NovelToon NovelToon
Limitless : Reinkarnasi Sang World Breaker

Limitless : Reinkarnasi Sang World Breaker

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Sistem / Kelahiran kembali menjadi kuat / Pemain Terhebat / Epik Petualangan / Penyelamat
Popularitas:366
Nilai: 5
Nama Author: Reito(HxA)

Setelah mati secara tiba-tiba, Kazuma Hiroshi, seorang programmer jenius, terlahir kembali di dunia lain sebagai seorang World Breaker, kelas terkuat dengan kekuatan yang tak terbatas. Dilengkapi dengan kemampuan manipulasi mana dan sistem yang bisa ia kendalikan layaknya sebuah game, Kazuma segera menyadari bahwa kekuatannya tidak hanya luar biasa, tetapi juga berbahaya. Dalam dunia penuh monster, sihir, dan ancaman dari Reincarnator lain, Kazuma harus belajar memanfaatkan kekuatannya dengan bijak dan menghadapi musuh yang mengincar kehancuran dunia barunya. Petualangan epik ini menguji batas kekuatan, strategi, dan kemanusiaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reito(HxA), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14. Strategi Terakhir

Pertempuran semakin sengit. Setiap kali Golem Magma melancarkan serangannya, makhluk kera raksasa itu merespons dengan kekuatan brutal, menghantam tanah dan mengirimkan gelombang kejut yang membuat Kazuma dan Sylvia berjuang untuk tetap berdiri. Makhluk itu tampaknya semakin marah seiring berjalannya waktu, dan setiap serangan yang mereka lakukan hanya membuatnya bertambah ganas.

“Kita tidak akan bisa terus seperti ini,” teriak Sylvia, pedangnya berkilau dalam cahaya matahari yang mulai meninggi. “Makhluk ini terlalu kuat untuk dilawan secara langsung.”

Kazuma tahu dia benar. Golem Magma-nya mulai menunjukkan tanda-tanda kelelahan, lava yang menyusun tubuhnya mulai dingin dan retak. Jika mereka tidak segera menyelesaikan pertempuran ini, mereka akan kalah.

Kazuma melangkah mundur sejenak, menarik napas dalam-dalam sambil mencoba memikirkan strategi. Dia harus menemukan kelemahan makhluk ini—sesuatu yang bisa mereka manfaatkan.

Matanya berkeliaran di sekitar lembah, mencoba mencari sesuatu yang bisa digunakan. Tanah berbatu, tebing curam di sekitar mereka, dan sungai kecil yang mengalir jauh di sisi lembah memberikan sedikit harapan. Tapi tiba-tiba, dia teringat sesuatu dari Kitab Reinkarnasi—sebuah teknik yang baru dia pelajari namun belum pernah dia coba.

“Sylvia! Aku punya rencana!” teriak Kazuma, berlari mendekati Sylvia yang masih sibuk menghindari serangan brutal makhluk kera raksasa itu. “Aku butuh waktu beberapa menit untuk menyiapkan serangan besar. Bisa kau tahan makhluk itu sedikit lebih lama?”

Sylvia menatap Kazuma dengan mata tajam, napasnya memburu. “Pastikan rencanamu berhasil. Aku tidak yakin aku bisa bertahan lebih lama dari ini.”

Kazuma mengangguk, lalu segera membuka Kitab Reinkarnasi, membalik halamannya dengan cepat sampai dia menemukan mantra yang dia cari. Itu adalah mantra pemusnahan—salah satu yang paling kuat yang pernah dia pelajari sejauh ini. Namun, membutuhkan waktu dan konsentrasi penuh untuk mengaktifkannya.

Sementara Kazuma mulai mengumpulkan energinya, Sylvia kembali maju ke medan pertempuran. Dengan lincah, dia bergerak mengelilingi makhluk itu, menghindari serangan-serangan liar yang terus diluncurkan. Meskipun Sylvia tampak kelelahan, dia tetap bertahan, menyerang dengan ketepatan dan kecepatan yang mengagumkan.

“Sekarang atau tidak sama sekali,” gumam Kazuma pelan.

