NovelToon NovelToon
Menjadi Guru Di Dunia Lain

Menjadi Guru Di Dunia Lain

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Sistem / Akademi Sihir / Penyeberangan Dunia Lain / Elf
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ned_Kelly

Arthur seorang guru honorer di sekolah negeri yang memiliki gaji pas-pasan dengan jam mengajar yang tidak karuan banyaknya mengalami kecelakaan pada saat ia hendak pulang ke indekosnya. Saat mengira kehidupannya yang menyedihkan berakhir menyedihkan pula, ternyata ia hidup kembali di sebuah dunia yang sama sekali berbeda dari sebelumnya.

Tetapi uniknya, Arthur kembali menjadi seorang guru di dunia ini, dan Arthur berasa sangat bersemangat untuk merubah takdirnya di dunia sekarang ini agar berbeda dari dunia yang sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ned_Kelly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25: Celestine Dan Penggemarnya

Elyrde benar. Beberapa waktu yang lalu, dia dengan dinginnya memprediksi bahwa aku akan menjadi musuh setiap anak laki-laki di Akademi Bridestones, dan sekarang hal itu benar-benar terjadi. Alasannya? Celestine. Gadis pendiam dengan sihir air yang selalu dikerumuni para murid laki-laki setiap harinya. Mereka semua tergila-gila padanya, tapi Celestine, yang kewalahan karena terus dikejar-kejar, malah memilih mendekat ke arahku.

Satu gerakan sederhana darinya—tanpa kata-kata, hanya dengan tatapan lembut dan langkah mendekat—telah cukup untuk menciptakan kesalahpahaman besar. Anak-anak itu berpikir Celestine sudah memilihku, dan dari situ, semuanya berantakan. Wajah kecewa berubah menjadi permusuhan yang tak tersamarkan. Aku, seorang guru di sini, tiba-tiba menjadi musuh publik di mata mereka semua.

Sejak saat itu, mata tajam yang penuh cemburu menghujamku di mana-mana. Bisikan, cibiran, bahkan beberapa tantangan duel yang terang-terangan datang menghampiriku. Aku tidak melakukan apapun, tapi sepertinya itu tidak lagi penting bagi mereka. Bagi mereka, aku adalah penghalang. Aku adalah yang harus disingkirkan.

Tentu saja, aku bisa mengabaikan mereka. Lagipula, ini semua kesalahpahaman. Celestine tak pernah berbicara sepatah kata pun, apalagi membuat pernyataan soal perasaan. Namun, entah mengapa, menatap wajah murid-murid laki-laki itu—campuran antara kemarahan dan patah hati—membuatku tersenyum pahit.

"Guru, apa kita akan menerima tantangan mereka?" suara Charlotte memecah lamunanku. Gadis itu tampak gelisah, namun ada semangat di matanya. Sejak pertarungan dengan kelas Pak Guru Brandon, Charlotte, Masamune, Johan, Jade, Elyrde, dan bahkan Celestine, semuanya telah berkembang pesat. Mereka tidak lagi murid-murid pemula. Mereka ingin lebih, membuktikan diri lagi dan lagi. Tapi kali ini, situasinya berbeda.

Aku memandangi Charlotte sejenak. Dia berusaha terlihat cuek, tapi aku tahu dia juga marah dengan perlakuan murid-murid lain padaku. Harga dirinya yang tinggi tak bisa menerima gurunya dianggap remeh.

"Kita tidak perlu membuktikan apa pun pada mereka, Charlotte," jawabku tenang. "Mereka hanya butuh waktu untuk mengerti."

Charlotte tampak tidak puas. “Tapi, Guru, mereka tidak akan berhenti. Mereka bahkan mengepung Celestine setiap hari. Lagipula, ini kesempatan untuk menunjukkan kemampuan kami, bukan?”

