NovelToon NovelToon
Stole My Rain

Stole My Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ega Endrawati

Aku Revina.

Aku adalah orang yang tidak pernah menyangka jika perjalanan cinta ku akan berjalan seperti ini.

Aku kira, cinta itu hanya menyenangkan saja, ternyata cinta juga ada sedih nya. Di dalam cinta ada marah nya, ada kecewanya, ada kebohongan nya, bahkan ada pengkhianatan yang amat sangat menyakitkan.

Kenapa tidak pernah ada orang yang menceritakan sisi buruk dari rasa cinta ?

Kenapa mereka hanya menceritakan sisi bahagianya saja ?

Jika tau akan serumit ini, aku tidak akan pernah coba-coba untuk main-main dengan rasa cinta,sampai pada akhirnya aku akan siap menerima segala konsekuensinya.

Aku sudah terlanjur masuk kedalam sebuah perangkap yang hanya akan menenggelamkan ku di dalam kekelaman nya. Aku harus mencari jalan sendiri, mencari jalan terang untuk terbebas dari rasa cinta ini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ega Endrawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

“Wah kacau tuh anak” ucap Tristan yang menonton ku begitu bahagia telah hujan-hujanan.

Lalu dia membuka jaketnya dan dia jadikan pelindung kepala untuk berlari ke arah ku.

Tiba-tiba Tristan memayungiku dengan jaketnya.

“Lo gila ya!” Teriak Tristan karena suara hujan yang berisik membuat dia harus mengeraskan suaranya.

“Lo kaya anak kecil hujan-hujanan gini di tengah taman. Tuh liat anak kecil aja pada pulang liat hujan”

“Mereka pulang kan pasti karena di omelin nyokapnya” sahut ku sambil menertawakan nya.

“Udah ayo” ajak Tristan berusaha menyeretku sambil terus memayungiku dengan jaketnya.

Tiba-tiba aku de javu,teringat sosok David yang pernah memayungiku dengan jaket seperti ini beberapa tahun lalu.

Ketika Tristan hendak melangkah aku kembali menahan nya. Dia berdiri menatap ku dengan bingung,sementara aku menatapnya begitu dalam,pasti Tristan bingung dengan apa yang sudah aku lakukan. Lalu tanpa dia duga,aku langsung melepaskan jaket dari tangan nya dan berlari menjauh darinya. Tristan terkejut dan dia mengejar ku,sedangkan aku terus berlari menghindarinya dengan jaket yang terus aku pegang. Aku tertawa begitu bahagia karena sudah membuat dia kebasahan karena hujan, Tristan pun terdengar tertawa di belakang ku. Dia meneriaku namaku sambil terus berlari dan tertawa,syukurlah dia tidak marah.

Setelah beberapa saat kemudian dia berhasil menangkapku dari belakang. Aku masih berusaha melepaskan diri namun Tristan terus memeluk ku dari belakang sambil tertawa bersama. Tanpa di sadari aku memalingkan wajahku ke belakang dan terkejut karena wajah Tristan berada dekat dengan wajahku.

Di bawah guyuran hujan yang terus membasahi wajah dan tubuh kita berdua,aku merasakan pelukan hangat dari Tristan dan menatap wajah Tristan yang begitu tampan sekali berada dekat dengan wajahku. Aku sadar jika Tristan itu tampan,bahkan sudah di akui oleh Karin sang princess sekolah,tapi karena aku sudah mengenalnya lama sekali,aku tidak pernah menyangka jika dia setampan ini jika dari dekat,apalagi wajahnya sekarang telah basah karena guyuran hujan,membuat dia terlihat begitu seksi dan maco sekali. Kita berdua terasa kaku,tak ada yang beranjak lebih dulu dan hanya saling menatap. Dan tiba-tiba Tristan berkedip seolah dia sadar,lalu dia memasang wajah yang begitu muram lalu mengambil jaket yang aku pegang dan melepaskan pelukan nya.

Dia kembali menatap ku dengan riang gembira.

“Udah cukup kan senang-senang nya,sekarang ayo kita pulang” ucap Tristan seolah kembali ke pengaturan awal. Sementara aku masih terbujur kaku dan masih belum kembali ke duniaku.

Tristan menarik tangan ku dan menyeretku untuk ikut dengan dia kembali pulang menggunakan motor besar nya.

Dan ketika dia menjalankan motornya begitu cepat aku hampir saja terjungkal dari motornya lalu Tristan menatap sebentar ke belakang dan menarik tangan ku untuk di lingkarkan di perutnya. Aku masih saja terkejut,padahal harusnya ini hal biasa saja,mengingat kami semua pernah memeluk Tristan tanpa ada rasa canggung sedikitpun. Tapi sekarang rasanya lain,aku masih merasa canggung karena kejadian tadi di taman kota. Seharusnya aku tidak menatap dekat Trsitan begitu lama seperti itu,seharusnya aku tidak terhipnotis karena tatapan nya. Aku menyesal,dan aku merasa malu sekarang.

Ketika sampai di depan rumah ku hujan sudah reda ketika di pertengahan jalan tadi,aku langsung turun dari motor Tristan berusaha untuk bersikap biasa aja.

“Thank ya,udah mau temenin gue di taman kota,terus anterin gue pulang”

“Iya ya udah sana masuk,ganti baju lo, masuk angin lo ntar”

“Lo ga akan keringin badan lo dulu. Ntar lo juga masuk angin kali kalo langsung jalan”

“Gapapa,lagian ini udah malem,besok gue sekolah takut kesiangan”

“Ya udah. See u di sekolah ya” ucap ku sambil melambaikan tangan dan tersenyum kepadanya.

“Iyaa” ketusnya. Lalu Tristan mengendarai motornya dengan cepat dan menghilang dari pandangan ku.

