NovelToon NovelToon
Ketika Kesabaran Berakhir

Ketika Kesabaran Berakhir

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mengubah Takdir
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Nurulina

Lestari, yang akrab disapa Tari, menjalani hidup sebagai istri dari Teguh, pria yang pelit luar biasa. Setiap hari, Tari hanya diberi uang 25 ribu rupiah untuk mencukupi kebutuhan makan keluarga mereka yang terdiri dari enam orang. Dengan keterbatasan itu, ia harus memutar otak agar dapur tetap mengepul, meski kerap berujung pada cacian dari keluarga suaminya jika masakannya tak sesuai selera.

Kehidupan Tari yang penuh tekanan semakin rumit saat ia memergoki Teguh mendekati mantan kekasihnya. Merasa dikhianati, Tari memutuskan untuk berhenti peduli. Dalam keputusasaannya, ia menemukan aplikasi penghasil uang yang perlahan memberinya kebebasan finansial.

Ketika Tari bersiap membongkar perselingkuhan Teguh, tuduhan tak terduga datang menghampirinya: ia dituduh menggoda ayah mertuanya sendiri. Di tengah konflik yang kian memuncak, Naya dihadapkan pada pilihan sulit—bertahan demi harga diri atau melangkah pergi untuk menemukan kebahagiaan yang sejati.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nurulina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 33

"Kamu tenang saja, Sayang. Nanti, setelah kita menikah, aku pasti akan lebih memprioritaskan kamu daripada Tari. Kamu tahu sendiri, kan, kalau Tari itu mandul. Jadi, jangan sedih lagi, ya."

Grep...

Nindi menggenggam tangan Tari dengan lembut, lalu berbisik, "Sabar, orang sabar itu pantatnya lebar."

Huftt...

Tari mendengus kesal.

Setelah merasa cukup mengumpulkan bukti, Tari dan Nindi pun memutuskan untuk pergi dari tempat itu.

"Enak saja ngatain aku mandul! Rahim aku itu sehat walafiat, siap untuk dibuahi. Burungmu aja yang loyo, nggak becus bikin aku hamil!" gerutu Tari dengan nada kesal saat berjalan menuju parkiran.

"Sabar, Tar, sabar. Orang sabar palanya lebar," ujar Nindi sambil mengelus bahu Tari untuk menenangkannya.

"Ih, kamu, Ndi! Dari tadi pantat sama pala aja yang di sebut!" sungut Tari, menyemprot balik dengan kesal.

"Hehe, maaf. Udah, pokoknya kamu tenangin diri. Mulai sekarang, jangan mau lagi kamu diperbudak sama mereka. Kalau perlu, taruh racun sianida di makanan mereka. Biar mampus semuanya sekalian," ucap Nindi dengan nada bercanda, meski terkesan menjerumuskan.

"Lah, kalau aku di penjara kayak nasib Jeslin, gimana? Nggak mau lah aku membusuk di sana. Aku kan masih muda dan cantik, cuma ya... udah nggak perawan aja," seloroh Tari sambil cengengesan.

"Kalau gitu, lakuin aja saran aku yang pertama tadi. Kamu pura-pura aja nggak tahu tingkah suamimu, terus keruk uangnya sebanyak-banyaknya," kata Nindi dengan penuh keyakinan.

"Apa yang mau dikeruk? Orang buruh pabrik gini. Paling sisa gajinya buat tidur bareng tuh keong beracun," dengus Tari dengan nada kesal.

Nindi pun garuk-garuk kepala, "Eh, aku belum bilang, ya, Tar? Kalau Teguh suami kamu itu udah naik jabatan?"

"Ha? Apa maksud kamu? Mas Teguh naik jadi pejabat gitu?" pekik Tari, terkejut.

Si Nindi pun menggosok telinganya, siapa tahu ada sop yang keluar gara-gara suara Tari yang melengking itu.

"Aduh, kupingmu ada tainya apa gimana sih, Tar? Aku bilang Teguh tuh naik jabatan, bukan jadi pejabat!" sungut Nindi merasa kesal. Kupingnya sampai berdengung karena teriakan Tari.

Sementara itu, Tari malah masih terbengong, mencerna informasi terbaru yang baru saja disampaikan oleh Nindi.

"Hey, kok malah bengong? Awas kesambet setan perjaka nanti!" seru Nindi, sedikit bercanda.

Tari mengerjab, "Jadi maksud kamu, Mas Teguh naik jabatan gitu, Ndi?" tanya Tari sekali lagi, memastikan kalau kupingnya tidak salah mendengar.

Nindi memutar bola matanya sampai juling, "Iya, Tari... Nama lengkap suamimu itu Teguh Prasetyo, kan?" seloroh Nindi balik bertanya. Tari mengangguk membenarkan.

"Nah, kebetulan banget, Teguh Prasetyo itu atasan mas Bima, suamiku. Dan saat aku lihat fotonya, ternyata wajahnya sama, cuy! Dia itu suamimu, udah naik jabatan jadi kepala bagian di pabrik itu. Aku tanya mas Bima, dia udah 7 bulan naik di posisi itu," jelas Nindi, sukses membuat dada Tari terasa sesak.

"Ih, kurang asem! Jadi dia udah bohongin aku gitu! Naik jabatan, tapi kasih uang belanja masih 25 ribu?" Tari menonjok telapak tangannya sendiri, sebagai luapan kekesalan hatinya yang merasa dibohongi dan dikhianati.

"Nah, maksud aku begini, Tar. Kamu itu pura-pura aja nggak tahu si Teguh itu selingkuh. Sebelum kamu pergi, kasih pelajaran yang berharga buat mereka semua, sekaligus keruk habis gaji Teguh. Aku yakin, orang pelit seperti dia pasti punya banyak uang tabungan," ucap Nindi memberi solusi.

"Jangan sia-siakan jerih payahmu di rumah itu, setidaknya jadilah janda yang kaya raya. Hidup menjanda butuh modal, Tar. Jangan cuma sakit hati terus minggat gitu aja. Keenakan si pelakor, dong, bisa menikmati uang Teguh yang seharusnya jadi hak kamu," imbuh Nindi lagi. Sebagai penulis yang sudah lumayan senior, otak Nindi sudah bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan.

1
Wanita Aries
Suka ceritanya..
Semangat thor
Wanita Aries
Naudzubillah dpt laki pelit amit2 dah
Wanita Aries
Gila aj dkasih cm 25rb. Uang saku ankq yg SMP itu
Diah Ratna
ceritanya bagus,thor .
Sulfia Nuriawati
udah d perbudak msh mw bertahan helloooo cinta blh goblok jgn y sayang, bersikap lah tunjuk kan bahwa km pny harga yg lbh dr pelakor jg suami g pny otak itu,mn pelit lg dih ogah bnget😡😡😡
Sulfia Nuriawati
Luar biasa
Nurulina: makasi yaaa🥰
total 1 replies
Aerilyn Bambulu
Aku nunggu update terbaru setiap harinya, semangat terus author!
Nurulina: Waaah makasih yaaaw😍
total 1 replies
Phoenix Ikki
Aku tumpahkan air mata gara-gara endingnya😢
Kazuo
Bikin nagih bacanya 😍
Nurulina: waaah, makasih yaaa🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!