Aku tahu murid-muridku lebih dari siap menghadapi tantangan ini. Johan dengan tombaknya, Jade dengan semburan apinya, Elyrde yang ahli dalam serangan jarak jauh, Masamune yang semakin cepat dan tajam, dan Charlotte dengan sihir es yang semakin sulit dikalahkan. Dan tentu saja, Celestine yang terus tumbuh sebagai penyembuh sekaligus petarung pendukung. Tetapi membiarkan mereka bertarung hanya untuk melampiaskan frustrasi adalah langkah yang salah.

"Aku tahu kalian ingin membuktikan diri," ujarku pelan, mataku menatap mereka satu per satu. "Tapi kalian harus mengingat tujuan kita. Berlatih dan menjadi kuat bukan untuk membalas dendam atau membuktikan sesuatu pada orang lain. Kita berlatih agar bisa melindungi apa yang berharga."

Charlotte diam, ekspresi wajahnya berubah lembut meski masih ada ketegangan di sana. Elyrde hanya mengangguk kecil, sementara yang lain tampak merenung.

Namun, di tengah percakapan itu, Masamune, yang sejak tadi hanya diam dan menyimak, akhirnya buka suara. "Guru, kalau mereka terus memprovokasi, aku yang akan maju. Biar kutunjukkan pada mereka siapa yang sebenarnya kuat."

Tentu saja, Masamune. Anak yang selalu bergerak dengan insting seperti kilat. Aku tahu dia punya keberanian, tetapi juga tahu keberaniannya terkadang lebih mirip keinginan untuk memamerkan kekuatan daripada membela yang benar.

"Aku menghargai keberanianmu, Masamune. Tapi kita tidak bisa membiarkan emosi menguasai kita," kataku, berusaha menenangkan gejolak dalam hatinya. "Ingat, kekuatan yang sesungguhnya bukanlah tentang siapa yang menang dalam pertarungan, tetapi tentang bagaimana kita menggunakannya."

Percakapan itu terhenti, tetapi aku tahu ini belum selesai. Murid-muridku tidak akan tinggal diam selamanya, dan aku harus mencari cara agar mereka belajar mengatasi situasi ini dengan bijak, tanpa kehilangan tujuan mereka. Namun, satu hal yang pasti: aku tidak bisa menghindari pandangan penuh permusuhan itu selamanya. Walaupun aku tahu, ini hanya kecemburuan biasa.

Di ruang kelas, aku berdiri di depan papan tulis, menguraikan materi tentang penggabungan elemen dalam sihir lanjutan. Semua murid tampak antusias mendengarkan, terutama Charlotte yang duduk dengan tangan terlipat dan dagu bertumpu pada meja, matanya menatap tajam ke arahku seperti sedang mencoba memecahkan rahasia besar.

"Jadi, kombinasi sihir elemen bukan cuma soal gaya, tapi juga soal strategi," jelasku sambil menggambar diagram tentang penggabungan elemen air dan angin. "Contoh terbaik ada di depan kita: Celestine. Dia sudah mulai menggabungkan sihir air dan anginnya. Bukan cuma untuk menyembuhkan, tapi juga untuk pertahanan."

Celestine, yang selalu tenang, mengangguk kecil dengan senyum malu-malu. Para murid fokus, setidaknya sampai suara ribut terdengar dari luar kelas. Pintu perlahan terbuka, dan tampaklah segerombolan murid laki-laki yang mengintip dengan mata berbinar-binar, jelas bukan datang untuk belajar. Mereka mengenakan lencana dengan gambar hati dan huruf "C" besar di tengahnya—tidak salah lagi, ini adalah Klub Penggemar Celestine.

Aku menghela napas panjang. Lagi? Sepertinya mereka tidak pernah kehabisan waktu untuk mengejar Celestine, bahkan saat pelajaran sedang berlangsung. Mereka berdiri berdesakan di ambang pintu, berbisik-bisik seperti sedang mengatur strategi mata-mata paling penting dalam sejarah.

