pada suatu waktu terjadi suatu tragedi berdarah yang didasari dari perebutan harta dan kekuasaan, dengan adanya tragedi tersebut seorang ayah menyuruh isterinya untuk membawa pergi anak pertama mereka, akibat ketakutan sang isteri pun membawa anak tersebut ke sebuah kampung dan menyimpan anak tersebut di sebuah pematang sawah karena khawatir akan terjadi sesuatu kepada dirinya.. sang ibu pun berencana kalau nanti sudah selesai krisis yang terjadi dia akan pergi kesana... sang ibu pun menyimpan anak tersebut disebuah box bayi dan sebuah kalung pemberian ayahnya, sang ibu pun menulis surat disana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon E'Ngador Together, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Suasana baru di Rumah
Di malam hari bu marni mengajak bu surti dan pak braja. serta anak anaknya makan malam bersama sama.
" maaf bu ya kalau makanannya tidak sesuai dengan harapan ibu dan bapak." kata bu marni
" ini mewah banget buat kami bu, terimakasih banyak." kata bu surti
" terimakasih banyak bapak dan ibu mau tinggal disini, semoga betah kalau ada apa apa bilang saja ke saya, evan atau bi siti jika bapak dan ibu mau apa apa, minum, makan, atau ambil sendiri juga enghak apa apa, mulai sekarang ini rumah bapak dan ibu juga jadi jangan ragu ragu. Saya senang ada suasana baru di rumah ini, rame enggak sepi lagi." kata bu marni
" iya bu terimakasih banyak atas penerimaannya." kata bu surti
" bapak gimana sekarang, ada yang masih dirasa." kata evan
" sudah sembuh nak, tinggal lemasnya aja." kata pak braja
" nanti ibu saya pijit setelah makan, supaya badan ibu segar." kata evan
" ibu enggak apa apa nak, enggak perlu." kata bu surti
" enggak apa apa bu, evan sendiri yang mau, kemarin aja saya sampai tidur pulas." kata bu marni. Selesai makan dia pamitan ke depan rumah, dia ingin santai disana. Sedang asyik santai datang pak sanusi mengahampiri
" maaf den ganggu, itu ada pak joko mau betemu dengan de evan." kata pak sanusi
" iya sudah pak suruh masuk aja." kata evan
" selamat malam nak evan, lagi sangai nih." kata pak joko
" iya pak, kebetulan habis makan nih, oh iya kita masuk saja kedalam." ajak evan. Evan pun membawa pak joko masuk ke ruang tamu.
" bapak mau minum apa." kata evan
" kopi boleh nak." kata pak joko. Evan pergi menyuruh bi siti untuk membuatkan kopi lalu bilang ke bu marni bahwa ada pak joko di ruang tamu.
" gimana sudah di periksa ke dokter, apa masih ada yang di rasa." kata evan
" sudah nak, pagi tadi saya ke rumah sakit sebelum ke kantor, dokter pun kaget akan kondisi bapak, kata mereka seperti bapak tidak pernah mengalami penyakit itu saja, ibu pun sama hasil dokter sehat, makanya itu saya datang ke sini untuk mengucapkan rasa terimakasih saya, dan ada yang ingin saya sampaikan juga." kata pak joko
" syukur kalau memang begitu pak. Saya ikut senang kalau begitu." kata evan
" eh ada pak joko, maaf pak baru selesai makan nih, ada yang bisa saya bantu pak atau ada hal lain mungkin." kata bu marni
" iya bu, sebelumnya mohon maaf nih malam malam bertamu, karena saya juga baru pulang dari kantor, saya mengucapkan terimakasih atas pengobatan nak evan kemarin malam, saya dan isteri sembuh, dan saya jiga ada yang mau disampaikan mengenai nak evan, saya sudah membicarakannya dengan yang lain tentang kondisi dan keahlian nak evan, jadi nak evan bisa mengikuti ujian minggu depan di kantor saya, dan mungkin selain ujian pelajatan nanti nak evan juga akan diminta menunjukan keahilan pengobatannya supaya lebih yakin. Bagimana." kata pak joko
" gimana nak, kalau menurut ibu enggak masalah kamu ikut ujian minggu depan karena selama ini kamu juga belajar, terus mengenai mengobati orang enggak masalah toh itu memang kamu bisa." kata bu marni
" iya bu enggak masalah, saya ucapkan tetimakasih banyak pak atas bantuannya." kata evan
" kamu benar benar anak yang baik, pinter lagi, pak devano pasti bangga memiliki anak pinter kaya kamu ini." kata pak joko
" enggak juga pak, biasa saja, saya masih perlu banyak belajar." kata evan
" makasih banyak pak ya atas bantuannya." kata bu marni
" kalau begitu saya permisi, terimakasih nih kopinya, mjbggu depan saya kabari lagi ya nak. Permisi." kata pak joko
" iya pak, terimakasih sekali lagi." kata bu marni, lalu bersama evan bu marni mengantar pak joko pergi. Setelah itu kembali ke ruang keluarga.
