Brittany Moon tidak pernah menduga pernikahannya dengan tunangannya Ralph Smith akan batal karena Ralph lebih memilih bersama Clara William yang jatuh sakit disebabkan kelelahan sehingga dirawat di rumah sakit daripada memenuhi janji suci mereka dalam ikatan pernikahan.
Saat hati Brittany terluka akan sikap Ralph yang membatalkan acara pernikahan mereka demi Clara, dihari itulah Brittany tak sengaja dipertemukan dengan seseorang yang juga sedang kesulitan dikarenakan kekasihnya meninggalkannya dihari pernikahan mereka.
Nama pria itu adalah Adam Bennet, seorang pengusaha kaya raya yang merupakan pemilik perusahaan distributor jam mewah diberbagai penjuru dunia.
Lantas bagaimana kelanjutan cerita ini, saksikan terus disetiap babnya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Kedatangan Morgan
"Hai... !" sapa seorang perempuan didepan pintu rumah Brittany.
Brittany berdiri tertegun ketika dia melihat kedatangan Morgan, rekan kerjanya dulu di agensi Alfa.
"Kau ?" sahut Brittany.
"Yah, apa kabarmu, Brittany ?" ucap Morgan sembari tersenyum.
"Masuklah, apa kau tidak kerja di agensi Alfa, bukankah ini waktu jam kerja !?" kata Brittany sembari mempersilahkan Morgan masuk ke dalam rumahnya.
Morgan mengangguk pelan seraya masuk ke dalam rumah Brittany.
"Lama tidak bertemu, Brittany", kata Morgan.
"Ya, baru tiga hari saja", sahut Brittany.
Brittany berjalan mengiringi langkah Morgan disampingnya lalu melirik pelan ke arah mantan rekan kerjanya itu.
"Ada apa mencariku ? Maksudku, tidak biasanya kau kemari, kerumahku, apa Ralph yang memintamu datang ?" kata Brittany.
"Tidak, tidak ada yang memintaku untuk datang kerumahmu", sahut Morgan.
Morgan menggeleng pelan seraya tersenyum simpul.
"Oh, baiklah, mungkin kau sekedar mampir saja, maaf, aku tidak mempersiapkan apa-apa", kata Brittany.
"Tidak masalah buatku", sahut Morgan.
"Duduklah disini, Morgan !" kata Brittany.
"Terimakasih, Brittany", jawab Morgan sembari duduk disebuah sofa panjang yang ada diruangan keluarga.
"Apa kau sendirian datang kemari ?" tanya Brittany.
"Ya, aku kesini sendirian", sahut Morgan.
"Katakan padaku terus terang, ada kepentingan apa kau kemari, atau aku lupa sesuatu sehingga agensi Alfa memintamu kesini", ucap Brittany.
Morgan menatap sedih ke arah Brittany yang duduk berhadap-hadapan dengannya.
"Aku sudah tidak bekerja diagensi Alfa lagi", kata Morgan.
"Hah ? Apa ?" sahut Brittany tercengang kaget.
Brittany tampak terkejut saat Morgan memberitahukan kepadanya tentang keadaannya yang sudah tidak bekerja lagi diagensi Alfa.
"Jadi kau sudah tidak bekerja lagi diagensi Alfa sekarang, tapi kenapa bisa terjadi, kulihat kau sangat dekat dengan Ralph", kata Brittany.
Tampak Brittany tidak mempercayai perkataan Morgan, dia melihat ke arah mantan rekan kerjanya itu dengan tatapan curiga.
"Itu benar, aku dipecat dari agensi Alfa oleh Ralph Smith, jadi aku sudah tidak disana lagi mulai kemarin", kata Morgan.
''Sungguh ???" tanya Brittany dengan mulut ternganga lebar.
"Ya, sungguh, untuk apa aku membohongimu, akan sia-sia saja jika aku berbohong padamu", sahut Morgan.
