berkali-kali tertipu, sehingga membuat mereka terbiasa dengan hal tersebut,
karena sering kali kena tipu,Aya dan Jaka pun memulai bisnis mereka hingga akhirnya mereka pun bisa membedakan mana penipu dan mana orang yang benar-benar tulus,
mari baca novel pertama aku,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pacaran setelah menikah
Pagi itu adalah hari ke dua mereka bersama, bertepatan dengan hari kedua lebaran idul Fitri.
karena perdebatan Jaka dengan ayah nya, memaksa mereka untuk kembali pulang, tentunya agar tidak terjadi apa-apa dengan mereka berdua.
"Aya, mau ngga jalan sebentar, bosen nih dirumah terus."
Ujar Jaka yang mengajak Aya yang sedang bermain gitar.
"Mau jalan kemana Jaka?, masih lebaran begini, mana ada tempat untuk bermain."
Jawab Aya yang terus saja memainkan gitar nya.
"Aduh, bisa tidak Aya, berhenti dulu kalau aku sedang bicara, setidaknya, tatap mata jika ada orang yang sedang berbicara."
Ujar Jaka yang menyuruh Aya untuk berhenti sejenak.
"Ayo, katanya mau main?, lagian juga mau main kemana Jaka?, saudara tidak ada, teman pada pulang kampung, berasa tidak punya kampung."
Ujar Aya yang langsung bangun dan beranjak untuk pergi.
"Kemana saja lah, kita ukur jalan Bogor yang sepi tanpa penduduk lokal, anggap saja kita asli orang sini."
Ujar Jaka yang tersenyum pada Aya.
Aya hanya tersenyum dan langsung berjalan menuju pintu kamarnya, tanpa ada tempat yang sebenarnya mereka tuju.
Makan pertama berdua.
"Aya, mau makan apa?."
Tanya Jaka yang ingin sarapan pagi.
"Terserah, aku ikut kamu saja."
Jawab Aya dengan bahasa nya yang tidak pernah berubah.
"Selalu saja terserah, giliran aku pesan kan, kamu menolak untuk memakan nya."
Ujar Jaka yang langsung memesan makanan untuk sarapan pagi mereka.
Jaka lupa, jika selama ini Aya tidak memakan nasi, entah apa yang sebenarnya terjadi pada Aya, hingga tidak pernah sekalipun dia mau makan nasi.
"Aduh Jaka, kenapa pakai nasi, lauknya saja kalau buat aku."
Ujar Aya sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Jaka sebelum nya.
"Tuh kan, tadi katanya terserah, mau kamu apa sih Aya!!."
Jawab Jaka yang kesal untuk pertama kalinya setelah menikah dengan Aya.
"Kamu kan tau, aku tidak makan nasi."
Jawab Aya yang langsung memisahkan nasi dan lauk pauk nya.
"Kenapa sih kamu tidak mau makan nasi, sebenarnya apa yang jadi masalah kamu Aya."
Tanya Jaka yang membuat semua orang yang ada di sana melihat ke arah mereka berdua.
"Dokter David yang melarang aku makan nasi, itu juga udah hampir lima tahun."
Jawab Aya dengan wajah nya yang tampak kesal dengan Jaka.
Tak mau masalah berkepanjangan, Jaka pun memilih untuk diam,
Waktu pun terus berjalan, Jaka pun langsung mengajak Aya untuk pulang ke kontrakan mereka.
Sesampainya di kontrakan.
"Mulai sekarang, kamu harus makan, dan jangan lupa, ganti baju kamu layaknya seorang wanita."
Ujar Jaka yang menyuruh Aya untuk bersikap seperti layaknya perempuan.
"Jaka, kenapa sekarang kamu jadi mengatur aku, Kenapa jadi banyak sekali yang harus aku ubah, lama-lama kamu juga akan melarang aku bermain gitar."
Ujar Aya yang kesal dengan sikap Jaka yang banyak meminta perubahan pada Aya.
"Sini kamu!!!, lihat lah wajah kamu, orang sampai bingung jika sedang melihat kita berjalan berdua."
Ujar Jaka yang mengajak Aya untuk bercermin.
"Bingung gimana?, apa yang mereka buat bingung."
Ujar Aya yang masih melihat wajah nya di cermin.
"Orang itu bingung, mereka pasti bertanya, mana perempuan mana laki-laki nya."
Ujar Jaka yang melihat wajah Aya.
"Apa iya?, perasaan aku biasa saja, aku masih dengan Aya yang seperti biasanya.''
Jawab Aya yang melihat kejadian Jaka.