Wajahku berubah seketika ketika Tristan pergi. Aku masih saja merasa canggung karena ulah ku sendiri,dan aku takut jika sifat Tristan akan berubah kepadaku di sekolah. Aku takut dia jadi merasa ilfeel kepadaku,lalu wajah ku mulai sedih membayangkan semua itu terjadi.

Aku masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang begitu kacau dan segera mandi dengan air hangat,agar aku tidak terserang sakit.

Keesokan harinya. Perasaan ku masih saja campur aduk mengingat kejadian semalam,aku tidak mau menceritakan semuanya kepada teman-teman ku. Biarlah itu menjadi konsumsi pribadi ku dengan Tristan,aku akan bercerita jika mereka bertanya saja,namun jika tidak,ya mereka tidak perlu tahu.

Ketika jam istirahat tiba seperti biasa kami hendak berkumpul di kantin. Namun ketika sampai disana aku hanya melihat ada Dara sedang duduk di salah satu meja dengan mangkuk di hadapan nya. Aku menghela nafasku begitu dalam.

Aku duduk dengan Stevi,lalu Kanza duduk dengan Dara di hadapan ku.

“Kok lo udah pesen duluan?!” omel Kanza melihat siomay yang sudah hampir habis di dalam piring Dara.

“Gue laper”

“Eh si Tristan mana?” Tanya Stevi.

“Ga tau,tadi sih gue liat dia lewat kelas gue pas bel istirahat bunyi” ucap Dara kembali menghabiskan siomaynya.

“Kemana tuh anak?” Tanya Kanza.

“Coba telepon” pinta Stevi.

Aku terus saja diam tak berkomentar.

“Gue pesen bakso ya,lo mau ga?” Tanya Kanza kepadaku.

“Gue nasi goreng seafood deh” pintaku.

“Gue juga” ucap seorang laki-laki yang tiba-tiba duduk di sampingku.

Tristan. Seketika jantungku berdegup begitu kencang.

“Nah ni dia orang nya,baru mau gue telepon” ucap Dara.

Dia tersenyum kepada kami semua termasuk kepadaku. Aku menghilangkan rasa salting ku dengan meminum minuman Dara.

“Kemana aja lo?” Tanya Stevi.

“Gue abis dari kelas Celine” jawab Tristan sambil menyomot siomay dengan garpu yang sedang menganggur di piring Dara.

“Widiihh udah mode expert aja lo ya. Udah jadian kalian semalem?”

“Belom,gue lagi nyuruh dia buat beresin urusan nya dulu sama mantan nya”

“Dia punya mantan?” tanya Kanza ketika kembali ke meja.

“Punya. Baru aja putus emang,jadi mereka masih suka kontekan gitu. Semalem gue nemuin foto mantan nya itu di dompet dia,terus gue diemin dia semaleman sampe tadi pagi dia minta buat ketemu dan jelasin”

“Terus ?” Tanya ku berusaa untuk ikut dalam pembicaraan ini.

“Ya dia jelasin,kalo dia baru putus emang seminggu dan yang putusin cowonya. Katanya sih cowonya toxic gitu,terus dia juga masih suka di hubungin sama mantan nya itu. Ya gue bilang,kalo lo belum selesai sama mantan lo itu,jangan pernah ganggu gue dulu”

“Udah gitu aja?” Tanya ku meledek.

“Ya udah,ngapain lagi?”

“Ga asik lo” sahut Dara.

“Eh btw katanya kemarin lo berantem sama abang nya Revi ya?” Tanya Stevi melihat luka yang masih ada di pelipis dan dagu Tristan.

“Iya. Songong banget emang abang nya dia” jawab Tristan dengan begitu menyebalkan.

“Eh dia bukan abang gue ya,jangan sembarangan kalo ngomong”

“Iya iya calon” sahut Stevi.

“Kok bisa sih?” Tanya lagi Stevi.

Aku meminum dulu jus jeruk ku yang baru saja datang untuk bersiap menjelaskan sebaik mungkin kepada teman-teman ku itu.

Aku sempat melirik Tristan,namun sepertinya dia tidak memperdulikan jawaban yang akan aku berikan kepada teman-teman ku.

“Jadi,nyokap gue emang nyuruh David buat anter jemput gue di sekolah karena Pak Rudi lagi ada urusan sama nyokap gue. Kemarin pas pulang awalnya udah mau baik-baik aja tuh gue udah minta David buat pulang aja biar gue pulang sama Tristan, eh tiba-tiba nih si monyong malah ngatain si David bilang katanya ‘belom jadi abang aja udah belagu’ begitulah awal cekcok mereka di mulai. Terus akhirnya mereka semakin panas dan lalu tanpa di duga eh malah tonjok-tonjokan” ceritaku begitu santainya.

“Gue udah gedeg banget sama dia,ya udah sekalian aja gue hajar wajahnya. Dari awal dia sakitin Stevi gue udah pengen tonjok tu orang” sahut Trsitan,

“Aaahhh lo emang so sweet, sini gue peluk dulu” ucap Stevi dengan manjanya sambil berusaha memeluk Tristan dengan melewatiku.

“Tapi udah ga apa-apa kan lo?” Tanya Stevi dengan memeriksa wajah Tristan.

“Udah aman,semalem luka gue di obatin kok” ucapnya tanpa menoleh ke arah ku.

Aku langsung terkesiap dan berusaha untuk biasa saja,jangan sampai teman-teman ku tahu yang sudah mengobati lukanya adalah aku.

1
vivian
Support up thor semangattttt
tyan_01
Up thor
vivian
Love you thor
venna
Terusan nya gimanaa ???
Anonymous
Bagus thor😇
Ms. No name
Ayo up thor upp
venna
Lanjut thor semangat 🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!