Meski sudah menikah, Liam Arkand Damien menolak untuk melihat wajah istrinya karena takut jatuh cinta. Pernikahan mereka tidak lebih dari sekedar formalitas di hadapan Publik.
Trauma dari masa lalu nya lah yang membuatnya sangat dingin terhadap wanita bahkan pada istrinya sendiri. Alina Zafirah Al-Mu'tasim, wanita bercadar yang shalihah, menjadi korban dari sikap arogan suaminya yang tak pernah ia pahami.
Ikuti kisah mereka dalam membangun rasa dan cinta di balik cadar Alina🥀
💠Follow fb-ig @pearlysea
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlysea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 10. Konflik yang memanas
Liam duduk di kursi kerjanya di dalam kamar, kedua siku bertumpu pada meja, dan jemarinya memijit pelipisnya yang berdenyut. Pikirannya tak bisa berhenti memikirkan skandal yang mencoreng nama baiknya, bahkan setelah menikahi Alina.
Pernikahan itu, yang seharusnya meredam rumor, ternyata tidak cukup kuat untuk membungkam desas-desus yang masih saja beredar. Ia berpikir keras, mencoba mencari tahu apakah pernikahannya dengan Alina justru memperburuk keadaan.
Dengan cepat, ia meraih ponselnya dan menekan nomor seseorang yang selalu menjadi informannya di balik layar. Setelah beberapa nada sambung, suara di ujung sana terdengar.
"Halo, Liam," suara itu terdengar tenang, seperti biasanya.
"Aku butuh pembaruan," kata Liam langsung, tak ingin membuang waktu.
"Tentang skandal itu... Apakah pernikahanku dengan Alina berhasil menutupi desas-desus atau justru memperburuk situasi?"
Orang di seberang telepon terdiam sejenak, terdengar seperti sedang memilih kata-kata dengan hati-hati.
"Untuk sementara waktu, pernikahanmu memang membantu mengalihkan perhatian media. Banyak yang fokus pada kehidupan pribadi kalian berdua, dan itu sempat menutupi skandal yang beredar."
Liam menarik napas lega, namun belum sepenuhnya tenang.
"Tapi?"
"Tapi sekarang rumor itu kembali menguat. Ada pihak yang menggali lebih dalam tentang masa lalumu. Mereka mulai mempertanyakan hubungan antara pernikahanmu dengan Alina dan skandal yang pernah muncul. Beberapa orang bahkan menganggap pernikahan itu sebagai cara untuk mengalihkan perhatian publik."
Wajah Liam menegang. Ia tahu publik dan media bisa sangat kejam, selalu mencari cara untuk menjatuhkan seseorang.
"Apa yang mereka katakan?" tanyanya, suaranya terdengar lebih rendah, tapi jelas mengandung kemarahan yang terpendam.
"Mereka mulai membicarakan apakah pernikahan ini hanya untuk kepentingan citra. Ada beberapa media yang memutar balik cerita, menyebutkan bahwa Alina hanya dijadikan tameng untuk menutupi masalah yang lebih besar. Beberapa bahkan menduga bahwa ada rahasia lain yang belum terungkap."
Liam meremas ponselnya dengan lebih erat, rahangnya mengeras.
"Apa mereka punya bukti untuk memperkuat tuduhan itu?"
"Belum ada yang konkret, tapi gosip seperti ini bisa menjadi liar jika tidak ditangani dengan cepat. Media sosial juga mulai berperan, dan spekulasi orang-orang terus berkembang."
Dia bangkit dari kursinya, berjalan mondar-mandir di dalam kamar. mencoba menenangkan diri.
"Sialan," desisnya pelan.
"Aku pikir setelah menikah, semua ini akan selesai. Apa yang harus kulakukan sekarang?"
Suara di ujung telepon menyahut.
"Kita harus bergerak cepat, Liam. Jika tidak, reputasimu bisa benar-benar rusak. Kamu mungkin perlu memberikan pernyataan atau setidaknya menciptakan narasi yang lebih kuat untuk meredam ini."
Liam berdiri di depan jendela besar kantornya, memandang keluar. Ia tahu ini bukan hanya tentang reputasinya, tetapi juga tentang Alina. Dia tak ingin Alina terseret lebih jauh dalam masalah ini, tapi sepertinya semua ini sudah semakin sulit dikendalikan.
"Aku akan urus ini," kata Liam akhirnya, suaranya tegas.
"Temukan siapa pun yang menyebarkan rumor ini dan hentikan mereka. Aku tidak peduli caranya."
"Baik, Liam. Aku akan segera bergerak." ucapnya.
Liam lalu memutus panggilan tersebut secara sepihak, dia melempar dengan kasar ponselnya ke kasur dan berjalan ke arah jendela, menatap malam yang masih di guyur hujan, dia menyugar rambutnya untuk menyalurkan frustasinya.
Beberapa bulan sebelum pernikahan dengan Alina, Liam menjalani masa-masa yang paling berat dalam hidupnya. Nama baiknya tercoreng oleh tuduhan manipulasi saham yang menyeret perusahaan miliknya ke dalam pusaran skandal besar.
