NovelToon NovelToon
Belenggu Cinta Pria Bayaran

Belenggu Cinta Pria Bayaran

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Misteri / Tamat / Cintamanis
Popularitas:16.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN, PASTIKAN UDAH PUNYA KTP YA BUND😙

Bosan dengan pertanyaan "Kapan nikah?" dan tuntutan keluarga perihal pasangan hidup lantaran usianya kian dewasa, Kanaya rela membayar seorang pria untuk dikenalkan sebagai kekasihnya di hari perkawinan Khaira, sang adik. Salahnya, Kanaya sebodoh itu dan tidak mencaritahu lebih dulu siapa pria yang ia sewa. Terjebak dalam permainan yang ia ciptakan sendiri, hancur dan justru terikat salam hal yang sejak dahulu ia hindari.

"Lupakan, tidak akan terjadi apa-apa ... toh kita cuma melakukannya sekali bukan?" Sorot tajam menatap getir pria yang kini duduk di tepi ranjang.

"Baiklah jika itu maumu, anggap saja ini bagian dari pekerjaanku ... tapi perlu kau ingat, Naya, jika sampai kau hamil bisa dipastikan itu anakku." Senyum tipis itu terbit, seakan tak ada beban dan hal segenting itu bukan masalah.

Ig : desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 17

"Sini!! Masuk kamu!!"

"Lepasin, Mas!! Ibra bisa mati jika begini!!"

Ketakutan Kanaya benar-benar terjadi, dan ini alasan kenapa dia takut kala Ibra hendak mengakui hal yang sesungguhnya lebih baik ditutup rapat-rapat.

"Terserah, itu urusan Abygail, Kanaya."

Berusaha melepaskan diri dari kasarnya Adrian memaksanya kembali masuk kamar. Memeluk kasar sang adik dan di sana Ibra masih menyadari jika Adrian berbuat kasar pada Kanaya.

"Jangan menyakitinya, aku mohon," pinta Ibra dengan napas yang tersengal, serangan Abygail memang mengerikan. Bahkan kini hidung dan sudut bibirnya mengalirkan darah segar.

"Mas!! Lepaskan aku!! Ibra lawan ... jangan cuma diam!!" Meski kini Adrian telah menggendongnya persis karung beras, tetap saja dia berusaha meminta agar Abygail tak segila itu pada Ibra.

Adrian meniti anak tangga dengan langkah cepatnya, walau tubuh Kanaya cukup ringan tetap saja sulit karena sejak tadi wanita itu berontak luar biasa.

Di sisi lain, Gibran yang baru saja keluar dari kamar mertuanya mendengar jeritan Kanaya batinnya terhenyak. Dia menghela napas perlahan namun tak bisa berbuat apa-apa.

Kekacauan terjadi sesingkat itu, rasanya baru beberapa menit lalu Gibran dongkol lantaran Ibra mulai membuat mertua dan kakak iparnya begitu dekat.

Meski kasihan menatap Kanaya, tapi pria itu menarik sudut bibir kala menyaksikan bagaimana tersiksanya Ibra di tangan Abygail.

"Menarik sekali pertunjukan malam ini," tutur Gibran menghampiri mereka.

BUGH

"Lakukan sepuasmu, selagi aku diam ... silahkan," tantang Ibra dengan suara yang terdengar lemah namun itu meremehkan Abygail sebenarnya.

Sudah seburuk itu kondisinya, Ibra masih bersikap seakan dia tidak apa-apa. Pria itu menarik sudut bibir meski yang bisa ia lakukan kini hanya menerima serangan Abygail lagi.

"Papa lihat kan? Laki-laki sopan yang kata Papa patut dijadikan imam untuk Kanaya, lihat!! Papa belum buta kan!!" teriak Abygail menggema, Mahatma menggeleng pelan melihat bagaimana Abygail saat ini.

"Istighfar, Abygail!! Meskipun Ibra salah bukan berarti kamu bisa berbuat semaunya, dia masih manusia paham kamu?"

Walau tengah amarah, Mahatma tetap berbicara dengan nada lembutnya. Berusaha menahan tangan Abygail agar tak menghamtam wajah Ibra lagi.

Mata Ibra terpejam menahan sakit di tubuhnya, bukan hanya wajah tapi juga perut dan dada. Sungguh Ibra benar-benar membiarkan Abygail berkuasa tanpa perlawanan sedikitpun.

"Berhenti menjerit, Kanaya," tutur batin Ibra dengan sisa kekuatan dalam hidupnya, bagaimana Kanaya menghampirinya dengan wajah sekhawatir membuat Ibra merasa luka ini tiada artinya.

Bukan karena takut pada Abygail sebab ia tak melawan, akan tetapi yang menjadi ketakutannya adalah tak bisa menahan diri jika sudah melakukannya.

Cita-cita untuknya hidup bersama Naya masih ada, dan Ibra tak mau nantinya akan menciptakan kembali luka dan cekcok batin antara Kanaya dan Abygail. Lebih tepatnya, Ibra menghargai Abygail sebagai kakak kandung Kanaya.

