NovelToon NovelToon
Istri Penyembuh Luka

Istri Penyembuh Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:69.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yunis WM

Novel ini adalah sekuel dari Novel pertama ku yang berjudul Suami Penyembuh Luka.

Dimas yang akhirnya merelakan wanita yang sangat di cintainya menerima tawaran Ibunya untuk menikah lagi dengan wanita yang sudah di pilihkan untuknya.

Adalah Kasih Permata, seorang gadis yang ceria yang sedikit centil. Kasih yang awalnya menolak pun akhirnya menerima tawaran untuk menikah dengan laki-laki yang sejak awal sudah menyatakan tidak akan pernah memberikan dirinya pada Kasih.

Mampukah Kasih membalut luka yang masih basah di hati Dimas. bagaimana Kasih melindungi keluarga kecilnya saat keluarga mantan Istri Dimas ingin membalas dendam pada Dimas.

Bagaimana juga jika mantan istri Dimas kembali datang dan mengusik rumah tangganya?

Apakah ketulusan Kasih bisa menggerakkan hati Dimas dan membuka hatinya menerima kehadiran Kasih...?

Happy reading ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Setelah mengantar Aurel, Kasih naik ke kamarnya dan ganti baju lalu kembali melajukan mobilnya. Dia sudah tidak sabar mengadu pada Raya tentang suami dan anak sambungnya.

“Semoga aku masih tetap waras hidup di tengah-tengah gunung es,” ujar Kasih saat bertemu Raya. Dia menculik sepupunya itu di kantor dan memaksanya bolos hari ini. Mereka sedang jalan-jalan di sebuah mall. Kasih memang sangat suka menghabiskan waktunya dengan jalan-jalan di dalam mall. Apalagi sekarang di dompetnya ada dua kartu pemberian Dimas.

“Yah, udah resiko kamu mau menerima orang seperti itu jadi suami kamu. Kamu menyesal?” Kasih diam berfikir. Menyesal? Apakah dia menyesal merelakan masa mudanya untuk menjadi istri dan ibu sambung. Baik ayah ataupun anaknya, keduanya belum bisa menerima dirinya sebagaimana posisinya di atas kertas.

“Menyesal juga sudah tidak ada gunanya kan, jalani saja. Kalau sampai setahun mereka masih seperti itu, yah aku pergi.”

Setahun adalah waktu yang Muli janjikan padanya, jika dalam setahun kedua gunung es itu belum juga mencair maka Kasih akan peri meninggalkan mereka.

“Tapi apa kamu yakin kamu bisa pergi semudah itu, setahun bukan waktu yang singkat, Kasih. Mungkin saja dalam waktu setahun hati kamu sudah terikat dengan mereka dan tidak bisa melepaskan diri.” Kasih seperti nya tersadar degan ucapan Raya.

Jangankan setahun, baru dua hari saja dia seperti sudah memiliki ikatan dengan Aurel. Entah kenapa Kasih sangat ingin membuat Aurel jadi sering tersenyum dan banyak main seperti anak seusianya.

“Entahlah. Jalani saja, bagaimana pun kedepannya aku pasti bisa melewatinya. Kamu lupa aku siapa, aku Kasih Permata. Aku bukan perempuan cengeng yang gampang menyerah hanya masalah sepele.” Kasih tersenyum lebar di depan Raya, tapi sesaat kemudian senyumnya berubah jadi manyun.

“Entahlah.” Ujarnya.

Saat sedang jalan di tengah keramaian mall, seorang anak laki-laki berlari kecil menghampirinya.

“Tante,” sapa anak itu yang Kasih ingat adalah anak yang berjalan bersama Aurel di sekolah tadi. Anak laki-laki itu adalah teman pertaman Aurel di sekolah.

“Tante Mamanya Aurel, kan?” ujar anak itu, Leon.

“Hai, kamu sama siapa?” Leon belum sempat menjawab pertanyaan Kasih saat seseorang yang Kasih juga masih ingat wajahnya menghampiri Leon.

“Kamu kenal Kakak ini?” tanya Lucas pada Leon.

“Ini Mamanya Aurel, teman Leon.” Leon mengenalkan Kasih pada Lucas, Daddy nya. Lucas nampak terkejut mengetahui bahwa Kasih yang masih terlihat sangat muda sudah memiliki anak seusia putranya.