" hebat kamu nak, ibu bangga dan bahagia kamu bisa mengikuti ujian." kata bu marni
" ada apa sih bu ko senang banget kelihatannya." kata ella
" ini kakak kamu, bisa mengikuti ujian persamaan minggu depan." kata bu marni
" wah... Kakak memang hebat, selamat ya kak." kata ella
" makasih dek." kata evan
"ada apa sih, kak evan ulang tahun ya, selamat ulang tahun kak ya. Tapi mana kue ulang tahunnya kak." kata yasmin
" bukan ulang tahun nak, kak evan bisa ikut ujian persamaan SMA, kalau lulus dia tahun ini bisa kuliah." kata bu marni
" oh bukan ulang tahun.. Kak evan memang hebat bu, pinter kaya aku." kata yasmin
" dasar adik cantik yang gemeeezzz ini ya." kata ella, dia pun mengelitiki yasmin
" kak udah... Kak udah.... Geli kak... Ampuuuun. Bu tolooong." kata yasmin sambil ketawa menahan geli
" udah dong nak kasian adik kamu kegelian." kata bu marni
" selamat ya nak, akhirnya kamu bisa dapat ijazah SMA, ibu yakin kamu bisa nak... Semangat ya." kata bu surti
" terimakasih bu." kata evan, lalu mengambil tangan bu surti dan evan mulai memijatnya.
" bapak dan ibu kalau suntuk disini nanti bisa ke depan, ke samping, di samping ada kolam ikan dan kebun juga jadi bapak engvak akan suntuk di rumah." kata bu marni
" iya bu, besok saya akan lihat." kata pak braja.
" udah nak ibu dipijatnya di kamar aja supaya bisa langsung istirahat, bapak juga kan baru sembuh istirahat aja di kamar sana." kata bu marni
" kalau begitu kami permisi bu ya." kata bu surti. Bu surti dan pak braja pun pergi ke kamarnya, evan pun mengikuti mereka karena masih hafua mijat bu surti. Setelah 30 menitan evan keluar dari kamar pak braja dan bu surti. Evan pun pergi mengambil air minum
" gimana nak, udah pijat ibunya." kata bu marni
" udah bu, bapak sama ibu sudah tidur." kata evan
" kak kaki aku kenapa pegal ya." kata yasmin
" kemarin kan habis naik gunung sebelumnya kita lari, pasti pegal lah dik." kata ella
" kalau pegal gini, diapakan ya kak." kata yasmin
" di pijat dek... Kaya gini." kata ella dia sambil memijat kaki yasmin
" aduh benar enak kak.... Kaki aku jadi enggak terasa pegal lagi." kata yasmin
" waduh.. Kakak kamu kerjain ini... Awas ya dik.. Kakak kelitikin." kata ella, dia pun mengkelitik yasmin
" kak toloooong udah... geli.. Geli kak. Aku kan enggak minta kakak pijit, kakak aja yang mau mijat aku." kata yasmin
" kamu udah bisa becandain kakaknya ya.." kata bu marni, dia tersenyum melihat mereka bisa akur. Rumah terasa ada suasa baru...ada rasa kebahagiaan, keceriaan.