“Celestine, dia kelihatan imut hari ini, ya!” bisik salah satu anggota klub dengan penuh semangat.

“Apa iya? Coba geser dikit, aku tidak kelihatan!” bisik anggota lainnya, mencoba melihat lebih jelas dari balik bahu temannya.

Charlotte yang mendengar bisik-bisik itu langsung memutar matanya. “Lagi-lagi mereka…” gumamnya, dengan nada setengah jengkel setengah geli. Jade yang duduk di sebelah Charlotte hanya bisa mendengus sambil berbisik, “Kenapa mereka nggak ikut kelas sendiri aja, sih?”

Aku berdeham, berusaha menjaga keseriusan. “Sepertinya ada yang sangat tertarik dengan kelas ini,” kataku, sambil menoleh ke arah pintu. “Apa kalian mau bergabung? Ada materi khusus tentang bagaimana membuat sihir terlihat lebih keren.”

Mendengar itu, kelompok penggemar langsung gugup. Salah satu di antara mereka, yang sepertinya ketua klub, maju setengah hati. “Ah, maaf, Guru! Kami cuma… eee… memastikan Celestine baik-baik saja!”

Aku berusaha menahan tawa. “Celestine ada di sini untuk belajar, sama seperti kalian seharusnya. Kalau kalian mau mengaguminya, bisa dilakukan setelah kelas selesai. Atau mungkin, kalian tertarik untuk ikut pelajaran? Siapa tahu kalian bisa belajar trik sihir baru yang bisa membuat kalian terlihat lebih keren di depannya?”

Sontak para penggemar Celestine langsung saling pandang, terlihat panik dan canggung. Celestine, yang biasanya pendiam, malah memberikan isyarat dengan tangan, melambai kecil ke arah mereka seolah berkata, “Tenang saja, aku baik-baik saja.”

Lambaian sederhana itu langsung membuat mereka heboh. “Lihat, Celestine melambai ke kita!” seru salah satu anggota, hampir loncat kegirangan seperti baru mendapat hadiah besar.

Charlotte menutup wajahnya dengan tangan, berusaha menahan diri agar tidak tertawa terbahak-bahak. Elyrde, yang biasanya tenang, mengangkat satu alis, mungkin tidak percaya melihat aksi mereka yang konyol. Masamune hanya bisa menggeleng, tampak berusaha menahan diri agar tidak mengomentari lebih jauh.

“Baiklah, terima kasih atas kunjungannya,” kataku sambil tersenyum. “Tapi kelas akan dilanjutkan, dan ingat, Celestine ada di sini sebagai murid, bukan selebriti.”

Para anggota klub penggemar tersenyum canggung, lalu buru-buru mundur dari pintu, berusaha tetap terlihat keren meski sudah jelas malu. Aku hanya bisa menggeleng, melihat tingkah mereka yang menggemaskan sekaligus merepotkan. Setidaknya, untuk hari ini, kelas bisa kembali fokus. Tapi aku tahu, klub penggemar Celestine akan selalu jadi warna tersendiri di hari-hari kami.

Charlotte, yang sejak awal berusaha keras menahan tawa, akhirnya tak kuasa lagi menahan senyumnya. Dia memalingkan wajah sejenak, menutup mulut dengan tangan, sementara bahunya terguncang-guncang kecil. Sesekali, ia melirik ke arah Celestine, yang tetap tenang dengan senyum lembut di wajahnya, seolah-olah kejadian barusan adalah hal yang biasa.

"Celestine, kamu benar-benar seperti magnet buat mereka," bisik Charlotte dengan suara setengah tertawa, mencoba meredam tawa yang sudah hampir meledak. "Mereka sampai rela mengintip dari pintu kelas cuma buat melihatmu."

Celestine, yang mendengar komentar itu, hanya mengangguk kecil sambil tersenyum simpul, memberikan isyarat dengan tangan yang seakan-akan berkata, "Aku juga bingung harus bagaimana." Reaksi Celestine yang tetap tenang, bahkan setelah serbuan penggemarnya, membuat Charlotte semakin geli.