"Demi Tuhan !? Bagaimana itu bisa terjadi padamu, Morgan ???" kata Brittany.
"Ya, seperti itulah kira-kira keadaan yang sebenarnya terjadi padaku dan agensi Alfa", sahut Morgan.
Morgan tersenyum sekilas seraya menundukkan pandangannya.
"Tapi itu tidak mungkin, kau salah satu desainer paling berbakat yang dipunyai oleh agensi Alfa dan tidak mudah mendapatkan desainer terpercaya sepertimu, Morgan", ucap Brittany.
"Pada kenyataannya memang seperti itu, dan aku telah diberhentikan secara tidak hormat oleh Ralph Smith sebagai bos disana", kata Morgan.
"Ini benar-benar sulit dipercayai, tidak seperti Ralph biasanya, sebab dia akan mempertahankan orang-orang yang dianggapnya menguntungkan dirinya daripada orang baru diagensi Alfa", ucap Brittany.
"Mungkin itu yang kau kira, dan kenyataannya sekarang, aku telah dipecat dan sedang duduk disini bersamamu", sahut Morgan.
"Oh, Morgan, aku turut prihatin atas apa yang terjadi padamu, tolong maafkan aku karena tidak bisa membantumu apa-apa", kata Brittany.
Brittany turut menyesali yang terjadi pada Morgan tapi dia sendiri tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu mantan rekan kerjanya diagensi Alfa dulu.
Sedangkan Morgan sendiri terlihat sangat sedih karena dia harus menanggung masalah ini dan tidak tahu harus bekerja dimana lagi tanpa surat rekomendasi.
"Dan kau sendiri kenapa tidak pernah hadir diagensi Alfa ? Apa kau jadi resign dari sana ?" tanya Morgan.
Masih terlihat ekspresi wajah Morgan yang murung tapi perempuan itu berusaha bersikap tegar, seolah-olah dirinya sangat kuat.
"Aku berniat mengundurkan diri dari agensi Alfa memang, tapi aku belum mengurus surat pengunduran diriku", kata Brittany.
"Ralph juga menanyakan hal itu padaku tentang kabarmu yang tidak datang ke agensi Alfa", ucap Morgan.
"Tunggu ! Apa kau sedang bertengkar hebat dengan Ralph Smith karena aku ?" kata Brittany.
Sepertinya Brittany mulai mengerti akan maksud kedatangan Morgan kerumahnya sekarang ini.
"Tidak mungkin kau dan Ralph bertengkar hanya berselisih paham tentangku", sambung Brittany yang mulai curiga.
"Waktu itu Ralph menanyakanmu ketika kami berpapasan tak sengaja diluar ruangan kerjanya", kata Morgan.
Morgan mulai mengawali ceritanya yang menyebabkan dirinya harus dikeluarkan dari agensi Alfa oleh Ralph Smith.
"Ralph bertanya apakah kau datang dan absen diagensi serta dia memintaku untuk menelponmu tapi kau memblokir nomerku", kata Morgan.
''Oh, iya, aku lupa hal itu", sahut Brittany.
Brittany mengeluarkan ponsel miliknya dari dalam saku roknya lalu memeriksa ke arah layar.
"Benar, aku memang memblokir seluruh nomer orang-orang yang ada diagensi Alfa dan menghapusnya dari daftar kontak telepon'', kata Brittany.
"Karena itulah dia memintaku menghubungimu dan disitulah awal pertengkaran kami terjadi", ucap Morgan.
"Seharusnya itu tidak pernah terjadi padamu, maafkan aku atas masalah yang menimpamu ini dikarenakan olehku, Morgan", sahut Brittany yang menatap sedih ke arah Morgan.
"Tidak masalah, bukan hal yang penting bagiku meski aku harus kehilangan mata penghasilan, yang terpenting sekarang, aku bisa bernafas lega karena bisa membelamu dihadapan pria brengsek seperti dia", lanjut Morgan.
