Novel ini mengisahkan seorang pemuda lugu yang kekuatannya tertutup racun sejak kecil, dia bertemu dengan seorang kakek yang menolongnya dan memberinya kekuatan yang bisa mengalahkan para dewa.
Dia punya tubuh antik yang jarang dimiliki oleh banyak orang, tapi titik kekuatan yang dia punya hanya terbuka satu saja, padahal ada tiga titik kekuatan yang harus dibuka untuk setiap orang yang belajar beladiri.
Pemuda ini tidak tahu siapa kedua orang tuanya, dia berpetualang mengelilingi kerajaan-kerajaan hingga akhirnya dapat menemukan orang tuanya yang saat ini kekuatannya sudah hilang sama sekali karena titik kekuatannya sudah dihancurkan semua oleh seorang yang mempunyai kekuatan super power juga.
Orang yang mempunyai kekuatan super power itu ternyata adalah saudaranya sendiri yang menapaki jalan hitam dalam kehidupannya.
Dengan segenap keinginan dan semangat yang membara, tokoh utama dari novel ini mempelajari ilmu spiritual dan berusaha untuk membuka semua titik kekuatannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aang Albasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rama dan rombongan kembali ke kerajaab Singo Ngaung
Terlihat sang raja yang dari awal kedatangan rombongan rama datang ke istana kerajaan itu selalu memperhatikan gerak-geriknya yang akhirnya memberanikan diri mendekati rombongan Rama.
“Kalian darimana? Apakah kalian dari kerajaan Singo Ngaung yang kabarnya sedang membasmi para Siluman?”. Tanya Raja
“Benar raja, kami datang kesini untuk membasmi seluruh siluman, dan semuanya sudah selesai kami basmi, jadi saatnya kami kembali ke kerajaan Singo Ngaung”. Jawab Rama.
“Siapa wanita cantik ini?”. Tanya Raja sambil menunjuk kearah Pelangi
“Dia istriku, putri dari raja Singo Ngaung, namanya Pelangi”. Jawab Rama
“Ooo, jadi kalian adalah pasangan suami istri?, pantas saja terlihat sangat romantis sekali”. Jawab Rama sembari sedikit menampilkan senyumnya yang terlihat lebih menyeramkan
“Sebagai rasa terima kasihku, aku akan memberikan hadiah pernikahan untuk kalian berdua”. Kata Raja
“Em, anu raja, sebenarnya kakakku juga pengantin baru, mereka menikah dihari yang sama dengan hari pernikahanku, perkenalkan ini kakakku namanya Wicaksana, dan ini istri kakakku, dia anak dari raja San Kana penguasa Dadung Mbulet namanya Sukmawati”. Kata pelangi menjelaskan.
“Oooo, jadi aku harus mempersiapkan dua hadiah pernikahankah?”. Tanya raja
“Pastiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii”. Serentak mereka berempat menjawabnya.
“Waduh, kompak sekali mereka ini”. Gumam raja.
Beberapa lama kemudian dua orang pengawal mendatangi raja sembari membawakan dua buah kotak.
“Ini hadiah atas terima kasihku untuk kalian dan untuk pernikahan kalian, semoga hubungan pernikahannya kalian langgeng ya?”. Kata raja
“Amiiiiin”. Jawab mereka berempat sambil menengadahkan tangannya secara bersamaan lagi.
“Terima kasih raja, atas pemberian hadiah ini, sudah saatnya kami berpamitan”. Kata Wicaksana sambil berlalu dari hadapan raja.
Sementara Digoa
“Bagaimana keadaan kerajaan Kejora Abadi? Raja mereka sudah tewas dibunuh oleh siluman yang kita kirim saat itu?”. Tanya Reja Jugrang
“Ke enam bocah itu sudah menghasbisi seluruh siluman yang ada disana!”. Jawab seorang yang ditugaskan mengirimkan siluman ke kerajaan kejora Abadi.
“Tidak, maksudku siapakah yang melanjutkan raja yang sudah tewas itu? Sepertinya kita bisa langsung menguasai kerajaan itu saat ini, mumpung keadaan kerajaan itu masih porak poranda dan belum ada raja yang menggantikan raja yang sudah tewas itu”. Kata Reja Jugrang
“Begitu ya?, baiklah aku akan menjadi raja selanjutnya untuk kerajaan itu!”. Kata seorang yang mengirimkan siluman itu.
“Baiklah, kau urus saja kerajaan itu, kuasai seluruh harta berharga dan barang-barang antik yang ada dikerajaan itu untuk keperluan kita meningkatkan kekuatan kita”. Kata Reja Jugrang.
“Baiklah, aku caw dulu ke kerajaan Kejora Abadi!”. Kata orang itu sambil berlalu menuju kerajaan kejora abadi untuk menjadi penguasa baru.
