ZAVARA

Setelah sarapan mereka pamit untuk ke kantor, selama perjalanan Zea bercerita tentang apa saja yang ia lakukan dengan Sasa semalam.

Sesekali Kiara tertawa mendengar celotehan Zea yang menurutnya hari ini Zea terlalu cerewet.

"Duh, cerewet banget sih cantik," Kiara mencubit gemas pipi Zea.

"Hahaha Zea suka kak Sasa, dia baik sama Zea," ucap Zea.

"Zea, sudah cukup ketawanya pagi ini. kebanyakan ketawa nanti nangis lagi," ucap Zavier.

"Maaf ayah," ucap Zea tersenyum.

Zavier mengacak rambut Zea, itu membuat Zea cemberut karna ia sudah bersusah payah merapikan rambutnya tapi dengan seenaknya Zavier mengacaknya. Kiara yang melihat mendung di wajah Zea segera merapikan rambut Zea.

"Ayah, gak boleh ngacak rambut Zea gini. Zea susah payah loh rapiin rambutnya sendiri," ucap Kiara sambil merapikan rambut Zea.

Mendengar Kiara menyebut ayah, jantung Zavier berdebar tak karuan sepertinya Zavier salting mendengar ucapan Kiara.

"Maafin ayah yah. ayah gak tau kalau Zea sudah bisa rapiin rambut sendiri," ucap Zavier mengelus rambut Zea.

Zea hanya terdiam dan memeluk Kiara, tak berselang lama Kiara merasakan lehernya basah. Zea menangis dalam diam.

"Nangis nih," ucap Kiara kesal.

"Sorry gue gak tau," ucap Zavier.

"Lagian lo juga sih, kalau gemes tuh jangan ngacak rambut dong. semua cewek auto badmood kalau soal rambut!" Kiara ikut kesal.

"Kok lo jadi ikutan marah sih!"

"Pokoknya salah lo! lo yang harus bujuk Zea!"

Mereka tiba di parkiran. Zavier masih berusaha untuk membujuk Zea yang enggan melihatnya.

Kiara sudah mulai merasakan kebas di tangan dan lehernya. mereka juga sudah terlambat.

"Zea, udah yah ngambek sama ayahnya," bujuk Kiara.

Tak ada jawaban dari Zea, yang terdengar hanya dengkuran halus. Kiara menatap Zavier dan tertawa kecil.

"Zea tidur," ucap Kiara.

"Astaga anak ini, gue udah capek bujuk ternyata dia tidur."

Zavier keluar lebih dulu dan membukakan pintu untuk Kiara.

Tanpa mereka sadari mereka menjadi tontonan seluruh karyawan saat Zavier menggendong Zea dan di susul Kiara yang keluar dari mobil.

Kiara menutup kepala Zea agar tak terkena sinar matahari dan tak terlihat oleh karyawan lain.

Saat mereka memasuki kantor, semua mata tertuju padanya.

"Kita jadi pusat perhatian," bisik Kiara.

"Terus berjalan," ucap Zavier datar.

Setelah pintu lift pribadi Zavier tertutup barulah Kiara bisa bernapas lega begitupun dengan Zavier.

"Jadi trending topik lagi deh," ucap Kiara lirih.

"Abaikan saja, kita harus memulai akting kita hari ini," ucap Zavier.

"Benar juga! lo udah minum jus?" tanya Kiara yang tau kebiasaan pagi Zavier.

"Gak sempat."

"Ok, nanti gue buatin," ucap Kiara.

"Gak perlu. lo temeni Zea diruangan gue."

"Yang ada gue makin di gosipin woy! itu namanya gue gak kerja kalau di ruangan lo terus. kalau ada yang mau ketemu lo terus gue gak ada gimana?" tanya Kiara.

"Ruang pribadi."

Setelah mendengar itu Kiara tak lagi bersuara. ia masih ingat dengan jelas bagaimana ia dibentak oleh Zavier karna lancang masuk keruangan itu. Zavier tersadar akan diamnya Kiara.

Zavier mendorong dinding itu dan masuk lebih dulu sedangkan Kiara masih mematung diluar sana.

"Masuk, kali ini gue izinin lo." ucap Zavier.

"Janji gak bentak gue lagi," ucap Kiara mengacungkan jari kelingkingnya.

Zavier menghembuskan napas panjang dan menautkan jari kelingkingnya. "Hmm."

Setelah yakin barulah Kiara masuk dengan senyum senang. jujur saja Kiara sangat menyukai ruang pribadi Zavier.

Karena aroma ruangan itu benar-benar aroma khas seorang Zavier Kalandra. aroma yang menurut Kiara itu menenangkan.

"Mana yang gak boleh gue sentuh?" tanya Kiara.

"Hal yang bersifat pribadi."

Setelah mengucapkan itu Zavier keluar dan dinding pun kembali tertutup. Kiara berjalan kearah sofa dan merebahkan tubuhnya disana.

Karena ia kurang tidur semalam, perlahan matanya mulai tertutup dan iapun terlelap disana.

Zavier masuk kembali karena lupa memberitahu Kiara jika hari ini mungkin saja Kalandra berkunjung ke kantor.

"Cepet banget tidurnya, pasti semalaman gak bisa tidur lagi," ucap Zavier menutup kaki Kiara dengan selimut.

Zavier memutuskan keluar setelah memastikan Zea dan Kiara tidur dengan nyaman.

Meskipun Kiara akan merasakan pegal pada badannya karena ia memilih untuk tidur di sofa.

Tak berselang lama setelah Zavier keluar dari ruang pribadinya. Rion pun masuk keruangannya untuk membahas proyek kota B.

"Selamat pagi pak," ucap Rion lalu duduk di depan Zavier.

"Ada apa?" tanya Zavier to the point.

"Intro dulu dong, main gas aja lo," ucap Rion.

"Katakan."

"Soal proyek yang berada di Kota B, dari hasil kunjungan kita tempo hari itu sudah mencapai 85% mungkin 1 atau 2 bulan lagi sudah selesai," jelas Rion.

"Usahakan 1 bulan selesai. paling lama 1,5 bulan itu harus selesai."

Rion mengangguk paham dan menutup tap miliknya.

"Oiya, Kiara belum masuk?" tanya Rion.

"Hm."

"Ck! anak itu gak ingat apa kalau dia gak masuk, kerjaannya beralih ke gue semua!" oceh Rion.

"Fokus!" tegur Zavier.

"Iya iya, santai dulu gak sih? kan sebagian data juga ada sama Kiara. mau gimanapun kita gak bisa bahas semuanya secara sempurna kalau dia gak ada." ucap Rion.