NovelToon NovelToon
Benih Kakak Iparku

Benih Kakak Iparku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Anak Genius / Konflik etika / Cinta Terlarang / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:85.7k
Nilai: 4.5
Nama Author: Baby Ara

"Hentikan gerakanmu, Bella," ucap Leo berat sambil mencengkram pinggang Bella. Bulu halus di tubuh Bella meremang, napas mint Leo memburu dengan kepalanya tenggelam di perpotongan leher Bella membuat gerakan menyusuri.

"kak, jangan seperti ini."

"Bantu aku, Bella."

"Maksudnya bantu apa?"

"Dia terbangun. Tolong, ambil alih. aku tidak sanggup menahannya lebih lama," ucap Leo memangku Bella di kursi rodanya dalam lift dengan keadaan gelap gulita.

Leo Devano Galaxy adalah pewaris sah Sky Corp. 2 tahun lalu, Leo menolak menikahi Bella Samira, wanita berusia 23 tahun yang berasal dari desa. Kecelakaan mobil empat tahun lalu membuat Leo mengalami lumpuh permanen dan kepergian misterius tunangannya adalah penyumbang terbesar sifat kaku Leo.

Hingga Bella berakhir menikah dengan Adam Galaxy, anak dari istri kedua papa Leo yang kala itu masih SMA dan sangat membenci Leo.

Sebenarnya Apa yang terjadi pada Leo hingga ingin menyentuh Bella yang jelas-jelas ia tolak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby Ara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21. Karena aku mencintaimu!

'Pantas saja kak Leo sangat mencintainya. Dia sangat cantik dan pastinya berkelas,' batin Bella perih.

Bella menatap Kanaya lekat yang tersenyum manis padanya. Tanpa Bella sadar, air matanya tadi tumpah mengaliri pipinya.

Perbedaan mereka sangat kontras, Kanaya memakai mini dress merah jambu, kulit putihnya bersinar terang, rambut bergelombangnya juga tertata rapi. Riasan tipis di wajah wanita itu membuatnya layaknya peri.

Bella menunduk sembari mengusap cepat ciaran di kedua pipinya. Leo memperhatikan Bella sedari tadi, memandang rumit wanita itu.

"Kau belum jawab pertanyaanku, Bella. " Leo mendekat di hadapan Bella.

"Bayi apa yang kau maksud tadi?"

Deg!

"Ba ... Bayi?"

Bella tersenyum canggung. Jantungnya berdegup kencang. Tangan Bella menggenggam semakin erat benda di tangannya itu.

Demi Tuhan, ia tak ingin Leo tahu.

"Kakak salah dengar. Aku tidak menyebutkan apa-apa."

Leo menelisik kedua bola mata Bella membuat Bella cepat mengalihkan tatapannya ke samping. Ia paling susah berbohong. Semoga saja, Leo percaya.

Leo menghembuskan napas panjang. Apa yang pria itu pikirkan, Bella tidak tahu.

"Baik. Mungkin aku salah dengar. Tapi, ada apa dengan wajahmu terlihat pucat dan itu matamu kenapa merah?" tunjuk Leo.

Bella spontan meraba wajahnya.

Apa sekentara itu efek hamil muda?

"Aku sedang tidak enak badan kak. Biasa, maag akut ku kambuh," ucap Bella berusaha terlihat baik-baik saja.

Padahal, perutnya bergejolak hebat. Pandangan mata Bella juga mulai berkunang-kunang.

Tidak Bella duga, Leo langsung memeriksa pipinya disertai usapan lembut.

"Lumayan panas. Apa kau sudah minum obat?"

Bella melepas tangan Leo di pipinya. Tidak enak pada Kanaya yang setia mendengarkan interaksi ia dan Leo.

"Su ... Sudah kak. Kalau begitu, aku permisi dulu ingin ke kamar--"

"Kau tidak ingin berkenalan dengan tunangan ku? Bukannya, dulu kau memuji nya cantik, Bella," perkataan Leo menghentikan Bella yang sudah berbalik badan.

Dada Bella serasa duduk remas seketika. 'Ya Tuhan, kuatkan aku. Ini sakit sekali.'

Kanaya mendekat, mengulurkan tangan lentiknya pada Bella. Ia tersenyum ramah. Seakan perlakukan Leo pada Bella tadi, bukan masalah baginya.

"Halo, aku Kanaya Ayodhya. Salam kenal Bella. Semoga kita bisa menjadi teman dekat ya. Kau istri Adam kan?"

Bella malah menatap Leo yang bersedekap dada balik melihatnya.

"Jawab Bella." Leo menaikan satu alisnya. "Calon istriku menanyai mu."

