Mendadak Jadi Pria Idaman

Takdir memang tidak bisa diterka. Apa yang direncanakan kadang melenceng dan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. Begitu juga takdir yang dialami seorang pemuda berusia 22 tahun.

Bayu tidak pernah menyangka, keputusannya pergi ke kota besar, justru menuntunnya pada peristiwa yang tidak pernah dia duga selama ini. Bayu masih tidak percaya kalau saat ini dirinya terbaring di atas ranjang milik wanita cantik yang memiliki nama besar.

Mata Bayu menerawang, menatap langit-langit kamar. Dengan berbantalkan tangannya sendiri, pikiran Bayu berkelana, mengingat kembali kejadian yang baru saja dia rasakan begitu dirinya masuk ke dalam kamar bersama Amanda.

Masih membekas dalam ingatan Bayu, betapa Amanda secara lembut menuntunnya dan mengajari Bayu, dalam berhubungan layaknya suami istri. Apa lagi Amanda selalu memberikan pujian yang membuat jiwa Bayu melambung dan semangat dalam menyalurkan hasratnya untuk pertama kali.

Senyum Bayu sedikit terkembang kala dirinya teringat pada saat dirinya merasa malu sebagai laki-laki normal. Kala itu, Amanda membuka celana Bayu dan baru mengeluarkan isinya, aset pribadi Bayu justru menyemburkan benih hingga membasahi tangan dan sebagian dada Amanda.

Sungguh, Bayu menjadi malu saat itu. Sebagai laki-laki normal, Bayu takut disangka sebagai laki-laki lemah karena terlalu cepat mengeluarkan benih.

Wajar jika Bayu sudah tidak tahan. Sejak pertama bekerja, Bayu selalu disuguhi pemandangan menggoda dari beberapa wanita yang dia kunjungi. Apalagi godaan Amanda saat itu luar biasa hebatnya, membuat Bayu tak kuasa menahan benih kebanggaannya.

Beruntung Amanda memaklumi. Bahkan, wanita itu nampak bahagia dan semakin bersemangat kala mendapatkan serangan benih di tubuhnya. Setelah kejadian itu, secara bertahap Bayu mulai merasakan kenikmatan yang selama ini dia khayalkan.

"Kok melamun? Sedang mikirin apa?" suara Amanda yang baru datang, membuat lamunan Bayu menjadi buyar. Amanda melangkah menuju meja kecil dan meletakan nampan berisi makanan yang di minta Bayu.

Tak lama setelah permainan berakhir dan merasa sudah cukup istirahatnya, Bayu mengeluh lapar. Maka itu Amanda keluar sebentar untuk mengambil makanan yang ada di meja makan.

Amanda duduk di tepi ranjang, sedangkan Bayu bangkit dari berbaringnya lalu duduk bersandar.

"Biar aku makan sendiri aja, Mbak," pinta Bayu kala hendak meraih sendok, tapi sendoknya langsung diambil oleh Amanda.

"Nggak apa-apa, biar aku suapin," tolak Amanda dan bersiap untuk menyuapi.

Bayu menyerah. Lagi pula tidak ada gunanya Bayu menolak. Bayu pun mulai menikmati hidangannya karena memang sangat lapar.

"Mbak Manda tadi ambil makanan, Nggak pakai baju?" tanya Bayu penasaran.

"Iya, kenapa?" balas Amanda santai.

"Ya ampun, Mbak. Apa nggak dingin?" Bayu tak percaya mendengarnya.

"Dingin dari mana? Rumah ini aja memakai ac setiap ruangannya."

Bayu sedikit tersentak, lalu tak lama setelahnya dia tersenyum tipis. "Oh, Iya iyah?" balasnya lalu dia tersenyum."Mbak, setelah ini, saya pulang ya?"

"Pulang? Kenapa pulang?" Amanda malah nampak terkejut.

"Udah petang, Mbak. Lagian aku takut, suami Mbak manda pulang. Nanti yang ada kena masalah bagaimana?"

Amanda langsung tersenyum. "Suamiku nggak mungkin pulang malam ini. Lagian kalau pulang, dia bakalan masuk ke kamarnya," jawab Amanda santai tapi cukup mengejutkan bagi Bayu.

"Loh, kok bisa gitu?" Bayu pun merasa heran.

"Ceritanya nanti. Aku lagi nggak mau membahasnya."

Bayu pun terdiam dan dia mengerti. Sekarang, dia menerima setiap suapan makanan tanpa bersuara.

"Punya kamu kok bisa gede banget sih, Bay?" kini gantian Amanda yang bertanya.

