NovelToon NovelToon
Pelabuhan Terakhir Sang Bad Boy

Pelabuhan Terakhir Sang Bad Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Teen School/College / Bad Boy
Popularitas:4.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Ibrahim, ketua geng motor, jatuh cinta pada pandangan pertama pada Ayleen, barista cantik yang telah menolongnya.

Tak peduli meski gadis itu menjauh, dia terus mendekatinya tanpa kenal menyerah, bahkan langsung berani mengajaknya menikah.

"Kenapa kamu ingin nikah muda?" tanya Ayleen.

"Karena aku ingin punya keluarga. Ingin ada yang menanyakan kabarku dan menungguku pulang setiap hari." Jawaban Ibra membuat hati Ayleen terenyuh. Semenyedihkan itukah hidup pemuda itu. Sampai dia merasa benar-benar sendiri didunia ini.

Hubungan mereka ditentang oleh keluarga Ayleen karena Ibra dianggap berandalan tanpa masa depan.
Akankah Ibra terus berjuang mendapatkan restu keluarga Ayleen, ataukah dia akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 30

"Berhentilan balapan dan ikut geng motor," Ayleen mengulang permintaannya

Ibra bergeming sambil menunduk dalam. Permin taan yang rasanya mustahil dia kabulkan. Selama beberapa tahun terakhir ini, jiwanya ada dalam geng Joker. Balapan salah satu hal yang membuatnya kembali bersemangat. Setelah ibunya meninggal dan ayahnya menikah lagi, hanya jokerlah keluarganya, rumahnya, meninggalkan mereka, itu terlalu berat.

"Aku hanya ingin Kakak lepas dari Joker. Lepas dari kehidupan geng motor yang identik dengan balapan liar, ugal-ugalan dan banyak lagi hal negatif. Tapi kakak masih bisa temenan sama mereka." Ayleen menggengam tangan Ibra sambil berderai air mata. "Aku mohon, Kak."

Ibra menarik tangannya dari genggaman Ayleen, menyeka air mata yang membasahi pipi gadis itu.

"Mintalah yang lain saja, aku pasti mengabulkan."

Ayleen menggeleng cepat. "Aku gak mau lainnya, aku hanya mau Kakak berhenti ikutan geng motor, berhenti balalan liar."

"Itu gak mungkin, Ay," sahut Ibra sambil menunduk.

"Kenapa tidak mungkin?" lirih Ayleen. "Tidak ada yang tidak mungkin, Kak. Aku bisa melalukan hal yang tidak mungkin demi Kakak. Aku rela melawan traumaku, aku rela ketakutan sampai hampir tak bisa bernafas." Ayleen menepuk dadanya, teringat saat-saat mengerikan ketika balapan tadi. "Aku rela melakukan semua itu demi kamu, Kak." Lanjutnya sambil memukuli dada Ibra. "Lalu kenapa Kakak gak bisa berhenti balapan demi aku." Tangis Ayleen makin pecah. "Balapan liar itu taruhannya nyawa."

Sama seperti Ayleen, Ibra juga menangis. Teringin memeluk, tapi gadis itu lebih dulu menepis tangannya. "Ayahku sudah tidak lagi memberiku uang bulanan, bahkan biaya kuliah. Hanya dari bapalan aku bisa dapat uang, Ay."

"Enggak, gak hanya dari balapan," Ayleen menggeleng cepat. Dia tak setuju dengan kalimat Ibra barusan. "Kakak bisa nyari uang dengan cara lain. Kakak bisa kerja. Kalau Kakak mau, Kakak bisa kerja di Mezra kafe." Dia menatap mata Ibra sambil memegang kedua bahunya. "Masih banyak cara untuk bisa dapat uang, Kak."

"Biaya kuliah mahal, Ay. Gaji disana tak akan cukup untuk kuliah dan sehari-hari." Ibra sudah terbiasa hidup enak, punya banyak uang. Membayangkan hidup pas-pasan, jelas itu sangat berat.