Sungguh, Leo menyebalkan di mata Bella.

"I ... Iya kak. Semoga kita bisa jadi teman."

Kanaya tertawa riang. "Jangan panggil kakak. Sepertinya kita seumuran. Panggil namaku saja, oke?"

Bella mengangguk pelan. Sejujurnya, kepalanya tambah pusing.

"Ada apa ini?" tanya Devita tajam. Ia cepat mematikan ponselnya tadi, mendengar suara ketiganya. Tidak mau lah Devita ketahuan, sebelum rencana briliannya itu terlaksana.

"Eh, Tante Devita kan? Apa kabar Tante?"

"Baik." Devita terlihat ogah-ogahan bersalaman dengan Kanaya. Tak lupa, memasang senyum palsu.

"Kemana saja kau menghilang selama 4 tahun ini, Kanaya? Apa yang terjadi padamu?" interogasi Devita blak-blakan.

Ia penasaran tentang itu. Menurut Devita sangat aneh. Leo itu orang berkuasa, pengawalnya juga dari kalangan militer. Menemukan satu orang, mudah saja kan?

Surut sudah senyum di bibir Kanaya. Wajahnya berubah mendung. Bella dapat melihat ada luka besar yang wanita itu sembunyikan.

Kanaya menarik napas dalam memulai ceritanya. Leo sama sekali tidak ikut campur. Matanya terus fokus pada satu orang, Bella Samira.

"Setelah kecelakaan di Italia itu, ada orang yang menemukan ku di bibir jurang, Tante. Katanya, aku tersangkut disana berlumuran darah. Dia membawaku ke rumah sakit dan aku dinyatakan koma selama tiga tahun. Beberapa bulan lalu, aku terbangun. Aku fokus memulihkan kondisi tubuhku dahulu. Baru lah, aku menghubungi Leo yang ternyata ada di Rusia."

"Begitu ceritanya ,Tan."

Bella kembali menunduk. Pantas, Leo meninggalkannya begitu saja waktu itu. Ratu di hati Leo, ternyata telah kembali dan Bella hanya rumah singgah, mulai sekarang harus sadar diri.

"Oo ... beruntung kau selamat ya. Jika tidak, bisa-bisa Leo mu jadi bujang lapuk selamanya."

Leo mengalihkan tatapan tajamnya pada Devita yang sama sekali tidak perduli. Perempuan setengah baya itu kembali berbicara.

"Oya, selamat juga, sebentar lagi kalian akan menikah. Kapan pernikahan kalian akan di adakan?"

Cukup, Bella tidak ingin mendengar lagi.

Kanaya tersenyum manis melirik Leo. "Bulan--"

"Kak Leo, Kanaya, Mah. Aku ijin ke kamar dulu ya."

Bella berbicara sembari memijit pelipisnya. Jangan sampai isi perutnya keluar disini.

"Iya, Bella. Silahkan. Jaga pola makan dan istirahat yang cukup ya?" nasehat Kanaya sedangkan Devita hanya mengangguk.

Leo terdiam menarik tangan Bella namun Bella yang memang sudah tidak kuat menahan bobot tubuhnya sendiri, terjatuh di pangkuan Leo.

"K ..kak, maaf ...," ucap Bella lirih.

Ia berusaha bangkit. Tapi lagi-lagi, Leo menahannya.

"Biar aku antar ke kamar."

"Tidak perlu kak," ucap Bella di sertai gelengan kepala.

"Aku tidak apa-apa. Maaf, sekali lagi ...."

Di akhir katanya, Bella melirik Kanaya. Wanita itu masih tersenyum menatap keduanya. Seandainya, Kanaya tahu apa yang telah keduanya lakukan? Apa Kanaya masih sanggup tersenyum seperti itu?

"Jangan membantah. Aku tahu kepalamu pusing. Biar aku antar," kekeh Leo. Tak lepas menatap dalam Bella.

"Tapi kak--"

"Sayang, antar Bella ke kamarnya. Aku gak apa-apa kok," timpal Kanaya mengijinkan.

Seseorang dari arah tangga cepat menyahut.

"Tidak perlu. Gue bisa gendong istri gue sendiri."

Benar, dia Adam, baru selesai lari pagi. Keringat masih menetes deras dari pelipis hingga mengaliri lehernya. Bella berdiri dari pangkuan Leo, di bantu tangan Adam lalu pria itu menggendong Bella ala bridal. Reflek, tangan Bella sebelah merangkul di leher suaminya itu.

Leo melihat kemesraan itu, hingga Bella dan Adam menghilang di balik pintu kamar keduanya. Diam-diam, tangan Leo mengepal di atas paha. Namun Leo merasa ganjal, ada sesuatu teremas dalam tangannya.