“Ingat, jangan sampai kau diketahui kalau kau adalah anggota kelompok Langit Ireng!”. Teriak Reja Jugrang.
“Bereees”. Jawabnya.
“Aku juga berpamitan dulu, mau langsung mencoba kekuatan bodah yang memakai baju coklat itu!”. Jawab orang yang berjenggot putih kumis tebal.
“Silahkan, berhati-hatilah, dan selalu waspada, kejahatan bukan karena ada niat dari pelakunya saja, tapi juga karena ada kesempatan”. Kata Reja Jugrang
“Lah ini kok malah penjahat berpesan tentang kejahatan? Sudah kayak acara salah satu tevisi saja”. Gumam penulis novel ini, wkakakakaak.
Sudah serius, serius!
Kembali ke kerajaan Singo Ngaung, disana terlihat rama dan rombongannya sudah sampai dan disambut oleh raja Arjo Cah dengan bahagia yang tak terhingga, karena beberapa bulan ini tidak melihat anak-anaknya dan langsung memeluk kedua anaknya dengan erat, lagi dan lagi
“Nafasku sesak ayaaah”. Kata Pelangi lirih
“Ow, maaf”. Kata raja sambil melapas kedua tangannya dan menaruhnya di depan kelanya kaya orang menyerah
“Bagiamana pengalaman kalian selama berpetualang?”. Tanya raja kepada rombongan itu
“Siapa gadis ini?, siapa yang membawanya kemari?”. Tanya raja sambil menunjuk kepada Intan
“Namanya intan ayah, dia mantan pacarnya suamiku”. Jawab Pelangi sambil meledek Rama
“Mantan apaan, kapan jadiannya?”. Tanya Rama kebingungan
“Namaku Intan raja, aku berasal dari kerajaan Wesi Lunak, ayahku bernama ki Tunggak, kabarnya dulu ayahku sering betarung melawan siluman bersama raja Arjo?”. Kata Intan
“Walaaah, kamu anaknya Tunggak toh, baiklah dia teman baikku sejak muda dulu, apakah dia sudah tidak menjadi raja lagi?”. Tanya raja
“Tidak raja, sejak ibuku meninggal, ayahku lebih suka hidup dipegunungan dan membuat satu padepokan untuk mengajarkan seni pedangnya”. Jawab Intan
“Ooo, jadi begitu, syukurlah dia masih baik-baik saja saat ini, ngomong-ngomong apa gadis secantik kamu belum punya pacarkah?”. Tanya raja dengan muka penasaran
“Raja, jujur aku menyukai menantumu, kalau boleh agar aku dijadikan istri keduanya tidak masalah!”. Jawab Intan
“Walaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa”. Teriak semua orang yang berada disana seketika
“Bagaimana mungkin kamu benar-benar klepek-klepek sama menantuku Rama itu?”. Tanya Raja
“Sukma, bukankah gadis ini sama sepertimu?”. Tanya Rama kepada Sukmawati yang membuat mukanya langsung menjadi geram.
“Hahahaha, aku jadi ingin tertawa lepas”. Kata Rama
“Kenapa kamu tiba-tiba tertawa begitu?”. Tanya Raja
“Tidak raja, jadi ingat someone yang pernah ingin jadi istri keduaku juga”. Katanya
Dan “Pletak!” sepotong sandal menempel dikepala belakang rama, yang dilakukan oleh Sukmawati dengan wajah malu-malu meong.
“Bolehkah raja?”. Tanya intan mengulangi pertanyaannya yang membuat suasana mendadak sepi bagai dikuburan secara mendadak.
“Ya, mana bisa aku memutuskannya, yang seharusnya memperbolehkan atau tidak ya putri cantikku ini?”. Kata raja sambil menepuk pundak Pelangi.
“Aduh, tuan puteri mana mungkin dia mau diduakan”. Gumam Intan didalam hatinya.
“Nanti aku fikirkan dulu!, aku saja sampai saat ini masih belum sempat bertarung dengan suamiku diranjang!”. Jawab Pelangi dengan pipi yang memerah
“Hahahahaha, sudah berbulan-bulan kalian menikah, masih belum berhubungan suami istri?”. Tanya raja dengan tertawa tapi wajah terlihat bingung.
“Ya ayah, lagi-lagi diganggu oleh macam-macam lah!”. Kata pelangi geram
“Sudah cintaku, ayangku, buah hatiku, hidupku, matiku, mwah mwah mwah, nanti malam kita bertarung sampai puas!”. Kata Rama yang sudah tidak malu lagi sekarang menciumi istrinya didepan sang raja.
“Hahahaha, benar-benar keluarga ini dipenuhi orang-orang kocak semuanya!”. Gumam raja sambil senyum-senyum sendiri
Berbeda dengan wajah intan yang terlihat murung, dan berlalu dari kumpulan orang-orang itu.
