Aditya, seorang gamer top dalam Astaroth Online, mendadak terbangun sebagai Spectra—karakter prajurit bayangan yang ia mainkan selama ini. Terjebak dalam dunia game yang kini menjadi nyata, ia harus beradaptasi dengan kekuatan dan tantangan yang sebelumnya hanya ia kenal secara digital. Bersama pedang legendaris dan kemampuan magisnya, Aditya memulai petualangan berbahaya untuk mencari jawaban dan menemukan jalan pulang, sambil mengungkap misteri besar yang tersembunyi di balik dunia Astaroth Online.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LauraEll, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9 : Pertempuran dengan Penjaga Hutan
Perjalanan mereka semakin dalam memasuki hutan gelap yang penuh misteri. Suasana semakin mencekam, dan udara di sekitar mereka terasa semakin berat. Setiap langkah membawa mereka lebih jauh ke dalam bayang-bayang pepohonan yang menghalangi cahaya matahari, membuat hutan ini terasa seperti dunia yang terpisah dari kenyataan.
Lyra berjalan di depan dengan tenang, matanya selalu waspada terhadap segala gerakan yang mencurigakan. Dale dan Spectra mengikuti di belakang, tidak kalah waspada. Dale, yang tak bisa menahan rasa penasarannya, tampak lebih bersemangat daripada sebelumnya.
"Tuan Spectra, menurutmu apa yang akan kita hadapi selanjutnya?" tanya Dale dengan mata berbinar.
Spectra tidak menjawab segera. Wajahnya tetap datar, tetapi matanya yang tajam memindai setiap sudut hutan. "Kita akan melihatnya segera. Tetap siap," jawabnya akhirnya.
Lyra yang berjalan di depan menghentikan langkahnya sejenak, lalu berbalik ke arah mereka. "Kalian harus lebih hati-hati," katanya dengan suara lebih rendah. "Kekuatan kita saja mungkin belum cukup di sini. Hutan ini dipenuhi dengan ancaman yang tidak bisa dianggap remeh."
Belum selesai mereka berbicara, tiba-tiba sebuah suara halus mengalir dari pepohonan, seolah berasal dari udara itu sendiri. Suara itu memanggil dengan lembut, namun mengandung ancaman yang nyata.
"Siapa yang berani memasuki wilayahku?" suara itu terdengar jelas, meskipun tidak ada sosok yang terlihat.
Dale menegang, dan Spectra segera melangkah maju, memegang pedangnya dengan erat. "Dia lagi ya!?" teriaknya, menantang.
Tidak lama kemudian, sebuah bayangan muncul dari balik pohon-pohon besar. Sosok itu bergerak dengan anggun, mengenakan jubah hitam yang mengalir, wajahnya tersembunyi di balik tudung. Tubuhnya terlihat ramping, namun ada aura kuat yang menyelimuti keberadaannya, seperti kekuatan yang melampaui manusia biasa.
Sosok itu melangkah lebih dekat, mengungkapkan sepasang mata berwarna merah menyala yang memancarkan energi gelap. "Aku adalah penjaga hutan ini," kata sosok itu dengan suara yang lembut namun penuh kekuatan. "Hutan ini adalah tanah terlarang bagi kalian. Jika kalian berniat untuk melanjutkan perjalanan, kalian harus menghadapiku terlebih dahulu."
"Akhirnya dia muncul" Lyra mengerutkan kening. "Kau bukan makhluk biasa kan?!."
Senyum tipis muncul di wajah sosok itu, meskipun matanya tetap dingin. "Betul sekali. Aku bukan hanya penjaga biasa. Aku adalah salah satu iblis yang melayani Raja Iblis.
Kalian sudah melangkah terlalu jauh,
Dan aku tidak akan membiarkan siapa pun melewati wilayah ini tanpa menghadapi konsekuensinya."
Dengan kata-kata itu, sosok itu tiba-tiba melompat ke depan, meliuk dengan kecepatan yang tak terduga. Sebelum mereka sempat bereaksi, sosok itu sudah mengayunkan pedangnya, yang berkilauan dengan cahaya gelap yang membara. Pedang itu tampaknya terbuat dari energi murni yang bisa mengiris apapun yang dilewatinya.
"BERHATI-HATILAH!" teriak Spectra sambil mengangkat pedangnya untuk menahan serangan. Pedang Kubikiri bertemu dengan pedang sosok itu, menghasilkan percikan cahaya yang menyilaukan. Kekuatan benturan itu mengguncang udara sekeliling mereka.
"Wind Slash!" Spectra mengayunkan pedangnya dengan gerakan cepat, melepaskan semburan angin tajam ke arah sosok itu.
Namun, sosok tersebut menghindar dengan gesit, seolah tidak terpengaruh oleh serangan itu. "Kalian terlalu lemah untuk menghadapiku," ujarnya dengan suara dingin, lalu meluncurkan serangan balik yang lebih mematikan. Pedangnya terangkat, dan dari ujungnya muncul gelombang energi hitam yang melesat menuju Spectra.
Spectra cepat berlari mundur, menghindari serangan tersebut, namun Dale tidak mau kalah. "Ayo kita hajar dia!" teriaknya dengan penuh semangat. Dengan pedang yang bersinar cerah, Dale berlari maju, menebas dengan cepat dan beruntun. Setiap tebasannya mengeluarkan kilatan cahaya emas yang berputar di udara, mencoba memotong sosok itu.