"Aku, aku ada uang," Ayleen menepuk dadanya sendiri. "Kakak bisa pakai uangku untuk biaya kuliah." Ibra tersenyum simpul sambil menunduk dalam. Dimana harga dirinya kalau sampai memakai uang Ayleen. "Aku mohon, berhenti balapan, Kak."

Ibra tak segera menjawab dan hanya tertunduk diam, membuat Ayleen putus asa. Sepertinya, Ibra memang tak bisa meninggalkan dunia geng motornya. Dia saja yang terlalu percaya diri, mengira Ibra sangat mencintainya dan rela melalukan apapun demi dia. Nyatanya, dia tak lebih berharga dan penting dari geng-nya itu.

"Baiklah kalau memang tidak bisa," Ayleen melepaskan cengkeramannya pada bahu Ibra. "Aku gak akan maksa. Tapi sepertinya, hubungan kita gak bisa dilanjutkan."

"Ay," pekik Ibra. "Aku mohon jangan bicara seperti itu." Sekarang ganti dia yang memegang kedua bahu Ayleen. "Aku gak mau kita pisah, aku sayang sama kamu, sayang banget."

"Tapi keluargaku gak akan menerima Kakak yang kayak gini. Kalau hubungan kita lanjutpun, percuma, akhirnya kita juga akan pisah." Ayleen menyeka air matanya lalu menatap Ibra sambil tersenyum getir. "Sepertinya benar kata Putri. Kita terlalu berbeda. Dan sebaiknya, rasa yang masih baru dimulai ini, kita akhiri saja."

"Enggak," Ibra langsung mendekap tubuh Ayleen. "Aku gak mau kita pisah." Belum hilang ketakutannya tadi akan kehilangan Ayleen, sekarang gadis itu malah ngajak pisah.

"Gak ada cara lain, Kak. Sebaiknya, kita memang pisah." Meski menyakitkan, Ayleen tetap meyakini keputusannya.

"Enggak," Ibra menggeleng sambil mengeratkan pelukannya. "Beri aku waktu, Ay. Beri aku waktu untuk lepas dari geng motor secara pelan-pelan. Aku janji bakalan kuliah dengan bener. Segera lulus dan cari kerja biar bisa ngelamar kamu."

Memberi waktu, tapi sampai kapan?

Disaat mereka masih larut dengan pikiran masing-masing, terdengar suara gaduh diluar.

"Kayak ada yang ribut diluar," ujar Ayleen sambil melepaskan pelukan Ibra.

"Leen, Ayleen." Terdengar teriakan dari luar.

Brakkk

Ayleen dan Ibra kaget saat pintu kamar dibuka dengan kasar.

"A-bang," gumam Ayleen. Tubuhnya langsung gemetaran dan wajahnya pias melihat kedatangan Aydin.

Demikianpun dengan Aydin, dia sangat syok melihat adiknya berduaan dengan laki-laki didalam kamar. Dan posisi keduanya ada diatas ranjang saat ini.

"Bangsat, sialan lo." Aydin naik pitam, mendekati Ibra dan langsung melayangkan pukulan. "Lo apain adik gue, hah!" bentak Aydin. Menarik kasar Ibra dari atas ranjang lalu menghajarnya.

"Bang, hentikan Bang," teriak Ayleen yang ketakutan. Dia kasihan melihat Ibra dihajar habis-habisan tanpa ada niatan untuk melawan sedikitpun.

Teman-teman Ibra hendak maju untuk membantu ketuanya itu, tapi Joko melarangnya. "Kita gak usah ikut campur. Kalau Ibra mau, dia bisa kok ngelawan seorang diri." Tadi hampir saja Aydin dihajar anak Joker karena dianggap bikin rusuh, untung ada Joko yang kenal Aydin, dialah yang melerai teman-temannya.

Teman-temannya mengangguk lalu mendur. Melihat Ibra yang hanya pasrah saat dihajar, membuat mereka yakin jika cowok itu tak butuh bantuan.

