NovelToon NovelToon
Salahkah Aku Mendua

Salahkah Aku Mendua

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Teman lama bertemu kembali / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:184.4k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Aku adalah Dara, aku pernah menjalin hubungan dengan Bastian semasa sekolah, tapi karena tidak direstui, akhirnya hubungan kami kandas.

Akhirnya aku menikah dengan seseorang laki-laki lain, Lima tahun kemudian aku bertemu dengan Bastian kembali, yang ternyata sudah menikah juga.

Pernikahanku yang mengalami KDRT dan tidak bahagia, membuatku dan Bastian menjalin hubungan terlarang setelah Lima Tahun.

Salahkah, aku Mendua ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Lima

Fanny mengajak Rico bicara di bawah pohon rindang depan rumah Dara. Dia ingin menyelidiki bagaimana rumah tangga mereka. Berharap semua baik-baik saja.

"Kamu suaminya Dara'kan?" tanya Fanny lagi untuk memastikan dia tak salah orang.

"Ya, ada apa? Kenapa tiba-tiba ingin bicara denganku?" tanya Rico.

"Aku hanya ingin bertemu Dara. Apa dia ada di rumah?" tanya Fanny.

Fanny takut juga bicara banyak, jika ada Dara. Lagi pula dia tak akan bebas mengobrol. Pasti wanita itu akan curiga melihatnya dengan sang suami.

"Sepertinya Dara lagi keluar. Aku juga sedang menunggu kepulangannya," jawab Rico.

"Syukurlah. Aku bisa cerita denganmu tanpa dicurigai Dara. Aku takut dia salah paham saat melihat aku dan kamu cerita," balas Fanny.

Rico memandangi wajah Fanny tanpa kedip. Dia sebenarnya heran, kenapa tiba-tiba wanita dihadapannya ini ingin bicara, dan sepertinya sangat serius.

"Apa yang ingin kamu katakan?" tanya Rico.

"Aku hanya ingin tau, apa hubungan kamu dan Dara masih baik-baik saja?" tanya Fanny dengan suara penuh penekanan

"Tentu saja. Apa kamu berharap aku dan dia bercerai?" Bukannya menjawab pertanyaan Fanny justru memberikan pertanyaan bagi wanita itu.

Fanny tampak cemberut mendengar jawaban dari pria itu. Walaupun begitu, dia masih mencoba bertanya lagi. Dia tak percaya sebelum pria itu mengatakan lagi.

"Apa kamu dan Dara masih akur dalam rumah tangga? Dan kalian masih bersama hingga hari ini?" tanya Fanny lagi.

"Sudah aku katakan jika rumah tangga kami baik-baik saja. Justru kami sedang bahagia karena sedang menantikan kelahiran putri kami," jawab Rico lagi.

Fanny tampak menghela napas lega. Jika rumah tangga Rico dalam keadaan baik-baik saja artinya Dara masih akan terus bersama Rico. Jadi bukan ancaman baginya.

Fanny ingin meminta Rico agar tetap mempertahankan rumah tangga mereka. Jika perlu dia akan menambah uang belanja buat Dara melalui Rico agar wanita itu masih akan tetap bertahan dengan suaminya.

"Syukurlah jika memang baik-baik saja. Aku merasa sangat bahagia mendengarnya," ucap Fanny.

Rico menatap heran pada Fanny. Entah apa maksud kedatangan wanita itu, pikirnya dalam hati.

"Katamu tadi Dara dan kamu hanya menunggu saat kelahiran buah hati kalian. Tentunya itu sangat membahagiakan. Aku ikut bahagia juga mendengarnya. Ini ada sedikit tambahan untuk menyambut kelahiran putri kalian," ucap Fanny.

Fanny lalu memberikan sejumlah uang ke tangan Rico. Hal itu makin menambah keheranan bagi pria itu. Dia pikir wanita itu akan memintanya meninggalkan Dara sebagai rasa tak sukanya pada wanita itu.

"Ini apa? Aku tak mau dikasihani. Aku masih sanggup membiayai kelahiran putriku!" seru Rico.

Sebagai pria dia merasa diejek, dan tak dihina tak sanggup membiayai kelahiran sang putri. Dia memiliki harga diri yang tinggi dan tak mau diinjak hanya karena uang yang tak seberapa itu.

"Jangan salah paham, Rico. Aku ini istrinya mantan pacar Dara. Jika aku memberikan langsung padanya sebagai hadiah kelahiran putri kalian, aku yakin Dara tak akan mau menerima. Dia membenciku. Sejak kami menikah dia tak pernah mau menegurku. Padahal dia yang duluan berumah tangga," ucap Fanny.

Fanny menarik napas dalam. Dia tak ingin Rico jadi curiga dan mengatakan tentang obrolan mereka dengan Dara.

"Aku mau kamu menyembunyikan tentang pertemuan kita ini. Jangan sampai Dara tau, begitu juga dengan uang ini. Kamu bisa belikan hadiah untuk putrimu. Aku juga ingin katakan, jika kamu membutuhkan bantuanku, bisa hubungi aku. Jangan sungkan. Sebagai sahabat Dara, aku sangat bahagia melihat dan mendengar rumah tangga kalian harmonis. Semoga kamu bisa mempertahankannya," ucap Fanny.

Fanny lalu meletakkan uang itu di atas bangku samping dia duduk. Dia lalu berdiri. Merasa tak ada lagi yang perlu dibicarakan. Sudah dia dapat kepastian jika rumah tangga Dara baik-baik saja. Berarti Dara bukan ancaman lagi baginya. Saat ini dia hanya fokus bagaimana caranya agar Bastian mencintai dirinya.

Fanny meninggalkan uang itu dan dia pergi meninggalkan Rico tanpa menunggu pria itu bicara.

