Kisah Cinta seorang santri yang bernama Shifa Assyabiya, masuk pesantren atas dasar keinginan orang tua nya. dan mulai hidup baru nya di pesantren yang jauh berbeda dengan kehidupan bebas nya selama ini.
Lambat laun ia mulai menjalani nya dengan tawakal, setelah bertemu dengan Faisal Gauzali putra dari pemilik pesantgren Al kautsar yang biasa di panggil gus.
Akan kah cinta mereka bisa bersatu..?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja ardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 kesedihan Shafia
Shafia menatap kepergian Gus Faizal yang kian menjauh, pergi begitu saja tidak perduli dengan keberadaan shafia yang menanggung perih di hati akibat melihat perlakuan manis nya terhadap wanita lain.
Shafia mengingat ia juga pernah di perlakukan manis seperti itu saat dirinya di beri sorban waktu hujan malam itu.
Entah mengapa ia begitu tidak terima jika perlakuan manis itu juga di tunjukkan oleh wanita lain.
Sama hal nya dengan Shafia, ke empat orang tadi juga menatap heran karena Gus Faizal yang pergi tanpa pamit.
Mereka bertanya tanya, apa yang membuat Gus Faizal tiba tiba pergi tanpa berpamitan, padahal sebelum nya ia bersikap cukup manis.
Umi Halimah dan ustazah Zahra menatap arah pandang Gus Faizal tadi sebelum pria itu pergi meninggalkan mereka.
"Shafia"?
" Santri itu "?
Ustazah Zahra dan Umi Halimah berucap bersamaan saat melihat keberadaan Shafia.
Afifah langsung menoleh pada Umi Halimah yang masih menatap Shafia dengan tatapan penuh arti.
Umi Halimah segera menyadarkan kala Afifah juga menatap ke arah santri itu.
"Ayo nak" ajak Umi Halimah mengalihkan pandangan Afifah.
Afifah bergegas memakai sendal milik Faizal yang kebesaran di kaki nya berjalan menuju ndalem.
Semua itu tidak luput dari perhatian Shafia, membuat hati nya kembali bergemuruh.
"Ternyata cemburu itu memang berat ya" ujar Tiara menyindir.
Shafia benar-benar merasa tersindir.
"Sudah, ayo kembali ke asrama" ajak Shafia, ia sudah merasa sangat kesal.
Sesampainya di kamar, Shafia duduk di pinggiran ranjang sambil melamun.
Nindi yang melihat itu pun merasa kasihan, ia lalu mendekati Shafia.
"Sha,, apa tidak sebaiknya kamu jelaskan lagi sama Gus Faizal" ujar Shafia.
"Semua nya sudah terlambat Nin, kamu lupa tadi siapa Umi bilang kalau Ning Afifah itu calon Gus Faizal"? ucap Shafia lirih.
" Kamu masih punya kesempatan Sha, jelaskan semua nya pada Gus Faizal yang sudah salah arti, agar Gus Faizal juga tau bagaimana perasaan mu pada nya" ucap Via memberikan saran.
Shafia terdiam sejenak.
"Aku ingin sekali menjelaskan nya, tapi aku takut itu akan merusak hubungan antar Gus Faizal dan juga calon istri nya. apa lagi setelah tau jika calon nya adalah seorang Ning, aku merasa sangat tidak pantas untu nya" jawab Shafia, mata nya mulai berkaca kaca bahkan dalam hitungan detik air mata mulai membasahi pipi nya.
Shafia sudah tidak bisa menahan kesedihan nya, bahkan badan nya saja sudah tidak kuat menopang beban yang saat ini ia tanggung.
Mereka bertiga hanya mengganguk saja, pasal nya memang apa yang dikatakan Shafia benar. namun mereka tidak tega melihat sahabat nya merasa sedih.
Shafia langsung memeluk Nindi yang ada di dekat nya, ia menenggelamkan wajah nya dalam pelukan Nindi, Shafia akhirnya menangis sampai tersedu sedu.
"Aku tidak kuat, hati ini rasanya sakit sekali" rancau Shafia dalam tangis nya.
Semua sahabat nya ikut berpelukan, mereka prihatin dengan keadaan Shafia.
"Sha... kamu pasti kuat" ucap Tiara mengusap lembut punggung Shafia.
"Sha,, liat aku" Via menarik tubuh Shafia dan memaksa Shafia yang masih menangis untuk menatap nya.
"Aku bilang lihat aku" bentak Via.