Bayu yang pikirannya ke hal lain, sedikit kaget. "Punyaku gede banget? Apanya, Mbak?" tanyanya. Bukannya Bayu pura-pura tidak tahu, tapi memang pikirannya sedang tidsk fokus.

Amanda tersenyum, lalu tangan kirinya bergerak dan mendarat tepat di atas aset Bayu yang tertutup selimut. "Ininya. Kenapa bisa gede banget, tadi pas tegang? Terus lurus banget, nggak bengkok."

Bayu kembali tersentak, lalu senyumnya terkembang. "Nggak tahu, Mbak. Perasaan punyaku kecil deh, Mbak."

"Nggak lah, gede banget gitu. Lebih gede dari punya suamiku. Tadi kamu merasakan sendiri kan, waktu punya kamu masuk ke lubangku, agak susah?"

Bayu berpikir sejenak, membayangkan kejadian saat pertama kalinya, keperkasaanya menembus celah cantik berwarna merah jambu milik Amanda.

"Iya, Mbak. Mungkin karena punya Mbak Manda masih sempit kali. Kan katanya Mbak Manda sudah enam bulan nggak dimasukin?"

"Nggak juga. Buktinya ssbelumnya waktu main sama suami, aku merasa biasa aja. Kalau tadi pas punya kamu masuk, aku ngerasa sedikit sakit, tapi tetap enak."

"Hahaha..." Bayu sontak terbahak. "Ya maaf, itu kan Mbak sendiri yang minta. Tapi Mbak Manda serius kan? Benihku nggak akan bikin Mbak Manda hamil?"

Manda kembali terus melakukan kegiatan. "Serius lah, Bay. Kamu nggak perlu khawatir. Kan aku sudah bilang kalau sudah pakai alat Kontrasepsi. Lagian kalau aku hamil."

"Syukurlah," Bayu merasa lebih lega. "Bukannya aku nggak mau tanggung jawab ya, Mbak. Mbak tahu sendiri kan alasannya apa."

"Iya, aku ngerti," ucap Amanda gemas, dan mereka pun saling melempar senyum.

"Kamu yakin, mau langsung pulang setelah makan? Nggak pengin main satu kali lagi?" tawar Amanda penuh harap.

"Enggak lah, Mbak. Takutnya nanti kemalaman," tolak Bayu dengan polosnya.

"Baiklah," ucap Manda berusaha menutupi rasa kecewanya. "Tapi lebih baik, sebelum pulang, kamu mandi dulu."

"Emang boleh, aku mandi di sini?"

"Ya bolehlah. Orang kamu mau buang benih lagi di rahimku juga boleh, apa lagi hanya mandi. Bagaimana kalau kita mandi bareng?"

"Mandi bareng?" Bayu kembali kaget, namun Amanda mengangguk dengan cepat. "Boleh deh, Mbak," ucapnya tanpa beban. Seketika senyum Amanda pun terkembang.

Hingga sembilan puluh menit kemudian, Bayu sudah nampak rapi dan bersiap untuk pulang. Dalam benaknya, Bayu tidak masih tidak menyangka, kalau dia akan mengulangi permainan dengan Amanda saat mandi tadi.

Awalnya Bayu pikir cuma mandi biasa. Namun yang terjadi sungguh diluar prediksi, Bayu kembali dibuat pasrah oleh godaan yang terus dilancarkan Amanda.

Dari kejadian itu, Bayu juga baru tahu, kalau Amanda mengaku, dia adalah pria kedua setelah suaminya yang Amanda bermain ranjang bersamanya. Bayu pikir Amanda berbohong. Namun setelah ngobrol panjang lebar, Bayu baru yakin dan percaya akan pengakuan Amanda.

"Aku pulang ya, Mbak?" pamit Bayu.

"Ya,silahkan. Jangan kapok loh Bay, main sama aku," balas Amanda. Bayu pun hanya melempar senyum. Setelah itu dia segera menyalakan mesin motornya. Tidak butuh waktu lama, motor Bayu pun melaju dengan sangat kecepatan sedang.

"Kalau aku jadi cerai? Apa Bayu mau, menikah denganku?" gumam Amanda.

Bayu benar-benar menikmati perjalanan malam ini. Senyumnya sesekali terkembang dengan pikiran yang berkelana, membayangkan semua yang dia lewati hari ini.

Saat laju motor melewati jalan yang cukup sepi, Bayu dikejutkan oleh sebuah mobil dari arah belakang. Mobil tersebut berjalan tak tentu arah dan setelah melewati Bayu, mobil tersebut, terperosok ke dalam selokan.

"Astaga!" Bayu pun segera menghentikan laju motornya dan bergegas turun untuk memberi pertolongan.