Liam juga menjalani bebrapa panggilan pihak berwajib guna memberikan keterangan terkait dugaan penipuan yang menyebabkan kerugian besar bagi para investor.
Meski dia bersumpah tidak pernah melakukan manipulasi saham, fakta di lapangan tampaknya berbicara lain. Dokumen dan transaksi mencurigakan mengarah kepadanya, membuat publik dan pihak berwenang yakin bahwa Liam terlibat.
Saat panggilan itu datang, Liam tidak bisa menghindari tekanan media yang terus menyorotnya, mencatat setiap langkah dan keputusannya. Publik berasumsi dia bersalah, seolah-olah semua tuduhan itu sudah terbukti.
Reputasinya hancur dalam semalam. Sebagai CEO muda yang ambisius, Liam merasa dunianya runtuh. Bagaimana mungkin ia bisa menjelaskan kepada dunia bahwa ia tidak bersalah, ketika bukti-bukti menunjukkan sebaliknya?
Namun, berkat negosiasi yang panjang dan tekanan dari berbagai pihak, termasuk keluarganya, Liam akhirnya setuju untuk melakukan tindakan yang tak pernah ia bayangkan.
Meskipun dia tahu bahwa dirinya tidak bersalah, dia memilih untuk mengganti kerugian para investor demi menghentikan keributan ini.
Sebuah langkah yang didorong oleh keluarganya yang menuntut agar skandal ini cepat diselesaikan demi menjaga nama baik mereka.
Tindakan ini membuat kasus tersebut teredam dan berakhir damai di mata hukum. Liam merasa lega karena setidaknya, untuk sementara waktu, badai telah berlalu.
Namun, tidak lama setelah itu, keluarganya mulai menekan Liam untuk segera menikah dengan Alina, putri dari keluarga terpandang.
Pernikahan itu diatur dengan cepat, sebagai cara untuk memperbaiki citra dan mengalihkan perhatian publik dari skandal yang baru saja mereda.
Liam meskipun masih menyimpan kekecewaan atas bagaimana dia dipaksa menyelesaikan kasus itu, akhirnya setuju untuk menikahi Alina.
Dia berpikir bahwa pernikahan ini akan memberinya kesempatan untuk memulai hidup baru, jauh dari bayang-bayang kasus manipulasi saham.
Namun, kenyataan berbicara lain. Dua hari setelah pernikahan mereka, rumor yang sudah teredam mulai kembali mencuat.
Berita tentang manipulasi saham Liam yang semula tertutupi oleh pernikahannya dengan Alina kembali memanas, seolah-olah ada yang sengaja membuat rumor itu kembali mencuat.
Media mulai mempertanyakan, apakah tindakan Liam saat itu benar-benar menyelesaikan masalah, atau hanya sebuah upaya untuk meredam situasi sementara? Beberapa spekulasi baru muncul, menduga bahwa pernikahannya dengan Alina adalah bagian dari strategi untuk menutupi sesuatu yang lebih besar.
Kasus yang sebelumnya mereda kini kembali dibicarakan dengan lebih intens. Bahkan ada rumor baru bahwa Liam tidak sepenuhnya mengganti kerugian para investor, dan bahwa mungkin ada konspirasi di balik skandal ini yang melibatkan orang-orang berpengaruh.
Dengan cepat, isu tersebut menyebar luas, menghancurkan harapan Liam untuk hidup tenang setelah pernikahan. Alina, yang awalnya hanya terlibat karena tekanan keluarga, kini juga ikut terseret dalam konflik ini.
Meskipun tidak mencintai Liam, dia sadar bahwa kehormatannya sebagai istri dan keluarganya terancam oleh situasi ini.
Liam harus menghadapi kenyataan bahwa skandal manipulasi saham ini belum selesai. Dia mulai merasa ada yang sengaja menjatuhkannya, dan dia harus segera menemukan siapa dalang di balik ini, atau segalanya yang telah ia perjuangkan selama ini akan hancur.
...[••••]...
...Bersambung........
...Jangan Lupa Like, Vote dan komentar 'Suka' Kalau kamu penasaran dengan kelanjutan novelnya....
...See You dear.. Semoga Allah memberikan kita kesehatan dan kelancaran Rezeki, dipermudah segala urusan dan rencana atas Izin-Nya❤❤❤...
ayo la firaun, ad yg halal gk usah lgi mikiri msa lalu yg gitu2 az. mncoba mengenal alina psti sangt menyenangkn krna dy wanita yg cerdas. semakin k sini alina akn mnunjukn sikp humoris ny dn liam akn mnunjukkn sikap lembut walau pn msih datar.
haaa, liam dengar tu ap kta raka. smga raka, kau memg sahabt yg tulus y raka. cuci trus otak liam biar dia meroboh degn sendiriny benteng tinggi yg ud dy bangun.
doble up kk😄
gitu dong alina, gk usah sikit2 nangis
sok cuek, sok perhatian. liam liam, awas kau y 😏
lanjut thor.