Tadinya dia berfikir Kasih hanya sedang bercanda dengannya dan mengatakan kalau yang dia tunggu adalah anaknya. Tapi ternyata benar bahwa Kasih sudah mempunyai anak, dan anaknya bahkan sudah seusia putranya.

“Wah, aku tidak menyangka ternyata anak-anak kita berteman,” ujar Lucas. Kasih hanya memasang senyum canggung di wajahnya.

“Aurel tidak ikut?” tanya Leon yang mencari-cari Aurel.

“Tidak, Aurel tadi sudah tante antar pulang.” Jawab Kasih.

“Ngomong-ngomong apa kalian mau ikut kami, kami mau nonton film.” Ajak Lucas.

“Terima kasih, tapi kami mau jalan-jalan saja,” Raya yang menjawab.

“Oh, baiklah kalau begitu. Sampai jumpa lagi.” Ujar Lucas dengan senyum dan tatapan yang terarah pada Kasih.

Lucas dan Leon berlalu meninggalkan mereka, sementara leher Raya sudah seperti jerapah yang memanjang melihat Lucas yang semakin menjauh dari tempat mereka berdiri.

“Ganteng,” ujar Raya sambil tersenyum.

“Tapi sok akrab,” Kasih sepertinya masih kesal pada Lucas karena tadi pagi. Padahal Lucas sangat ramah padanya, hanya saja memang sok akrab.

“Setidaknya tidak seperti suami kamu, dia lebih ramah.” Kasih melotot menatap Raya.

“Apa maksud kamu membandingkan Kak Dimas sama dia,” tanya Kasih sambil menujuk jalan yang di lewati Lucas dengan dagunya.

“Tidak ada maksud apa-apa.” Raya menggandeng tangan Kasih dan menariknya. Tadi Kasih janji mau membelikannya tas yang sudah kama jadi incarannya. Raya tidak mau sampai Kasih membatalkan janjinya itu.

“Kita nanti makan apa?” tanya Raya bermanis-manis pada sepupunya itu.

Di lain tempat, Lucas yang sedang menunggu film di dalam bioskop sangat penasaran kepada Kasih.

Apa dia hanya terlihat awet muda saja, tapi dia benar-benar masih kelihatan seperti seorang gadis. Apa jangan-jangan anak tiri?

“Teman mu itu siapa namanya?” tanya Lucas pada anaknya.

“Aurel maksud Daddy?”

“Iya, apa Aurel benar-benar anak tante yang tadi?”

“Iya, Tante itu yang menjemputnya di sekolah tadi.” Lucas mengangguk-angguk. Menjemputnya saja belum tentu anaknya kan? Entahlah, tapi sepertinya Lucas tertarik pada Kasih.

Hari sudah malam, Kasih langsung pulang begitu dia menurunkan Raya di rumahnya. Mobilnya memasuki halaman bersamaan mobil yang mengantar Dimas.

Dimas keluar lebih dulu dan langsung masuk ke dalam rumah, Kasih baru keluar saat melihat Dimas masuk ke dalam rumah. Dia menyimpan belanjaannya di dalam mobil, dia tidak mau Dimas berfikir kalau dia sedang berfoya-foya dengan uang yang di berikan Dimas padanya.

“Kasih, kamu sudah makan?” tanya Muli saat mereka bertemu di dekat tangga.

“Sudah, Bu. Tadi makan sama Raya.” Wajah Muli terlihat sedih karena kehadiran Kasih di meja makan sedikit membuat suasana menjadi hangat.

“Tapi kayaknya Kasih masih lapar deh,” ujar Kasih melihat wajah sedih mertuanya. Bola mata Muli berbinar mendengan Kasih yang masih lapar.

“Kalau begitu kamu cepat ganti baju, habis itu panggil suami dan anak kamu makan malam,”

“Iya, Bu.”

"Suami dan anak, kedengarannya enak juga" gumam Kasih sambil menaiki tangga.

Saat Kasih masuk ke dalam kamar, dia tidak melihat suaminya. Mungkin Dimas sedang membersihkan dirinya di kamar mandi.

