Kebohongan Istriku

Mungkin segalanya sudah cukup baginya. Segalanya berawal dari mabuk pada malam pertama. Titania mengira dirinya bermimpi menghabiskan malam bersama Jordi dan seorang wanita hamil. Terlebih merupakan Ulfa, temannya sendiri?

Tapi itu hanya mimpi bukan?

Kala terbangun dari tidurnya juga sama, tidak ada yang terjadi. Hanya Jordi yang ada di sampingnya.

Bukankah kewajiban seorang suami membiayai hidup istrinya? Setidaknya itulah yang ada dalam prinsip Titania. Karena itu tepat saat sebulan pernikahan mereka, dirinya memeriksa saldo rekening. Berharap ada penambahan, setidaknya setara dengan yang diberikan Candra per bulannya.

"Kenapa tidak ada transaksi?" gumamnya, bagaikan menemukan kenyataan cinta Jordi hanya nol persen. Semuanya hanya janji caleg, pada pemilihan umum.

Menghela napas kasar, berusaha berfikir positif. Dirinya harus bertanya sendiri pada pujaan hati.

Wanita yang melangkah memasuki area resort milik ibu mertuanya. Mengapa ibu mertua? Karena status Jordi di sini sebagai pengelola.

Hingga, langkahnya terhenti kala melewati dua orang anak training. Terlihat dari mereka yang tidak mengenakan serangan resort, hanya kemeja putih dan bawahan celana panjang hitam.

"Sudah aku bilang jangan ganggu Fifin!" Ucap sang pegawai training berambut keriting.

"Kenapa? Dia senior paling menyebalkan!" Komat-kamit mulut pegawai training berambut lurus mengomel.

"Kamu tidak tau general manager resort (Jordi) menyukainya? Salah-salah nilai kampusmu dibuat hancur."

Kalimat general manager? Itulah yang menarik perhatian Titania. Bukankah itu suaminya, kedudukan Jordi adalah GM (General Manager) di resort milik sang ibu mertua.

Pantas saja kue apem di rumah jarang dicicipi. Ternyata karena sudah ada kue tart yang menanti. Dengan kekuatan bulan, kali ini Titania tidak akan mengampuni Jordi.

Bagaimana bisa dikau mengkhianati cinta daku? Padahal daku berkorban hingga meninggalkan pria tampan dengan kepribadian kerupuk lembek (Candra). Bau menyengat dari pengkhianatan tercium kala dirinya hendak memasuki ruangan General Manager.

"Ih! Pak Jordi nakal!" Suara seorang wanita yang membuat Titania resah.

Menghela napas mengepalkan tangannya, membuka pintu dengan cepat. Mungkin untuk melihat adegan dimana spesies manusia diciptakan?

Inilah resiko memiliki suami kuat perkasa tahan lama. Hingga ularnya lepas mencari mangsa ke segala tempat.

Brak!

"Wanita murahan! Setan!" Teriak Titania murka, hendak menyerang kuntilanak yang tengah berada dalam pangkuan suami Mak Erot.

"Titania! Hentikan!" Bentak Jordi, melerai Mak Erot, eh salah. Istrinya yang tengah menyerang Fifin membabi buta.

"Dia menggoda mu! Kalian berani berselingkuh di belakangku!" Air matanya mengalir, jemari tangannya mengepal. Kurang baik apa dirinya 7 tahun ini. Sampai-sampai dengan teganya Jordi menyakiti hati Mak Erot. Eh, typo lagi, maksudnya Titania.

"Secara teori suamimu berselingkuh itu karena kamu tidak dapat memuaskannya. Tentu saja pria tampan perkasa seperti pak Jordi akan jajan di luar." Ucap Fifin, gadis muda yang mungkin baru berusia 19 tahun itu.

"Titania, aku sudah cukup sabar menghadapi mu." Jordi melonggarkan dasinya sendri berusaha tersenyum.

Satu bulan ini, Jordi sudah membujuk Titania dengan berbagai cara untuk menginvestasikan uangnya di usaha baru yang akan dibuka Jordi. Tapi apa jawabannya? Wanita itu berkata, kewajiban Jordi untuk bertanggung jawab pada hidupnya.

Dalam artian, Titania ingin menghabiskan semua uang miliknya. Lagipula uang akan selalu mengalir dari Jordi. Setelah sumber uang utamanya (Candra) menghilang dari hidupnya.

"Sabar!? Aku yang seharusnya bersabar menghadapi mu! Kamu tau betapa Candra memanjakan ku? Dia selalu menyuruh Petter untuk membelikan apapun yang aku inginkan. Sedangkan kamu? Setiap pulang hanya urusan ranjang! Itupun aku selalu diikat dan dicambuk. Kamu fikir aku sapi!? Aku juga butuh liburan, butuh uang untuk perawatan." Tidak tahan lagi rasanya. Berkali-kali dirinya dan Jordi bertengkar tentang hal ini.