Saat Ibra tersungkur dilantai, Aydin langsung membalikkan badannya, menduduki perut dan menghajar wajahnya babis habisan.

"Kurang ajar, apa yang telah lo lakuin pada adik gue?" teriak Aydin sambil terus melayangkan pukulan. "Bajingan, biadap." Berbagai macam sumpah serapah Aydin keluarkan.

"Aku gak diapa-apain. Leen mohon, berhenti, Bang." Ayleen berteriak histeris sambil berusaha memegangi pinggang Aydin agar berhenti memukul Ibra. Dia tak sampai hati melihat darah segar terus keluar dari hidung dan mulut Ibra. "Dia bisa mati, Bang. Berhenti..." Dia terus memohon sambil menangis

Aydin akhirnya berhenti. Dengan nafas tersengal sengal, dia menatap Ibra yang wajahnya babak belur. Dibelakangnya, Ayleen masih menangis sambil memeluk pinggangnya.

"Leen gak diapa-apain, Bang."

Aydin menguraikan pelukan Ayleen lalu bangkit dari atas tubuh Ibra. Ditariknya Ayleen berdiri lalu dicengkeram erat lengannya.

"Gak diapa-apain?" tanya Aydin dan langsung dijawab dengan anggukan kepala orang gadis itu. Aydin tersenyum getir, tak menyangka jika adiknya telah menjadi gadis murahan seperti ini. "Jadi kau sendiri yang mau datang ketempat seperti ini?"

Ayleen tak berani menjawab, dia hanya menunduk. Sebenarnya memang bukan maunya, dia terpaksa demi Ibra, tapi tidak dipaksa.

"Aku yang memaksanya," rintih Ibra. Saat ini, tak hanya wajah, dada dan perutnya juga sakit akibat pukulan Aydin Seluruh tubuhnya terasa remuk, tapi dia tak mau Ayleen dimarahi karena datang kesini.

Ayleen menggeleng. "Aku sendiri yang datang, gak dipaksa."

Aydin menatap Ibra yang masih telentang dilantai dengan wajah berdarah-darah. Menendang perutnya lalu menarik lengan Ayleen keluar. Saat berada dipintu, dia melepaskan tangan Ayleen, membuka jaket yang adiknya itu kenakan lalu melemparkan kewajah Ibra.

"Mulai detik ini, jangan pernah lagi ganggu adikku. Aku tak mau adikku bergaul dengan berandalan sepertimu."

1
Anonymous
Kecewa
Anonymous
Buruk
Susanti Susanti
Luar biasa
Hera
👍🏻👍👍🏻
Abinaya Albab
bang Aydin pernah one night stand sama anak gadis orang /Silent/
Abinaya Albab
bener bgt Bu seblak /Facepalm//Silent/
Abinaya Albab
mendadak jadi macan tutul ya Ay /Facepalm//Silent/
Abinaya Albab
ujian malam pertama bang Ibra /Facepalm/ jngan sampai ada drama perut nyeri ternyata mau datang bulan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
maria handayani
/Shy/
Abinaya Albab
emang minta dibalang sendal si alfath ini /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Abinaya Albab
alfath emang agak lain sendiri di keluarganya paling sengklek /Facepalm//Silent/
Abinaya Albab
Ibra udh bawa pasukan ternyata gk ada amunisinya /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Silent/
khoirun nisa
kngn era" butterfly kya gini tapi KLO ingat sakitnya jga GK mau
Abinaya Albab
aku juga jadi ikut nangis 😭😭😭
Abinaya Albab
good job ayleen
Abinaya Albab
emang enak /Grin/
Abinaya Albab
ini kenapa bikin mewek terus sihhhhh 🥹
Abinaya Albab
duhhhhh nyesek sakit banget di tenggorokan 😭😭😭
Alieta Hariyantie
🖤
Abinaya Albab
lope sekebon Ibra 😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!