Tidak lama kemudian Dimas keluar dari ruang ganti dengan pakaian kasual. Laki-laki itu mengeringkan rambut basahnya dengan handuk. Kasih terpaku sesaat melihatnya.

Sialan, Kak Dimas ganteng parah. Kasih, kau harus bisa menaklukan hatinya. Lihat betapa tampannya dia, jangan sampai dia lepas dari genggamanmu, Kasih.

Dimas yang melihat Kasih memandanginya hanya mengabaikannya. Tapi ketika dia teringat sebuah foto yang di perlihatkan Harlan padanya tiba-tiba ada rasa kesal di hatinya.

“Apa kau bersenang-senang hari ini dengan temanmu?” tanya Dimas dengan sedikit menekan kata temanmu.

“Lumayan,” jawab Kasih.

“Ingat kalau sekarang statusmu adalah istriku, Ibu dari anakku. Jadi jaga tingkah laku mu di luar. Jangan sembarang bertemu dengan orang lain.” Dimas keluar kamar setelah memberi peringatan pada Kasih. Tapi baru sampai di pintu langkahnya terhenti.

“Memangnya Kak Dimas sadar kalau aku ini istri Kak Dimas, tapi kenapa kok aku merasa kalau aku tidak punya suami,” ujar Kasih dengan berani.

Dimas kembali masuk ke kamar.

“Kau tahu kan kita menikah untuk apa? Jadi jangan terlalu benyak berharap,”

“Aku tahu, kita menikah hanya untuk Aurel. Agar anak itu punya teman. Hanya sebatas itu saja kan. Jadi selama Kak Dimas tidak memenuhi tanggung jawab Kak Dimas sebagai seorang suami, maka jangan terlalu banyak mengaturku.” Kasih melirik tajam pada Dimas.

“Siapa juga yang berharap.” Oceh nya menutup pintu agak keras saat masuk ke ruang ganti.

“Aku tidak akan jatuh cinta padanya, aku tarik semua ucapanku tadi. Bahkan sebelum setahun pun aku pasti akan minta cerai darinya.” teriak Kasih saat berada di dalam kamar mandi.

1
Kholisa N Adinda
Luar biasa
Heri Wibowo
cobalah membuka hatimu cari jodohmu yang lain monica.
Ana
next kak🥰
Deuis Lina
karena mencintai dg tulus tidak harus memiliki Monic ,,melihat orang yg kita cintai bahagia kita juga ikut bahagia ,,,walau harus nahan beban d hati intinya kita harus ikhlas
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂я
begitu yang seharusnya Mia lakukan
jgn tunggu diancam...
Heri Wibowo
lanjut kak.
Deuis Lina
udah d kasih kesempatan sama Dimas malah berulah ya monica
Ana
next kak semangat 💪
Ana
ck ga jera juga ya ni Monika sama keluarga nya 😤
Four Lovely
bagus dimas tegas, jaga dgn ketat saja biar bgmn hubungan ibu n anak. peringatkan Monika utk tdk ulangi lg.
Deuis Lina
lanjut kak,,,
Ana
semoga selalu bahagia, Alhamdulillah Aurel anak yang pintar, kedepannya mungkin akan lebih baik menjaga jarak dengan Monika meskipun dia ibu kandung Aurel
Heri Wibowo
lanjut thor.
Rosita Rosdiana
bakalan rolling coaster nih ceritanya
Deuis Lina
berpikirlah bijak Monik jgn samakan Dimas yg dulu sama Dimas yg sekarang karena klu salah langkah lagi kamu akan tau akibatnya dan sangat fatal dan tunggu kehancuran keluargamu karena kecerobohan mu
Upi Raswan
kasih begitu peka yaa...moniiik moniik dah dikasih hati minta jantung..kamu lupa siapa sekarang dimas,, kamu ingin hancur untuk yang Kedua kalinya.
Ana
jangan egois dan serakah Monika jika tak mau kehilangan segalanya
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂я
gunakan kesempatan dgn baik
jgn serakah atau monika akan menyesal seumur hidupnya....
Heri Wibowo
sudah diberi kesempatan jangan ngelunjak gitu Kamu monica
Yulien Sumangkut
sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!