Aruna dan Melvin yang kembali di pertemukan setelah 8 tahun. Mereka dulu 1 sekolah dengan Melvin adalah senior Aruna.
Setelah 8 tahun mereka kembali di pertemukan dengan keadaan yang berbeda. Melvin menjadi seorang aktris terkenal dan Aruna yang menjadi sutradara.
Tetapi ada scandal masa lalu dalam hubungan mereka yang belum selesai. Tentang kedekatan mereka dulu dan kenapa berpisah. Setelah sekian lama di pertemuan kembali dan Aruna yang sudah bersama seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.
Bagaimana kah cerita di antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25 Masa Lalu Kita
Aruna yang sudah berada di lokasi syuting yang duduk di bangku sutradara yang mana lokasi syuting mereka berada di luar sekolah yang tidak jauh-jauh dari lokasi sekolah yang terdapat taman.
2 pemain tokoh utama wanita dan pria itu yang sedang berlatih untuk menaiki sepeda. Karena adegan terakhir dalam mini series itu memang beradegan romantis yang mana pasangan itu menaiki sepeda dalam ending romantis yang akan di berikan untuk bagian akhir series tersebut.
Aruna berdiri dari tempat duduknya sembari memakan es krim yang menjilati es krim tersebut. Aruna dari kejauhan 12 meter melihat dua pemain itu berlatih di iringi dengan saling bercanda satu sama lain.
Bagaimana dua pemain itu terlihat tertawa dengan pria yang membawa sepeda itu dan wanita yang memakai dress putih itu duduk menyamping di belakangnya dengan kedua tangannya memeluk pinggang pria itu.
Baru latihan saja sudah memperlihatkan momen yang sangat romantis dan apalagi jika sudah benar-benar syuting. Mungkin akan membuat para penonton baper dalam adegan tersebut.
Mata Aruna terus memperhatikan pasangan itu bahkan dia berhenti menikmati es krimnya.
Flashback.
"Kita mau naik sepeda?" tanya Aruna pada Melvin yang membawa sepeda.
"Kita naik helikopter," seloroh Melvin
"Aku serius Kak Melvin," ucap Aruna dengan nada yang sangat manja dan sedikit menekan geram.
Melvin tersenyum yang mencolek dagu Aruna, membuat gadis itu terlihat begitu cemberut. Melvin yang jahil kadang-kadang membuat Aruna kesal.
"Aruna aku sudah membawa sepeda dan itu artinya kita akan jalan-jalan menggunakan sepeda, kamu malah bertanya kembali," ucap Melvin yang menjelaskan dengan sangat lembut.
"Memangnya Kakak bisa naik sepeda?" tanya Aruna penuh keraguan.
Melvin menghela nafas dengan memasang tubuh tegap di hadapan Aruna dan wajah sedikit sombong yang menegakkan dadanya.
"Apa orang tertampan diriku memiliki kekurangan?" bertanya kembali dengan percaya diri.
"Issss sok tampan, yang Aruna tanya. Kak Melvin bisa naik sepeda apa tidak dan bukan tampan atau jelek," kesal Aruna dengan bibir yang mengerucut.
"Aku akan membuktikan jika pacar kamu yang tampan ini memang memiliki semua kelebihan dan tidak memiliki kekurangan, jangankan menaiki sepeda, membuat kapal berlayar saja aku bisa," ucap Melvin yang kembali menyombongkan diri dan langsung menaiki sepeda itu.
"Ayo cepat kamu naik! Jangan masih berdiri di sana!" ajak Melvin.
"Tapi nanti bagaimana kalau Aruna jatuh?" tanya Aruna yang masih ragu.
"Sudah jangan meragukanku. Aku tidak mungkin membuat kamu jatuh," sahut Melvin yang terus meyakinkan Aruna.
"Baiklah!" sahut Aruna dengan mengangguk tersenyum yang langsung duduk menyamping di boncengan Melvin dengan tangan Aruna memegang kemeja Melvin. Melvin langsung mendayung sepeda itu yang membuat Aruna sedikit ngeri karena jalanan itu turunan dan memeluk pinggang Melvin.
Mereka berdua sama-sama tertawa dan sama-sama menikmati perjalanan mereka dengan menaiki sepeda. Walau bagi Aruna itu sedikit menakutkan, tetapi dia sangat bahagia yang berada di boncengan Melvin.
"Kamu mengingat waktu kita dulu pernah ada di sana?" Aruna tiba-tiba tersentak kaget saat mendengar suara itu tepat di telinganya yang membuat bulu kuduknya merinding.
Aruna yang menoleh ke sampingnya sudah melihat wajah Melvin yang ternyata berdiri di belakangnya dengan sedikit membungkuk. Aruna yang sibuk melamun tidak menyadari kehadiran Melvin yang tidak tahu sejak kapan berada di sana.
"Kau!" pekik Aruna menjauhkan sedikit jarak di antara mereka dan Melvin menegakkan tubuhnya dengan menghela nafas.