Morgan tersenyum simpul, kedua matanya berbinar-binar penuh kebahagiaan.
"Dia pantas disebut keledai dungu bahkan dia terlalu dungu daripada keledai itu sendiri", kata Morgan.
"Dan kau mengatakannya kepada dia, Morgan ???" tanya Brittany tak percaya.
"Ya, aku mengatakannya dengan jelas bahkan terdengar keras, mungkin saja saat itu, dia tertampar oleh ucapanku itu", sahut Morgan.
"Demi Tuhan !!! Kenapa kau senekat itu, Morgan dan sekarang terpaksa kau menjadi seorang pengangguran tak berdosa !?" kata Brittany.
"Aku lebih baik memilih menjadi seorang pengangguran tak berdosa daripada aku bekerja dengan keledai sedungu Ralph Smith yang tidak memiliki otak sama sekali kedunguannya", sahut Morgan.
Morgan terlihat sangat kesal saat membicarakan mantan bosnya itu yang bernama Raplh Smith.
"Rasanya aku ingin meninju mukanya yang mengkilap itu !" geram Morgan.
"Tapi kau kehilangan pekerjaan dan mata pencaharian sehari-hari, lantas bagaimana kau akan mencukupi kebutuhan hidupmu sehari-hari sekarang ini, tanpa pekerjaan tetap dari agensi Alfa", kata Brittany.
"Aku akan mencoba dari awal lagi dan mencari nafkah lainnya dari pekerjaan yang berbeda", sahut Morgan.
"Itu tidak mudah bagimu, dan akan sulit sekarang ini untuk mencari pekerjaan didunia industri yang tidak menentu seperti saat ini", kata Brittany.
"Tapi aku akan mencobanya, dan mungkin saja aku akan mendapatkan keberuntungan lainnya" sahut Morgan.
"Oh, Morgan...", ucap Brittany prihatin.
"Oh, iya, aku mau memberikan sesuatu kepadamu karena itulah aku meluangkan waktu mampir kerumahmu, Brittany", kata Morgan.
Morgan membuka tas miliknya lalu mengeluarkan sekotak kardus kemudian menyerahkannya kepada Brittany Moon.
"Kau melupakan barang milikmu yang kau tinggal diagensi Alfa, aku sempat masuk ke ruangan kerjamu sebelum bertemu dengan Ralph dan aku melihat ada kotak yang tertinggal diatas meja, sepertinya milikmu karena itulah, aku membawanya kemari", lanjut Morgan.
"Oh, Morgan, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi untukmu sekarang ini, karena hal yang bisa aku lakukan hanyalah mengucapkan rasa terimakasihku atas pembelaanmu terhadapku", kata Brittany terharu.
"Sudah semestinya membela sesuatu yang benar dan kau telah membuktikan bahwa dirimu memang benar, Brittany", sahut Morgan.
"Terimakasih...", ucap Brittany.
"Jangan membuatku terharu sehingga memaksaku harus menangis !" kata Morgan sambil beranjak berdiri dari atas sofa.
"Terimakasih, terimakasih, sekali lagi kuucapkan terimakasih atas semua yang pernah kau lakukan untukku, Morgan", sahut Brittany masih terharu.
"Yah, baiklah, kurasa sekarang, sebaiknya aku harus segera pergi, karena masih ada yang harus aku kerjakan lagi", kata Morgan.
Brittany menatap sendu ke arah Morgan lalu berkata pada mantan rekan kerjanya.
"Kuharap kau akan baik-baik saja, Morgan", ucapnya penuh rasa haru.
Morgan menjawab dengan sebuah senyuman hangat seraya menjawab.
"Ya, itu pasti", sahutnya tegas.
uda ada si Adam...
gaya bahasa yg dipakainya natural spt dlm kehidupan nyata...
biasanya aspri yg paling tahu apa² hal mengenai bosnya....
atau aku yg gagal paham ni situasinya 😅😅😅