**

Fanny melangkah memasuki restoran kecil yang berada di pinggir jalan, sedikit berdesakan dengan nuansa hangat dari lampu temaram dan aroma masakan yang menggugah selera. Hari itu, dia memutuskan untuk merayakan dirinya sendiri dengan mencicipi makanan favoritnya. Dia merasa sedikit tenang setelah mengetahui jika Dara masih bersama sang suami.

Dia duduk di salah satu sudut restoran, di meja dengan pemandangan indah ke jalanan yang ramai. Pelayan yang ramah mendekatinya dan menyapa dengan senyum lebar. "Selamat sore, Mbak! Mau pesan apa hari ini?"

"Sepiring mie goreng dan segelas air mineral, please," jawab Fanny sambil melirik ke menu seolah-olah ada yang ingin diubah, padahal pilihan itu sudah bulat di kepalanya.

Setelah memesan, Fanny mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Dia menyaksikan orang-orang berlalu-lalang dengan beragam cerita. Di sinilah dia merasa bisa lebih hidup, meskipun hari itu dia makan sendirian. Dia mengambil ponselnya dan menjelajahi media sosial, berharap bisa menemukan kabar baik dari teman-temannya.

Tiba-tiba, dari sudut matanya, Fanny melihat sosok yang membuat detak jantungnya meningkat. Bastian, suaminya, sedang berdiri di depan konter, terlihat sedang memilih makanan. Fanny mengerutkan kening, heran. “Apa lagi nih? Untuk siapa Bastian membeli makanan itu,” gumamnya dalam hati.

Dia terus memperhatikan Bastian yang tampak bingung memilih antara nasi goreng dan ayam penyet. Fanny mencoba untuk tidak penasaran lebih jauh, namun matanya tidak bisa beralih dari sosok pria yang sudah dia nikahi selama hampir satu tahun itu. Akhirnya, Bastian memilih nasi goreng dan meminta makanan itu dibungkus.

Fanny merasa seolah ada gemuruh dalam hatinya. “Kenapa Bastian membungkus makanan? Apakah dia juga akan makan di sini? Atau dia pergi ke tempat lain?” Pertanyaan demi pertanyaan berputar di kepalanya.

Dia merogoh tas, mengambil handphone dan memutuskan untuk mengirim pesan kepada Bastian. “Kamu di mana, Tian? Kok beli makanan di restoran X?” Terkadang, keingintahuan memang tak bisa dibendung.

Tak lama setelah mengirim pesan, Bastian mengangkat ponselnya dan melihat layar. Fanny dapat melihat dia membaca pesan tersebut, lalu tersenyum. Dia membalas dengan cepat. “Dari mana kamu tau. Apa kamu ada di sini?" tanya Bastian.

"Bukan, aku ada di rumah. temanku mengatakan melihatmu di resto," jawab Fanny dan mengirimkan pesan itu.

Fanny ingin sekali mendapatkan penjelasan lebih dari suaminya. Dia mulai bermain dengan garpu pada piringnya yang kosong. Di dalam kesunyiannya, yang hanya terputus oleh sesekali suara piring atau percakapan pengunjung lain, rasa bingung semakin membumbung.

Bastian akhirnya keluar dari restoran, membawa tas berisi makanan. Fanny berusaha untuk tidak menunjukkan bahwa dia mengawasi suaminya.

Bersamaan dengan itu, pelayan datang dengan mie goreng pesanan Fanny. Saat piring diletakkan di depan mata, hawa lapar mengalahkan rasa ingin tahunya. “Terima kasih!” ucapnya penuh semangat. Makanan itu tampak menggoda dengan aroma bawang yang kuat.

Setiap suapan mie goreng mengingatkannya pada suaminya. Pikirannya diwarnai dengan pertanyaan yang belum terjawab: apa yang sedang dilakukan Bastian, dan kenapa dia membeli makanan di restoran ini?

1
Hani
kasihan Dara, dia jadi korban padahal dia gak salah apapa
Susanti Wahyuningsih
Luar biasa
Safa Almira
rasain
Safa Almira
bagus
Dwi ratna
Luar biasa
Dwi ratna
Lumayan
Bunga
maampuus lelaki egois ditinggal saja cari yg baru
Bunga
ini cuma novel tapi bikin mewek
Bunga
orang tua yg egois akan menghancurkan anaknya sendiri pasti sebagai orang tua seharusnya mendukung asal anaknya dijalan yg benar kalau keliru ya dinasehati
Fitria Syafei
mama mantaf 😍😍😍
Eva Karmita
Alhamdulillah bahagia selalu untuk TiDar ❤️🥰
Siti Zuriah
akhir nya keluar jg kata restu nya dr papa nya bastian, ya memang shrs nya papa nya bastian dr dulu memberikan restu bwt bastian karna papa bastian liat sendiri kn klo kebahagiaan bastia ada dkt dara
Aprisya
Alhamdulilah, akhirnya happy ending juga,, cinta sejati emang membutuhkan perjuangan,,,
sukses selalu mama reni😍😍😍😍😍
Kotin Rahman
Alhmdulillah akire smpe di garis finis kisah cintane BasDar......slalu smgat Mama Reni...👍👍⚘⚘⚘⚘⚘
Eka ELissa
Ahir nya brahir bhgia...
aduh maaf Mak Lom smpt ke cono sibuk..mm🙏🙏🙏ntr saya kejar bap deh mak
Maharani Rani
lanjut
Ida Nur Hidayati
alhamdulillah...ikut bahafia ya Bastian Dara
Retno Harningsih
lanjut
Ninik
berarti yg ini dah tamat ya
yellya
👏🏻👏🏻happy ending,makasih mam ren buat kryanya 🙏🏻🙏🏻👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!