Pria itu menatap hina Ibra yang tengah berusaha menyesuaikan napasnya. Seringai Ibra membuat Abygail merinding sebenarnya.

Ketiganya kini terdiam, hanya ada suara tangis Kanaya yang kini tiba-tiba terdengar. Entah apa yang Adrian lakukan, Mahatma segera berlari begitu tangisan Kanaya kian menjadi.

"Sudah kukatakan jangan menyakitinya, kenapa masih kalian lakukan."

Pria itu berusaha berdiri dengan lutut yang terasa bergetar. Ibra tanpa izin dari sang pemilik rumah Menghampiri kamar Kanaya dengan langkah panjangnya.

Tadi terbaring lemah, sekarang kembali gagah. Apa benar pria itu tengah bersandiwara, pikir Abygail merinding tiba-tiba.

-

.

.

Sementara di dalam kamar, Adrian tengah mengeluarkan sumpah serapahnya pada Kanaya. Seoarang wanita hina dan tak berguna yang semakin membuat Adrian memiliki alasan untuk menyakitinya.

PLAK!!

"Berapa lama kamu jadi budak se*ksnya, Hah?!! teriak Adrian menggema, Kanaya bahkan sampai bergetar lantaran kaget mendengar suara Adrian.

Kemarahan Adrian, murkanya Abygail dan kecewanya kedua orang tua. Ya, Kanaya mendapatkan semuanya dalam sekali tangkapan.

Tamparan di wajahnya terasa sangat pedas dan panas, untuk pertama kalinya setelah sekian lama hidup dengan mulut menyakitkan Adrian, kini ia rasakan tamparan tersakit yang pernah ia rasakan.

Sepertinya Adrian mengumpulkan semua kekuatan dan segala dendam di masa lalu hingga membuatnya tega menyakiti Kanaya saat ini.

"Jawab aku, Naya!!" teriak Adrian yang kini bahkan mampu menyakiti lebih buruk lagi. Menarik rambut Kanaya dengan kasarnya hingga wanita itu terjatuh ke lantai karena amarah Adrian yang benar-benar tak wajar.

"Aku tidak sehina itu, Mas!!" rintih Kanaya berusaha melepaskan genggaman tangan Adrian di rambutnya, sungguh dia merasa kakaknya tengah melampiaskan kemarahan yang lain.

"Memang nyatanya kau hina, seharusnya kau yang mati saat itu, Kanaya ... bukan papa!!"

brak!!

"Berhenti menyakitinya sialaan!!"

Kanaya mendongak, suara itu adalah suara Ibra yang kini datang dan di sana ada sang papa. Pria paruh baya itu segera masuk dan menarik tubuh Kanaya dalam peluknya.

"Aku lawanmu, bukan Kanaya!!"

Jika kepada Abygail dia mengalah, lain halnya dengan Adrian. Pria itu tak lagi memikirkan bagaimana kedepannya, berani sekali menyakiti Kanaya hingga wanita itu terlihat menyedihkan adalah sebab utama Ibra tega menghajar Adrian dua kali lipat dari apa yang dia terima dari Abygail.

"Astafirullah, hentikan!!"

Mahatma panik luar biasa kala rumahnya seketika jadi tempat baku hantam. Ibra menggila sementara dia sudah lelah untuk melerai mereka.

"Kalian berdua lerai mereka!!" desak Mahatma yang kesal luar biasa begitu melihat Abygail dan Gibran masih diam membeku di luar kamar sementara Adrian sudah babak belur di tangan Ibra.

TBC

1
nadya_hime
Kadoin bunga buat beib authornya aja gpp yee.. hehehe..
nadya_hime
aaah suer gw mau baca ini tuh awalnya mau baca 2 generasi setlah Ibra klo ga salah, krn ada spill an novel sebelumnya, jadi gw runut balik regresi dulu sblom baca cucunya Ibra. wkwkwk../Smirk/
my
lumayan lah
Dita Suriani
pusing lu kan
Dita Suriani
sak karepmu toor selagi autoornya nyaman kami senang😂😂
Agus Muliani
Biasa
Agus Muliani
Buruk
Dita Suriani
luar Biasa ,aku suka karya2mu toor amazing,wow,,,lope lope se-pulau sumateralah toor❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Dita Suriani
aduh toor,,,,panasss,,,,
Diandra Kirana
ngakak, Lorenza mati kutu ..Ibra memang tegaaaa wkwkwk
anik purwanti
Luar biasa
mawar putih
Lumayan
Irma Wangsa
Luar biasa
Irma Wangsa
dari huzai mampir k sini ... blum tau ini cerita tentang siapa
Fani Indriyani: ini cerita kakek moyangnya hdzai kak,aku pernah baca tp lupa,jd nyoba baca ulang deh
total 1 replies
aryuu
rameeee
D_Mayanti
Luar biasa
Anonymous
Luar biasa
Anonymous
Lumayan
Rafina Rasya Sabrina
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Nursani
/Rose/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!