Tes kehamilan milik Bella.

Leo menghembuskan napas kasar.

'Dia hamil. Pantas saja demam berkepanjangan.'

Malam harinya, Bella suntuk terus berbaring di kamar. Memutuskan bersantai di taman belakang. Bella sendu melihat taburan bintang di langit. Mengingatkannya akan Leo. Bella mengusap pelan perut ratanya.

"Maaf ya." Mata Bella mulai berkaca-kaca. Mengingat ada benih Leo berkembang di rahimnya.

"Kamu bakal tumbuh tanpa sosok ayah biologis mu."

"Berarti benar dia anakku."

Bella membeku. Suara itu datang dari balik punggungnya. Bella bertahan untuk tidak melihat ke asal suara.

Leo mendekat langsung mengambil posisi di hadapan Bella yang menunduk seketika.

"Jawab Bella, benar dia anakku? Kenapa kau tidak jujur dengan kehamilan mu, hmm? Tidak heran kau sakit-sakitan beberapa hari ini," tuding Leo tajam.

Bella menaikan pandangannya. "Kenapa kakak bisa ada disini?" suara Bella berubah serak. Menahan tangis itu sangat tidak enak. Tenggorokan Bella bahkan perih.

"Sekali lagi, aku tanya. Itu anakku kan?" tunjuk Leo pada perut datar Bella berlapis baju tidur satin warna abu-abu.

"Bukan, ini anakku dan mas Adam." Bella berucap sambil mengedarkan matanya. Terang rembulan membuat Bella tak kuasa menatap mata Leo yang bersinar. Mata paling indah yang pernah Bella lihat. Semua di diri Leo, Bella suka. Termasuk, sikap dingin dan keterbatasan fisik Leo. Pria itu sempurna dengan versi nya sendiri.

"Kau berbohong. Dia milikku. Aku bisa merasakannya."

Bella terkekeh kecil. Ayolah, ia harus bermain peran. Menutup semua rasa dengan satu senyuman.

"Kakak bercanda ya? Dia bahkan masih berbentuk darah. Sudah lah, ini benar buah hatiku dan mas Adam, kak."

Leo benci kata-kata itu. Hatinya kok panas. Leo merangkum kedua pipi Bella. Menarik wajah Bella mendekati wajahnya sendiri. Hingga, napas panas keduanya berbaur. Ujung hidung mancung Leo bergesekan dengan hidung Bella.

"Kak, lepas!" Bella memberontak.

Takut, jika ada yang melihat mereka. Bella pun harus jaga jarak dari pria berstatus ayah anaknya sekaligus kakak iparnya itu.

"Tidak akan."

Leo semakin menekan dahinya dan Bella. Tidak sakit, tapi ini terlalu dekat menurut Bella. Sedikit saja, mereka berciuman.

"Kau membuatku gila, Bella. Aku tersiksa jauh darimu. Aku benci rindu ini!"

"Tapi aku tak bisa, karena aku terlalu mencintaimu, Bella Samira."

1
RATNA
Buruk
RATNA
Kecewa
piyo lika pelicia
1 bunga untuk ara
piyo lika pelicia
sabar ya babang Revan masih ada piyo di sini 🤭 kiw kiw
piyo lika pelicia
hhh rasakan itu 😏
piyo lika pelicia
bunga untuk mu ☺️
piyo lika pelicia
heh tau rasa kau Adam sekia 😏
piyo lika pelicia
is shibal sekia Lo Adam 😡
piyo lika pelicia
hhh kenapa harus malu Leo lagi pula obat itu akan tanggal jika kau sendiri yang duduk
piyo lika pelicia
1 bunga untuk ara kimochi 🤣
piyo lika pelicia
woh bagus Leo aku suka gaya mu 😎
piyo lika pelicia
woh birahi 😲
piyo lika pelicia
1 bunga untuk mu
piyo lika pelicia
is main seret kek karung aja tu bela
piyo lika pelicia
padahal Leo sendiri berucap
sambungin aja
piyo lika pelicia
se dalam itu kah cinta yang kau miliki Leo aku terharu 😭
piyo lika pelicia
hhh jangan lepas kendali ya Leo
piyo lika pelicia
hhh dasar penakut
Cicih Sophiana
terlalu cinta cemburu nya pun terlalu seperti Leo ini😁 siapa yah yg membuat Bella tersandung..
♈Ꮶi᱅g Ꮮeơᵇʸ♋
kao engga tao je aq terlalu sayang dan cinta sama kamu
makanya jangan boat q cemburu selalu ♋/Drowsy//Drowsy/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!