Mata Melvin melihat ke arah pasangan yang masih berlatih itu dan semakin romantis membuat Melvin tersenyum miring.
"Bukankah hari itu menjadi hari favorit kita berdua, melihat dia tersenyum dan tertawa yang sangat lepas seperti itu, aku juga jadi mengingat bagaiman kamu saat itu begitu bahagia berada di boncengan ku, kamu yang awalnya takut. Tetapi malah ketagihan," ucap Melvin yang masih tersenyum. Dia ternyata tidak melupakan kenangan yang baru saja di ingat Aruna.
"Untuk apa kau di sini?" tanya Aruna yang mengabaikan kata-kata Melvin yang mengingatkan mereka berdua kembali pada masa SMA yang punya cerita itu.
"Ternyata kembali berada di sekolah ini, membuat memoriku tidak melupakan sedikitpun saat bersamamu, bukankah banyak hal yang kita lalui bersama," ucap Melvin yang mengabaikan pertanyaan Aruna.
"Aku rasa aku tidak perlu mengingat hal itu. Karena aku yang sudah tidak mengingat apa-apa. Itu semua hanya masa lalu dan aku bahkan lupa kapan aku bersepeda denganmu," ucap Aruna mengelak membuat Melvin melihat ke arahnya.
Aruna sudah jelas-jelas mengingat tentang dia dan Melvin dan dia sama sekali tidak mengakui hal itu.
"Jadi kau tidak mengingat apapun?" tanya Melvin memastikan sekali lagi dengan menatap wajah wanita itu dengan mencoba untuk mencari tahu kebenarannya.
"Aku sudah pernah berkeluarga dan bagaimana mungkin aku bisa mengingat hal itu. Jadi aku sudah mengatakan kepadamu sebelumnya. Jika hubungan kita hanya sebatas rekan kerja dan jangan pernah mengungkit masa lalu. Aku sangat tidak nyaman dengan semua itu!" tegas Aruna dengan wajah yang sangat serius menekankan kepada Melvin.
Melvin terdiam yang lagi-lagi hanya membutuhkan pernyataan yang benar dari ekspresi wajah itu, dia justru tidak percaya dengan kata yang keluar dari mulut Aruna dan lebih percaya bagaimana ekspresi Aruna yang sangat bertolak belakang dengan yang diucapkan Aruna.
"Jadi jangan menyuruhku atau memaksa ku untuk mengingat hal yang tidak berguna itu!" tegas Aruna.
"Aruna kamu jangan terlalu terpercaya diri, bukan berarti aku mengatakan ini aku tidak move on dari mu. Aku tadi mengatakan kepadamu jika kembali ke sekolah ini membuatku mengingat kembali maka masa sekolah dan bersama dirimu yang artinya bukan hanya dirimu saja. Tetapi juga bersama yang lainnya. Jika kau tidak mengingatnya. Maka tidak apa-apa. Kau tidak perlu memberiku peringatan seakan aku itu ingin membuat dirimu mengingat semuanya. Kita bukan orang yang kehilangan ingatan dan harus dipaksa untuk mengingat kembali. Jadi jangan salah paham Aruna," ucap Melvin.
Mungkin dia sudah kerap kali mendengar Aruna yang mengatakan hal yang sama yang memberinya peringatan untuk menjauhi Aruna. Jadi Melvin sebagai laki-laki yang mempunyai harga diri juga tidak ingin terlihat bahwa dia masih memiliki perasaan kepada wanita yang dihadapannya itu.
"Bagus kalau begitu," sahut Aruna dengan dagu yang sedikit terangkat.
"Kau belum menjawab pertanyaanku untuk apa kau kemari?" tanya Aruna.
"Aku kemari bukan hanya untuk bertemu denganmu. Aku seorang aktris dan aku memiliki banyak urusan lain yang bukan berarti hanya denganmu saja," jawab Melvin dengan nada ketus.
"Ohhh!" sahut Aruna dengan santai yang mencoba untuk terlihat biasa saja dan padahal dia sangat kesal mendengar jawaban Melvin.
Melvin yang tidak mengatakan apa-apa lagi langsung pergi dari hadapan Aruna.
"Sombong sekali!" umpat karena yang terlihat kesal.
Padahal dia yang sudah membuat orang lain kesal dan sekarang dibalas, malah terlihat semakin kesal.
"Dia mengatakan hari itu adalah hari yang bahagia, hari yang tercatat. Tetapi bagiku setelah hari itu semua benar-benar hancur," batin Aruna yang kembali memperlihatkan wajah sedih.
Seperti ada luka yang tertanam begitu besar di hatinya yang tidak bisa bohong dari tatapan mata. Entah luka apa itu dan entah apa sebabnya yang membuat hubungan mereka berakhir.
Bersambung
dikit2 bab nya flash back dr awal lagi dan lagi bikin gak nyaman baca nya 😔😔😔