Best X Bad House

Nathan kembali ke rumah papi nya saat pagi sudah menyapa, semalam dia tidur di rumah Rasya karna malas harus bertemu dengan orang orang di rumah ini rasa nya seperti masuk ke dalam neraka saja panas sekali kuping nya mendengar para lalat bersuara.

"bagus keluyuran terus yah"

Baru juga masuk gue. protes nya dalam hati

"Tian setelah pertunangan kamu kurangi keluyuran fokus sama pernikahan kalian nanti"

"apa lagi sih pa, tunangan aja Tian tolak apa lagi pernikahan papa tuh kalau suka sama Flora papa aja yang nikah sama dia kok jadi Tian" protes Nathan.

"JAGA MULUT KAMU TIAN YANG SOPAN SAMA ORANG TUA" masih pagi lho ini, yang cari ribut dia yang marah dia nanti kata nya yang tidak sopan Nathan kan lawak, apa sih sebenarnya yang papa nya mau nih.

"Yah Tian jaga kok" setelah nya Nathan memilih memasuki kamar nya tanpa menghiraukan papa nya yang terus mengomel membuat kuping panas saja.

Nathan memilih merebahkan dirinya di atas kasur nya dan berdiam diri sembari meratapi nasib nya maybe? Gini bener hidup nya, apa sesusah itu untuk mendapatkan kebahagiaan? Apa dia memang diciptakan untuk tidak boleh bahagia? Apa semesta memang tidak adil?

"gue cuma mau bahagia kenapa elu ga mendukung" gumam nya yang di tujukan kepada semesta.

Mencoba menutup mata nya untuk kembali beristirahat tetapi terganggu sebentar karna sebuah notifikasi,

Ting,

CACANG🌹: [aku gapapa, next aja di bahas nya]

chat yang sudah berhari hari centang satu kini sudah centang dua berwarna biru, bahkan juga sudah di balas.

Nathan dengan cepat mendudukan dirinya kembali sembari membalas pesan tadi Febi itu,

Nathan:[Cacang dimana? Ketemuan yuk?]

Centang dua abu abu masih belum di buka, menunggu 2 menit 4 menit 8 menit, sekarang Nathan kembali merebahkan dirinya dengan tangan yang masih memegang ponsel menunggu pesan nya di balas hingga tidak terasa dia pun tertidur.

tidak lama setelah itu,

Drett drett drett.

"sapa sih njing ganggu aja" gumam nya,

"Apa sih njing" sentak nya kepada orang yang berada di sebrang telpon.

"santai napa njing gue cuma kasih info doang coy" sahut orang itu.

"Apaan sih buruan gue ngantuk" ujar Nathan,

"Febi dah balik harus nya sekarang dah di cafe sih"

"tau dari mana lu?"

"cwek gue lah sapa lagi"

"oke thanks"

Setelah itu Nathan segera membuka roomchat nya dengan Febi dan menekan ikon telpon untuk menghubungi febi.

Tututt tuttt, menyambung.

[Cacang dimana Tata kangen]

Terdiam beberapa saat setelah nya suara yang dia rindukan pun terdengar.

"[aku di cafe nanti sore ketemuan di sini]" jawab Febi,

Sebelum kembali bersuara Febi telah memutuskan panggilan nya. baru setelah ini mungkin Nathan bisa sedikit tenang sementara itu Febi masih di hadapkan oleh masa lalu nya.

"lihat aja kedepan nya gue ga mau pura pura kasih harapan semu tapi lu sendiri yang datang disaat semua nya udah berubah, sekarang. Lu mau coba berapa tahun lagi? Mo gaya apa lagi biar dapat restu?"

"elu yang paling tau seberapa keras nya gue mencoba semua itu lu juga yang menghancurkan semua nya, sekarang gue balik lu yang berjuang gue yang tunggu hasil"

Febi beranjak dari duduk nya berjalan meninggalkan Dimas di sana yang masih terdiam,

"Ah satu lagi" Febi berbalik menatap ke arah Dimas yang melihat nya.

"kayak nya hati gue udah punya pelabuhan baru jadi jangan terlalu berharap"

"Siapa?"