berkali-kali tertipu, sehingga membuat mereka terbiasa dengan hal tersebut,
karena sering kali kena tipu,Aya dan Jaka pun memulai bisnis mereka hingga akhirnya mereka pun bisa membedakan mana penipu dan mana orang yang benar-benar tulus,
mari baca novel pertama aku,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jatuh cinta setelah menikah
Hari demi hari telah dilewati, Kini Aya dan Jaka pun semakin dekat, mereka sering bersama setiap hari minggu.
"Aya, apa kamu sudah memilih laki-laki yang baik untuk kami jadikan suami?."
Tanya Jaka yang membuat Aya kaget.
Jangan kan untuk mengenal laki-laki lain, Aya sendiri tidak pernah berteman baik dengan laki-laki lain selain dengan Jaka.
"Jangan tanyakan aku hal seperti ini Jaka?."
Jawab Aya yang sudah berpikir panjang dari tadi.
"Terus kamu mau nya gimana?."
Tanya Jaka yang membuat Aya semakin kesal.
"Sudah jelas-jelas kita sudah menikah, untuk apa lagi kamu tanyakan itu, jika pun aku berpisah dengan kamu, aku tidak mungkin kambali pulang ke rumah orang tua ku."
Jawab Aya yang memilih untuk keluar dari kamar nya.
Jaka pun ikut keluar dari kamar nya, dan ikut duduk di samping Aya.
Tiba-tiba saja, satpam datang dan menyuruh mereka untuk lapor pada pak RT.
"ya elah, sudah tengah malam seperti ini, kalian berdua masih saja pacaran."
Ujar pak satpam yang langsung mengajak Aya dan Jaka ikut bersama nya.
"Kita sedang cari angin pak, masa begitu saja tidak boleh."
Jawab Jaka yang langsung menolak saat diajak untuk pergi ke rumah pak RT.
Tak lama kemudian, pemilik kontrakan pun datang dan memberi tau pada pak satpam.
"Ada apa ini, Kenapa malam-malam begini masih ada keributan."
Ujar pemilik kontrakan yang bertanya pada Aya, Jaka dan pak satpam.
Penghuni kontrakan yang lain pun ikut keluar,
Mereka mengira Jika ada sesuatu yang terjadi di sana.
"Makanya kalau punya kontrakan di jaga, dan sering di lihat, masa pacaran tengah malam begini masih dibiarkan saja."
Ujar pak satpam yang menarik Jaka dengan tidak sopan.
"Jangan mentang-mentang bapak penjaga disini, main tarik seenaknya saja."
Ujar Jaka yang tidak terima saat bajunya ditarik oleh pak satpam.
"Oh, kalau mereka sudah menikah pak, coba kasih lihat tanda bukti kalian sudah menikah.''
Ujar pemilik kontrakan pada Aya dan Jaka.
Aya pun langsung masuk ke dalam rumah nya dan memperlihatkan buku nikah mereka.
"Tidak perlu buku nikah juga, memang nya tidak ada kartu identitas penduduk, biar lebih simpel."
Ujar pak satpam yang melihat buku nikah Aya dan Jaka.
"Kalau KTP belum ada pak, kita belum sempat pulang ke kampung."
Jawab Jaka yang langsung mendekati pak satpam yang masih melihat buku nikah mereka.
"Ya sudah, lebih baik kalian masuk saja, sedang rawan pencurian di sini, jangan sampai kalian berdua jadi sasaran."
Ujar pak satpam yang memberi tau pada Aya dan Jaka.
Tanpa pikir panjang, Jaka dan Aya beserta yang lainnya pun akhirnya memilih untuk bubar, dan kembali ke tempat masing-masing.
Tanpa disadari, Aya sudah mulai berdandan ala perempuan, meskipun masih berpakaian seperti layaknya laki-laki.
"Cantik juga kamu Aya, coba kamu berpenampilan lebih feminim, mungkin banyak laki-laki yang akan suka dengan kamu.''
Ujar Jaka yang tersenyum pada Aya.
"Terus saja seperti itu, sebenarnya kamu maunya apa sih Jaka!!!."
Jawab Aya yang kesal dan menghapus makeup nya.
"Tidak perlu marah Aya, aku cuma bercanda."
Ujar Jaka yang langsung memeluk tubuh Aya.