"Karena itu aku menyuruhmu berinvestasi padaku! Jual apartemen dan toko pemberian Candra. Uang akan mengalir ke rekeningmu setiap bulannya tanpa bekerja." Jordi kembali meyakinkan.

"Kamu yakin usahamu akan berhasil?" Titania tersenyum meremehkan. Pasalnya semua usaha kelas menengah yang hendak dibuka Jordi selalu gulung tikar."Kamu bukan Petter yang begitu mengagumkan, hingga dapat melipat gandakan uang dengan mudahnya."

Plak!

Satu tamparan mendarat di pipi Titania untuk pertama kalinya.

"Berani-beraninya kamu membandingkanku dengan seorang asisten! Memang apa yang dia punya selain menjadi asisten Candra!? Dia tidak mempunyai apapun selain sebuah rumah dan mobil. Aku dari lahir punya segalanya! Jangan memuji si br*ngsek yang mengambil pelanggan resortku!" Bentak Jordi mengingat penurun omsetnya.

Mengapa? Setelah Titania dan Candra putus. Petter bagaikan iblis yang tersenyum bersiap-siap untuk menghancurkan nya. Berinvestasi pada salah satu resort yang berada dekat dengan resort milik ibunya.

Bahkan mengikat perjanjian bisnis dengan beberapa travel hingga resort tersebut yang sekarang dipenuhi pelanggan. Sedangkan resort yang dikelola Jordi benar-benar sepi.

"Petter memang jauh lebih baik dalam segala hal darimu! Dia pintar menggandakan uang, kulitnya lebih halus dari kulitmu. Dia pria terhormat yang tidak pernah menjadi benalu wanita!" Komat-kamit mulut Titania begitu lancar memuji.

Dirinya benar-benar tidak tahan lagi, hidup dengan pria kuat gagah perkasa tahan lama. Tau begini lebih baik hidup bahagia selama-lamanya, dengan menjadi istri si lembek (Candra). Dengan begitu dirinya dapat mencuri pandang sesekali pada Petter.

Rambut Titania ditarik olehnya. Jordi mencengkeram pipi istrinya erat."Aku bilang investasikan uangmu!"

"Sudah habis...aku membeli mobil baru. Ruko sudah aku jual, untuk operasi perawatan botox di Singapura, sekalian liburan. Karena kamu tidak pernah memberikan uang padaku." Jawab Titania penuh kesungguhan.

Bug!

Satu pukulan mendarat di pipi Titania, hingga meninggalkan luka di sudut bibirnya. Serta bekas kebiruan.

"Kamu tidak punya uang? Jadi untuk apa aku menikahimu?" Jordi tersenyum meremehkan, menatap wanita yang terduduk di lantai.

"Jordi...kamu bilang kamu mencintaiku! 7 tahun kita menjalin hubungan di belakang Candra! Aku bahkan membelikanmu barang-barang mewah dengan uang Candra!" Teriaknya tidak menyangka ini akan terjadi.

Bagaimana bisa dirinya dikhianati seperti ini. Cinta yang begitu dalam, menganggap Jordi merupakan perpaduan antara dua sosok. Yaitu Petter dan Candra, Petter yang tangguh sulit didekati. Dan Candra yang loyal tapi penuh rayu dan memujinya. Sedangkan Jordi? Benar-benar sempurna, perpaduan dari keduanya.

Tapi dirinya kini menyadari tidak ada yang sempurna. Kecuali r*kok dan Tuhan. Jordi berselingkuh, pelit, bahkan berani kasar padanya.

"Kita bercerai saja!" Bentak Titania, tapi dengan kasar Jordi menarik rambutnya.

"Cerai? Aku sudah menghabiskan banyak uang untuk pernikahan kita. Sekarang temui Candra! Minta uang lagi padanya, untuk berinvestasi pada usaha baru yang aku bangun. Buat dirimu berguna!" Teriak Jordi murka, mengingat Titania begitu mudah menghambur-hamburkan uang.

Rasa sakit yang menjalar, Titania memang akan kembali menemui Candra. Tapi bukan untuk meminta uang, lebih pada meminta bantuan untuk bercerai dari Jordi.

Itulah yang terjadi tiga bulan lalu. Hal yang terus-menerus berlangsung. Penganiyaan tidak berkesudahan.

*

Sementara itu saat ini.

Giovani tidak ada di villa, setidaknya itulah yang ada dalam benak Candra. Menelan ludah kasar, setelah mengungsikan istrinya.

Lebih tepatnya seorang istri yang hampir setiap hari bercinta dengannya di ranjang.

Mengapa harus mengungsikan Giovani? Tentu saja karena hari ini Petter akan datang memberikan laporan bulanan padanya.

"Tehnya enak," ucap Petter setelah membuka minuman teh kemasan."Omong-ngomong Giovani dimana?" tanyanya usil.

"Di...dia.... Jangan coba-coba merebut istriku! Aku tau ini akal bulusmu!"

"Akal bulus?"

"Dengan cuma diam saja kamu dapat menggoda lusinan wanita."