihat ada sebuah buku diatas pilar itu!" Celetukku. lalu kami pun bergegas mengambil buku itu, saat buku itu di ambil oleh Alaina, dan dibuka pada lembaran pertama, terdapat tulisan-tulisan yang sama sekali tidak kami mengerti.
"Tulisan apa ini? aku tidak dapat membacanya, apa kamu bisa membacanya Reno?" Ujar Alaina.
"Tidak, aku juga baru pertama kali melihat tulisan seperti itu." Jawab Reno.
Lembar demi lembar buku itu dibuka oleh Alaina akan tetapi tidak ada satupun tulisan yang dapat di mengerti, hingga pada lembaran terakhir, seketika tanah berguncang dengan sangat cepat, membuat kami terombang-ambing panik, lalu kami pun segera pergi keluar untuk menyelamatkan diri, namun saat hendak keluar Alaina balik lagi masuk kedalam celah gua.
"Alaina!" Teriakku dan Reno saat Alaina berlari dengan cepat masuk kembali ke celah gua.
"Kalian duluan saja!" Teriak Alaina sambil berlari masuk kedalam.
"Mana mungkin aku meninggalkanmu!" Teriakku. lalu aku berlari kembali kedalam celah gua sambil menangkis batu-batu yang terjatuh dari atas gua, dari kejauhan aku melihat Alaina menggenggam sebuah mahkota, dan berlari kembali untuk keluar.
"Cepat Alaina!" Teriakku dan Reno. Alaina pun berlari sekuat tenaga kearah ku dan kami pun berhasil keluar dari celah gua dengan aman sebelum celah gua itu tertimbun batu-batu. namun keadaan diluar juga masih sama buruknya, kami pun kembali berlari untuk keluar dari gua, namun saat hampir sampai dibibir gua, Cahaya yang terang benderang menyinari mata kami, saat kami tiba di luar gua, gua itu tertutup dengan sendirinya.
lalu kami dibuat sangat terkejut dengan fenomena saat ini, cahaya yang begitu terang membuat malam yang tadinya gelap seolah-olah berubah menjadi siang dengan sekejap. lalu aku dan Alaina melihat sosok seseorang dari inti cahaya, turun dari langit.
"Waaahh." Aku dan Alaina tertegun sambil memandangi langit.
"Hei kalian kenapa? kenapa kalian memandangi langit terus-menerus?" Celoteh Reno yang tidak dapat melihat fenomena yang terjadi.
"heh kau tidak bisa melihatnya guru?" Tanyaku.
"Lihat apa? emang ada apa? bukannya tidak ada apa-apa?" Ucap Reno penuh tanya, ia kebingungan dengan situasi yang tidak ia ketahui.
"Malaikat." Ucapku dengan nada lirih.
Saat sosok itu berada tepat diatas kami Alaina berjalan maju mendekati sosok misterius tersebut, sosok yang tidak bisa dijelaskan oleh kata-kata, seluruh badannya bercahaya, bahkan cahayanya dapat menutupi malam yang gelap secara seketika.
"Hei, Apa kamu sosok yang berada di mimpiku?" Tanya Alaina dengan lembut.
"Benar, Perkenalkan aku adalah Gabriel, senang bertemu denganmu sang penyelamat, Alaina." Ucap Sosok bercahaya tersebut.
"Mengapa engkau menyampaikan semua itu kepadaku?" Tanya Alaina.
"Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, kamu adalah salah satu orang-orang yang dipilih Tuhan untuk memperbaiki bumi dari kerusakan yang para iblis perbuat, aku adalah seorang utusan Tuhan yang bertugas untuk menyampaikan pesan-Nya kepada kalian, maka dengarkanlah ucapan ku dan jangan sesekali kami menentangnya!" Ucap Gabriel dengan tegas.
Mendengar sosok bercahaya yang bernama Gabriel itu berbicara menjelaskan tujuannya, aku hanya bisa terdiam terpaku tidak bisa mengeluarkan kata-kata sedikitpun.
"Dengar lah Wahai manusia pilihan Tuhan, Sampaikanlah ke seluruh umat manusia di penjuru bumi ini, untuk menyembah Tuhan dan menaati segala perintahnya, Perangi lah iblis-iblis yang bersemayam di tubuh setiap manusia, dan jangan sama sekali takut kepada iblis yang terkutuk itu, karena tiada yang hebat selain pertolongan Tuhan." Ujar Gabriel.
"Wahai manusia yang di berkahi oleh Tuhan, didiklah anak dan cucumu dengan baik, sehingga ia senantiasa berjalan di jalan yang benar, Cintailah orang-orang di sekitarmu, dan berilah petunjuk untuk orang-orang yang tersesat agar ia kembali kepada jalan yang benar." Tutur Gabriel.
"Wahai manusia yang di cintai oleh langit dan bumi, tegar lah dalam perjalananmu membawakan bendera kedamaian, dan kemenangan atas peperangan melawan iblis yang akan bangkit membawa kerusakan kepada bumi, dan ingatkan kepada seluruh umat manusia, untuk senantiasa berdoa dan meminta perlindungan Tuhan." Tambahnya.
"Atas segala kebesaran dan kasih sayang yang telah ia berikan kepadaku, aku akan memenuhi panggilan dan tugas-tugas ku sebagai hamba yang di cintainya, atas nama Tuhan yang maha esa, aku akan berusaha sampai titik darah penghabisan untuk membawakan perdamaian dan kemenangan dari tangan iblis perusak bumi." Ujar Alaina.
"Syukurlah jika kamu memenuhi panggilan dan menaati perintah-Nya." Ucap Gabriel.
"Tapi, izinkan aku bertanya, untuk apa buku dan mahkota ini?" Tanya Alaina dengan sopan.
"Tugasku hanya membawakan pesan, bukan untuk menjawab pertanyaan mu, tetapi tetaplah rendah hati dan bersabarlah, temukan jawabannya dalam perjalananmu, sesungguhnya semua itu di persiapkan untukmu ..."
"Dan untuk kau ksatria pelindung, lindungilah Ia yang akan memerangi kemaslahatan dan kejahatan yang ada dunia ini, sesungguhnya engkau di takdirkan untuk terus bersamanya selamanya. Baiklah, waktuku sudah habis, aku akan pergi." Ujar Gabriel, lalu cahayanya yang sangat terang benderang berangsur-angsur menghilang, dan suasana kembali pada malam hari yang gelap
"Hei, sebenarnya ada apa? kenapa kalian hanya tersenyum dan berdiam diri?" Ujar Reno yang kebingungan karena tidak bisa melihat apa yang terjadi, dimatanya kami hanya terdiam melamun sambil tersenyum.
"Nanti aku ceritakan." Ujar Alaina.
"Nanti ya dik burung." Celoteh ku, sambil mengusap Reno.
"Heii!!!"
Setelah semua itu kami kembali menuju desa untuk beristirahat, karena besok kami akan pergi meninggalkan desa ini, dan melanjutkan perjalan kami yang masih jauh menuju dimana Vanessa berada.
mampir di novelku juga ya thor jika berkenan/Smile//Pray/