"Kalau aku jadi kamu, mungkin sudah kabur dari kelas sejak tadi," lanjut Charlotte, kini dengan suara yang lebih jelas, meskipun masih diselingi tawa kecil. "Mereka benar-benar seperti tersihir sama kamu. Apa kamu sadar kalau cuma dengan melambai sedikit, mereka bisa terbang ke langit?"

Celestine tersenyum lagi, sedikit menundukkan kepala dengan ekspresi malu-malu yang khas. Ia kembali memberi isyarat dengan kedua tangannya, seolah ingin mengatakan bahwa ia pun merasa sedikit canggung, tapi tetap menghargai perhatian yang diberikan.

Melihat reaksi Celestine yang begitu santai dan tenang, Charlotte akhirnya tak dapat lagi menahan gelaknya. "Kamu benar-benar unik, Celestine! Nggak heran mereka semua tergila-gila," ucapnya sambil menepuk bahu Celestine dengan penuh keakraban. Tawa kecil Charlotte membuat suasana kelas menjadi lebih ringan, dan bahkan Elyrde serta Masamune, yang biasanya lebih serius, tidak dapat menahan senyum mereka.

"Aku harus belajar dari kamu, Celestine. Tetap tenang meski dikepung sepasukan orang aneh!" kata Charlotte dengan nada bercanda, namun penuh kekaguman. Celestine hanya mengangguk pelan dengan senyum manisnya, membuat Charlotte semakin merasa bahwa di tengah segala kesibukan dan kesalahpahaman yang terjadi, ada saat-saat kecil seperti ini yang bisa mereka nikmati bersama dengan tawa dan kehangatan.

1
~YUD~
lajrooot!!
Ned: entar dulu ye kasih Ned nafas dulu wkwkwk...
total 1 replies
Ned
Parah nich, dari pagi tadi update eh kelarnya sore
~YUD~
di festival lunaris ini Arthur bakal ikut main apa cuma jadi guru pengawas doang?
Ned: Jadi pengawas doang, tapi....ada tapi nya hehe/CoolGuy/.... tungguin apa yang bakalan terjadi di sana
total 1 replies
~YUD~
nanti Arthur sama Brandon bakal duel gak author?
Ned: Ya tunggu aja tanggal mainnya
total 1 replies
Gamers-exe
kirain masamune date 👍🗿
~YUD~
nanti Charlotte sama Arthur bakal saling cinta gak author?
Ned: Yakin gak ada yang mau sama Celestine nih /CoolGuy/
「Hikotoki」: betul sekali, jadi meski charlotte umur 16 masih available buat dinikahi
total 8 replies
Erwinsyah
mau nabung dulu Thor🤭
Ned: Monggo silakan, jangan lupa vote dan rate bintang 5 nya kakak
total 1 replies
~YUD~
apa tuh yang segera terungkap?
Ned: apa tuh kira-kira hehehe
total 1 replies
R AN L
penasaran sekali reaksi murinya lihat kekuatan asli guru ny
Ned: tar ada kok, tunggu aja tanggal main nya heheh
total 1 replies
Ned
Update diusahakan tiap hari, setidaknya akan ada 1 BAB tiap hari...kalo Ned bisa rajin up mungkin 2-3 BAB...

Minggu Ned libur
R AN L
di tunggu up ny
Ned: kalo gak berhalangan tiap hari update, Ned usahakan ada 1 chapter update lah minimal sehari....Minggu kayaknya libur...doain aja Ned bisa nulis terus
Ned: kalo gak berhalangan tiap hari update, Ned usahakan ada 1 chapter update lah minimal sehari....Minggu kayaknya libur...doain aja Ned bisa nulis terus
total 4 replies
R AN L
Luar biasa
vashikva
semangatt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!