Namun, sosok tersebut hanya tersenyum sinis dan mengangkat tangannya. Sebuah perisai energi hitam terbentuk di depan tubuhnya, menahan semua serangan Dale. "Kalian tidak mengerti. Aku bukan sekadar penjaga hutan. Aku adalah kekuatan yang lebih besar dari kalian bayangkan," katanya dengan nada yang penuh percaya diri.
"Fire Ball!" Spectra mengangkat tangannya, meluncurkan bola api besar yang membakar dengan panas yang luar biasa. Bola api itu terbang melesat cepat, tetapi sosok itu kembali bergerak dengan lincah, menghindari serangan itu hanya dengan satu langkah.
Lyra, yang melihat kekuatan musuh ini, segera mempersiapkan sihirnya. "Leaf Tornado!" Dia mengangkat busurnya, mengarahkannya ke sosok itu. Satu panah melesat, dan dari panah itu muncul pusaran angin yang menghancurkan segala sesuatu di jalurnya. Angin itu berputar dengan kecepatan luar biasa, berusaha mengurung musuh di dalamnya.
Namun, sosok itu hanya mengangkat tangannya dengan tenang. "Kalian benar-benar menyia-nyiakan waktu," katanya, sebelum dia mengucapkan kata-kata yang membuat udara di sekitar mereka semakin berat. "Abyssal Seal!"
Tiba-tiba, sebuah energi gelap yang sangat kuat meluncur keluar dari tubuh sosok itu, membentuk sebuah segel besar yang menyerap semua serangan yang dilancarkan kepada dirinya. Angin dan api yang sebelumnya mengelilinginya seketika terhenti, diserap masuk ke dalam segel hitam yang mencolok.
"Jangan berpikir bahwa kalian bisa melawan kekuatan kegelapan ini," ujar sosok itu, matanya menyala merah dengan semakin tajam.
Spectra terdiam sejenak, menganalisis gerakan musuh. "Jangan biarkan dia terus mengendalikan pertempuran ini," perintahnya dengan tegas kepada Dale dan Lyra. "Kita harus menyerang bersama-sama."
Lyra mengangguk, sementara Dale dengan semangat siap untuk bergerak. Spectra berfokus pada musuh di hadapannya, menyusun serangan berikutnya. "Ini adalah ujian sejati," gumamnya, lalu mengangkat tangan.
Tiba-tiba, sebuah aura biru yang sangat kuat muncul dari dalam tubuh Spectra. Energi itu berputar mengelilinginya, membentuk sebuah lapisan pelindung yang semakin kuat. "Kubikiri, serangan akhir," ujar Spectra dengan penuh fokus.
Dengan kekuatan baru yang menyelimuti tubuhnya, Spectra melangkah maju dengan penuh keyakinan, melemparkan pedangnya dengan gerakan yang sangat cepat dan kuat. Pedang Kubikiri terbang seperti petir menuju musuh, dengan energi yang tak terhentikan.
Sosok itu mencoba menghalau pedang tersebut dengan gelombang energi hitamnya, tetapi kali ini, pedang Kubikiri mampu menembus kekuatan itu. Dengan satu tebasan yang tajam, pedang itu menghantam tubuh sosok tersebut, menghasilkan ledakan cahaya yang sangat terang.
Sosok itu terhuyung mundur, tampak sejenak terkejut. "Kau...!" katanya dengan suara serak, lalu tertawa pelan. "Haha kau lumayan kuat. Tapi ini belum berakhir."
Sementara itu Dale yang kesal mengangkat pedangnya tinggi-tinggi. Aura merah mengelilingi tubuhnya, memberikan energi tambahan pada pedangnya. "Akan ku akhiri!" Ujar nya percaya diri.
Menyadari bahwa itu adalah serangan terkuat Dale, Spectra langsung berteriak untuk menghentikan Dale.
"JANGAN GUNAKAN ITU DALE, TERLALU BERESIKO!"
Dale lalu menoleh kearah Spectra dan menuruti perintah nya.
Sementara perhatian terarah pada Dale, dengan diam-diam Lyra menembakkan anak panah terakhirnya yang bersinar terang.
*MOONLIGHT ARROW!
Panah itu melesat dengan kecepatan luar biasa, tepat menembus tubuh sosok tersebut. "Itu akhir dari perjalananmu," kata Lyra dengan dingin.
"APAA?!" Teriaknya.
Sosok itu terjatuh, tubuhnya menghilang dalam keheningan yang mencekam. Namun, sebelum sepenuhnya lenyap, dia sempat berbisik, "Ingatlah, ini baru permulaan... Raja Iblis akan datang..."
Keheningan kembali meliputi hutan. Mereka bertiga berdiri tegak, masih terkejut dengan kekuatan musuh yang baru saja mereka hadapi. Pertempuran itu telah berakhir, namun perasaan cemas masih menggantung di udara, karena ancaman yang lebih besar masih menanti.
"Sudah selesai," ujar Dale dengan tenang, meskipun matanya tetap penuh kewaspadaan. "Tapi kita harus tetap waspada."
"Raja Iblis..." gumam Spectra, sambil menatap ke arah hutan yang gelap. "Sepertinya petualangan ini jadi lebih menarik"