Tanpa disadari, mereka pun akhirnya saling bertatapan mata yang tidak di sengaja,
Tangan Jaka menyentuh pipi Aya, dan tanpa sengaja mencium pipi Aya.
"Aihhhh, kamu ini Jaka, sudah mulai nakal saja."
Ujar Aya yang langsung mengelap pipi nya.
"Ya elah, nama nya juga tidak sengaja."
Jawab Jaka yang langsung duduk di depan pintu kamar nya.
waktu pun terus berjalan, tanpa terasa mereka semakin dekat dan akrab, ada rasa nyaman yang kini mulai mereka rasakan.
Seminggu kemudian.
"Aya, aku akan kembali ke Bandung, aku harap kamu bisa jaga diri kamu sendiri."
Ujar Jaka yang langsung memeluk tubuh Aya sebelum akhirnya dia pergi.
"jaga kesehatan kamu Jaka, sering lah menelpon ku."
Ujar Aya yang berpesan pada Jaka.
Jaka pun tersenyum dan langsung melambaikan tangan nya pada Aya, dan Aya pun kembali melambaikan tangan nya.
Waktu pun terus berjalan, Jaka sudah pergi ke Bandung, sementara Aya, masih bertahan di Bogor.
malam itu, Jaka berkali-kali menelpon Aya, hanya saja, Aya masih bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang garment.
Hari ini ada export, terpaksa Aya harus pulang pagi.
Aya pun langsung membuka ponselnya saat jam kerja sudah selesai.
Ada beberapa pesan masuk pada ponsel milik nya.
"Aya, aku tidak melarang kamu untuk dekat dengan laki-laki lain, karena aku juga sadar,
siapa aku dan kamu sebenarnya."
Ujar Jaka yang mengirim pesan singkat yang dikirim kan untuk Aya.
Tiba-tiba dari belakang terdengar suara tertawa kak Nur dan Elin yang ikut membaca pesan singkat dari Jaka.
"Aya, si Jaka kenapa, apa dia juga bertanya kenapa belum pulang?."
Tanya Elin yang masih belum punya pasangan.
"Tau nih, suamiku juga sama seperti Jaka, kenapa belum pulang?, jam berapa pulang nya?."
Ujar kak Nur dengan wajah nya yang kocak.
"Lagian apa pentingnya Jaka tanya kamu Aya?, bukannya Jaka tidak ada disini."
Ujar kak Nur yang baru sadar jika Jaka memang tidak tinggal satu rumah dengan Aya.
"Aku juga tidak tau, entah kenapa akhir-akhir ini ada perasaan yang aneh pada ku."
Jawab Aya yang melihat dengan tatapan mata nya yang kosong.
"maaf nih Aya?, aku mau nanya pribadi sedikit nih, kamu jangan marah sebelum nya."
Ujar kak Nur yang akan bertanya pada Aya.
"Tanya saja lah, aku juga pasti jawab kalau memang aku bisa menjawab nya."
Jawab Aya dengan wajahnya yang melihat ke arah langit.
"Kamu sudah berapa lama nikah dengan Jaka."
Tanya kak Nur yang melihat wajah Aya.
"Sudah satu tahun, mungkin lebih, kenapa memangnya?, mau nanya soal anak?."
Jawab Aya yang berbalik bertanya pada kak Nur.
"Sudah lama ternyata, terus apa kamu sudah melakukan hubungan suami istri?."
Tanya kak Nur yang spontan bertanya pada Aya.
Aya pun hanya menggeleng kan kepalanya, memberi tahu pada mereka, jika Aya belum pernah melakukan hubungan itu.
"Astaghfirullah, dosa itu Aya?."
Jawab kak Nur yang kaget saat melihat Aya yang menggeleng kan kepalanya.
"Dosa gimana?, orang Jaka dan aku saja tidak saling dekat, mana bisa melakukan hal seperti itu."
Ujar Aya yang langsung melihat ponsel milik nya.
"Aduh,,, ternyata tidak seperti yang aku dan Elin bayangkan."
Ujar kak Nur yang langsung memukul kepala nya sendiri.
"Lihat saja pesan singkat yang dikirim dari Jaka, justru Jaka menyuruh ku untuk mencari laki-laki yang aku mau."
ucap Aya yang memperlihatkan isi pesan singkat dari Jaka.
Semuanya pun hanya terdiam, tak mengerti dengan jalan pikiran Aya dan Jaka, hingga akhirnya mereka pun memilih untuk pergi ke rumah masing-masing.
Bagaimana kisah selanjutnya, tunggu di bab berikutnya.