Tangannya terangkat ke udara, memanggil kekuatan dari Kitab Reinkarnasi. Energi magis mulai berputar di sekelilingnya, menciptakan pusaran angin yang kencang. Cahaya terang muncul di sekitar tubuhnya, menandakan bahwa kekuatan besar sedang terbentuk. Kazuma mulai merasakan panas yang membakar, namun dia tetap fokus pada mantra yang sedang dia bacakan.

“Dari api dan angin, dari langit dan bumi, aku panggil kekuatan pemusnahan! Ledakkan musuhku dan tundukkan mereka dengan kekuatan alam!” teriak Kazuma dengan suara tegas.

Di atas langit, awan mendung tiba-tiba berkumpul, menggelap dengan cepat. Petir bergemuruh di kejauhan, dan angin bertiup semakin kencang. Makhluk kera raksasa itu berhenti sejenak, tampaknya menyadari bahaya yang akan datang. Sylvia segera mengambil kesempatan itu untuk mundur, memberi Kazuma ruang yang dia butuhkan.

Langit terbuka, dan dari celah awan, muncul bola energi raksasa yang bersinar dengan cahaya keemasan. Bola energi itu menggantung di udara, siap meledak kapan saja. Kazuma memusatkan pandangannya pada makhluk kera itu, lalu dengan satu gerakan tangan, dia melepaskan bola energi tersebut.

“Sekarang!”

Bola energi meluncur ke bawah, menghantam makhluk kera dengan kekuatan dahsyat. Ledakan besar terjadi, menggetarkan seluruh lembah dan menyilaukan mata. Angin kuat menyapu pepohonan dan tanah di sekitarnya, sementara debu dan pecahan batu terlempar ke udara.

Kazuma terjatuh ke tanah, tubuhnya lelah setelah mengeluarkan energi sebesar itu. Napasnya terengah-engah, tetapi dia tidak berani bersantai sebelum memastikan hasil serangannya.

Perlahan, debu mulai mereda. Di depan mereka, tempat makhluk kera raksasa itu berdiri, kini hanya tersisa kawah besar yang membara. Tidak ada tanda-tanda kehidupan dari makhluk itu.

Sylvia berjalan mendekati Kazuma, menatap kawah dengan penuh kehati-hatian. “Apa itu sudah berakhir?” tanya Sylvia, suaranya masih dipenuhi kewaspadaan.

Kazuma mengangguk lemah. “Aku yakin begitu. Itu adalah mantra pemusnahan. Seharusnya dia tidak bisa bertahan setelah terkena serangan seperti itu.”

Sylvia memejamkan mata sejenak, seakan bersyukur pertempuran itu akhirnya selesai. “Kau benar-benar punya bakat, Kazuma,” katanya pelan. “Tapi kau harus lebih berhati-hati. Penggunaan kekuatan sebesar itu bisa mengundang perhatian.”

Kazuma hanya bisa tersenyum kecil meskipun tubuhnya lelah. “Aku tahu, tapi kita tidak punya pilihan. Itu satu-satunya cara.”

Dengan sisa tenaga, mereka berdua melanjutkan perjalanan. Meskipun pertarungan itu menguras energi mereka, mereka tidak bisa berhenti. Desa yang mereka tuju semakin dekat, dan di sana, Kazuma berharap bisa mendapatkan lebih banyak jawaban tentang dunia ini dan kekuatannya.

Namun, di lubuk hatinya, Kazuma tahu bahwa ini baru permulaan. Dunia ini penuh dengan misteri dan bahaya, dan semakin jauh dia melangkah, semakin dia sadar bahwa perjalanannya tidak akan mudah.

Saat mereka akhirnya mencapai puncak bukit, desa itu terlihat di kejauhan, tersembunyi di antara lembah yang curam. Cahaya kecil dari api unggun dan rumah-rumah penduduk desa mulai terlihat, memberikan harapan baru setelah pertempuran yang melelahkan.

“Kita hampir sampai,” kata Sylvia sambil tersenyum tipis. “Kau bisa beristirahat di sana. Mereka akan membantumu.”

Kazuma hanya bisa mengangguk, rasa lelah dan kantuk mulai menguasainya. Desa itu mungkin menjadi tempat istirahat sementara, tapi di balik kedamaian itu, bahaya yang lebih besar mungkin sedang mengintai.

Dan Kazuma harus siap menghadapi apapun yang datang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!