Waktu pun terus berjalan, keduanya pun mulai merasakan ada getaran rasa, ada rindu jika tidak bertemu, dan ada cemburu yang sering datang.
Hingga akhirnya, Jaka pun menanyakan kembali pada Aya.
"Apa kamu mau hidup dengan aku, atau mau mencari laki-laki lain."
Tanya Jaka yang sudah mulai jatuh cinta pada Aya.
"aku tidak ada pilihan lain, aku hanya akan menikah sekali seumur hidup ku, jika kamu mau meninggalkan aku, silahkan saja, aku tidak akan menikah lagi setelah itu."
Ujar aya yang menjawab pertanyaan dari Jaka.
"Aya, kamu itu cantik, mana mungkin kamu tidak ada perasaan dengan laki-laki lain?."
Tanya Jaka yang tidak percaya dengan ucapan Aya.
"Semua, terserah padamu, aku begini adanya, ku hormati keputusan mu, apapun yang akan kau,,, lakukan, sebelum terlambat, kita jauh melangkah, kau katakan saja."
Jawab Aya yang bernyanyi mengutarakan isi hatinya.
"Si aduh, kamu memang bisa saja mengalihkan pembicaraan.''
Ujar Jaka yang begitu gemas nya pada Aya.
Dengan demikian, Jaka pun mengerti jika Aya telah memilih nya.
Tanpa disadari, dua tahun bersama, keduanya baru bisa saling mengisi waktu bersama.
Malam pertama pengantin baru mereka, baru dilakukan setelah dua tahun mereka menikah.
"Aya, kapan kamu punya anak?."
Tanya kak Nur yang sedang hamil anak kedua nya.
"Entah lah kak, aku juga tidak tau kapan bisa punya anak, ternyata kamu sama dengan orang tua Jaka, pasti selalu menanyakan anak."
Jawab aya yang memegang kepalanya sendiri.
"Apa kamu belum juga dengan Jaka?."
Tanya kak Nur yang melihat wajah Aya.
"Sudah, tapi belum lama, mungkin baru seminggu, itu juga hanya minggu."
Jawab Aya yang tersenyum malu pada kak Nur.
"apa!!!!, kamu tidak salah bicara?."
Tanya kak Nur yang kaget saat mendengar ucapan dari mulut Aya.
"Tidak kak, aku sudah menikah dua tahun, tapi baru kali ini aku dan Jaka bersama."
Jawab Aya yang memegang perut kak Nur yang sudah terlihat besar.
"Bagaimana mau punya anak, penampilan kamu saja begitu, ubah lah sedikit Aya."
ujar Elin yang baru datang bersama dengan Rena.
"hai Rena, lama sekali aku tidak bicara dengan kamu, kenapa jarang sekali kesini."
ujar Aya yang bertemu kembali dengan Rena.
"Tau nih, pekerjaan ku semakin banyak, mana bisa aku berkunjung ke bagian lain."
Jawab Rena yang satu pabrik, hanya saja berbeda bagian dengan bagian kerja Aya.
"Ya elah, tidak perlu juga dipikirkan, kita masih bisa bertemu sekalipun hanya bertatap mata."
Ujar Aya yang memang dekat dengan Rena, bahkan lebih dekat dari kak Nur dan Elin.
waktu pun terus berjalan, pabrik Aya sedang mengalami penurunan besar, ada banyak karyawan yang terpaksa harus putus kontrak.
Begitu juga dengan kak Nur yang akhirnya mengundurkan diri, karena perut nya yang sudah mulai membesar.
"kenapa harus mengundurkan diri, kenapa tidak ambil cuti saja."
Tanya Aya yang mendengar jika kak Nur keluar dari pekerjaan nya.
"Tidak bisa Aya, perusahaan sedang goyang, kemungkinan besar akan bangkrut."
Jawab kak Nur yang sudah dapat bocoran dari orang kantor.
"Aduh,, bahaya kalau begitu, aku bisa nganggur lagi."
Ujar Aya yang bingung saat mendengar ucapan dari kak Nur.
Sesampainya di rumah kontrakan, Aya pun langsung menelpon Jaka yang sedang ada di Bandung, tentu saja untuk memberi tau kondisi pabrik nya yang sudah mulai goyang.
...Bagaimana reaksi Jaka saat mendengar berita tentang perusahaan Aya, Kita lanjutkan di bab berikutnya....