“Kakak, malam ini aku ingin tidur bersama kakak, bolehkan?”. Tiba-tiba Purwati meminta untuk tidur bersama Rama dan Pelangi.
“Walaaaaa, bocah ini malah mau mengganggu lagi!”. Gumam Pelangi dan rama seketika.
“Malam ini kamu tidur bersama kak intan saja ya adikku, kasihan kak intan tidak ada yang menemani nanti malam”. Jawab Pelangi sambil menolak permintaan Purwati.
“Ah!, kak ramaaaa?”. Lanjut Purwati dengan wajah imut manjanya yang membuat rama menjawab
“Baiklah, boleh, tapi nanti malam kamu harus melatih Intan dulu untuk meningkatkan kekuatannya ya, sebelum tidur dikamar kami”. Kata rama sembari memikirkan, kalau pas intan dan Purwati berlatih akan membutuhkan waktu yang cukup lama pastinya dan itu kesempatan mereka untuk bertempur diranjang sepuasnya.
“Baik kakakku yang baik dan gwanteeeeng”. Jawab Purwati kegirangan.
Malam Hari telah tiba, terlihat Intan dan Purwati sedang berlatih pedang untuk meningkatkan kekuatan intan agar dapat secepatnya keranah dewa.
Dikamar Rama dan Pelangi sudah mulai beraksi, Rama mulai dengan melumat bibir Pelangi yang merah merona meronta-ronta sudah berbulan-bulan ingin melahap sebuah pisang besar, tapi selalu tidak jadi.
Dikamar Wicaksana juga terlihat sedang mulai pertempurannya dengan Sukmawati yang benar-benar ganas saat diranjang.
Rama mulai membuka sehelai demi sehelai baju yang sedang dikenakan oleh Pelangi, dan mulai dua buah pucuk gunung yang berwana pink, menbuat rama ingin segera melahapnya dan langsung saja kedua bibir rama menuju dua pucuk gunung itu, desahan mulai terdengar dari mulut Pelangi.
“Terus suamiku, jangan berhenti”. Bisik pelangi sambil menikmati rasa geli yang mulai merasuk dan membuatnya semakin terlihat keganasannya juga.
Dikamar Wicaksana terlihat Sukmawati sedang berada diatas Wicaksana dengan tanpa sehelai kainpun dengan sebuah pedang yang menancap tajam di lubang bawah hutan yang tidak rindang.
Dengan goyangan yang semakin cepat membuat Sukmawati benar-benar lebih ganas dan mengerang keenakan, kedua tangan Wicaksana terlihat mencengkrang dua gunung yang pucuknya berwarna kecoklatan.
“A, aku mau keluar suamiku”. Kata Sukmawati sambil mengerang keenakan
“Baiklah, kita keluarkan bersama saja”. Jawab Wicaksana
Dan “Aaaaaaaaaaaaaaah”. Terdengar suara erangan panjang dari kedua pasangan suami isti itu yang membuat sukmawati langsung jatuh diatas dada Wicaksana dengan tanpa sehalai kain ditubuhnya.
Sementara dikamar Rama, dia sudah mulai melucuti seluruh baju yang dikenakan oleh Pelangi sambil mendengarkan suara-suara yang membuat rama semakin bersemangat ingin memakan semua kulit Pelangi yang putih bersih, bening tanpa ada baud satupun (Bekas luka maksudnya, koreng koreeeeng) ditubuhnya itu.
Kini gantian terlihat Pelangi yang mulai melahap satu-persatu anggota tubuh rama dengan penuh semangat yang membara, terdengar suara desahan juga dari mulut rama, semakin kebawah mulut Pelangi menciumi anggota tubuh Rama terlihat tangan Pelangi mulai lincah mencari pedang tersembunyi yang masih ditutupi celana yang dipakai oleh Rama, dipeganglah pedang itu, rama terlihat sedikit menggelinjang kegelian.
Tangan Pelangi mulai bergerak naik turun sambil menggenggam pedang yang sudah mulai mengeras ditangannya itu, kini wajah Pelangi sudah tepat menghadap pedang yang masih dibungkus celana yang dipakai oleh Rama.
“Kakaaaaak, aku sudah selesai melatih Intaaaaan”. Tiba tiba Purwati masuk kekamar yang ternyata belum dikunci sebelumnya
“Waaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaw”. Teriak mereka bertiga seketika.
“Kakak sedang apa? Sedang pijatkah?”. Tanya Purwati dengan sangat lugunya.
“Sialaaaaan, kenapa bocah ini datang disaat sedang seru-serunyaaaa!”. Gumam semua orang, termasuk kamu kan? Yang sedang membaca novel ini? Wkakakaka.
atas bawah... yg baca jdi rada bingung.