Shafia akhirnya dengan terpaksa menatap Via dengan berderai air mata,
"Kamu bodoh !
Shafia semakin terisak mendengar ucapan Via. Namun Shafia juga mengangguk menyetujui ucapan sahabat nya itu.
" Apa apaan sih Via? teman lagi sedih malah kamu katai in bodoh" ujar Rania tidak Terima apa yang dikatakan Via dapa Shafia.
Namun Via tidak perduli, ia perlu menyadarkan sahabat nya itu.
"Iya aku memang bodoh"
Shafia mengakui ucapan Via di tengah tengah is akan tangis nya.
"Kalau kamu sadar kamu bodoh, harus nya kamu belajar. belajar dari rasa sakit yang kamu rasakan saat ini" ucap Via terbawa emosi, ia merasa geram melihat sahabat nya yang terlalu pasrah.
"Kamu sakit kan kalau lihat dia ramah sama wanita lain, sakit saat dia tidak melirik mu sama sekali, bahkan kamu sakit melihat dia bersikap manis dengan wanita lain kan"? ucapan Via membuat tangisan Shafia semakin menjadi
Air mata Via pun menetes, namun dengan cepat ia menghapus nya.
Ia tidak tega dengan shafia, namu ia harus bisa membuka pikiran Shafia.
"Ini masih belum terlambat untuk mu menjelaskan pada nya, jelaskan sekarang sebelum mereka memutus untuk menikah"
Shafia menggeleng kan kepala nya.
"Apa alasan kamu"? Tanya Via.
" Sekarang aku merasa tidak pantas sama Gus Faizal, aku bukan seorang Ning sama seperti gadis itu, pendidikan ku juga jauh dari nya.
tapi aku juga gak sanggup kalau dia harus bersama dengan wanita lain" jawab Shafia apa ada nya.
"Kamu tau gak, dengan kamu berbicara seperti itu, dan berfikir seperti itu. Kamu sudah menghina Tuhan, kamu meragukan kuasa nya" bisik Via.
"Kita tidak tau rencana Allah buat kita Shafia, jika memang sudah jodoh, tidak ada yang nama perbedaan" ucap Via panjang lebar membuat Shafia sadar.
Setelah lama menangis di dalam kamar nya, Shafia membaringkan tubuh nya di ranjang kecil nya, begitu juga dengan ketiga temannya juga sudah kembali keranjang nya masing-masing.
Malam sudah semakin larut, namun Shafia belum juga tidur.
Shafia berbaring dengan tatapan kosong nyanya.
Nindi yang juga belum tidur menatap kasihan pada Shafia.
Ia tidak tau Shafia masih memikirkan Faizal atau memikirkan ucapan Via tadi.
"Sha... perjuangkan" seru Nindi tiba-tiba.
Shafia langsung menoleh ke arah Nindi.
"Apa yang dikatan Via tadi benar, jika kamu merasa takut akan merusak hubungan Gus Faizal dengan Ning Afifah, tapi kamu tidak tau bagaimana perasaan Gus Faizal pada Ning Afifah.
Bisa saja Gus Faizal juga masih mengharapkan mu" ujar nya.
"Dan kalau kamu khawatir dengan pendidikan aku yakin Gus Faizal tidak akan mempermasalahkan itu, dan pasti Gus Faizal akan membimbing mu nanti nya.
Percaya lah deh Sha, kamu seharusnya khawatir akan kehilangan berlian seperti Gus Faizal.
Ini kesempatan buat kamu memutuskan untuk hidup dengan orang yang kamu cintai dan mencintai mu Sha. aku yakin Gus Faizal masih mencintai mu, kamu harus segera menjelang nyanya. berjuang atau merelakan pilihan mu cuma dia Sha" ujar Nindi panjang lebar.
"Shafia mengangguk, ia memang harus memilih antara memperjuangkan atau merelakan Gus Faizal bersanding dengan wanita lain.
" Berjuang Shafia " ucap Nindi memberi semangat.
Senyum tipis terbit di wajah Shafia. setelah obrolan itu keduanya bergegas untuk tidur.
\**Tidak ada hubungan yang sempurna, kamu hanya perlu tau dalam hati, bahwa ora yang bersama mu layak di perjuangkan, apa pun yang terjadi*\*
ditunggu session duanya, anaknya kembar buat kejutan abi n uminya.
end loh ini?
baik lah ...mksh ya kk ceritax
" mengejar cinta Allah, ga harus di pesantren bapak mu Gus " gitu sih