NovelToon NovelToon
Pengasuh Bayi Professor

Pengasuh Bayi Professor

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Cintamanis / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Beda Usia / Pembantu
Popularitas:200.6k
Nilai: 5
Nama Author: unchihah sanskeh

Saat acara perayaan desa, Julia justru mendapati malam yang kelam; seorang lelaki asing datang melecehkannya. Akibat kejadian itu ia harus mengandung benih dari seseorang yang tak dikenal, Ibu Asri yang malu karena Julia telah melakukan hubungan di luar nikah akhirnya membuang bayi itu ke sungai begitu ia lahir.

3 tahun kemudian, dia pergi ke kota untuk bekerja. Namun, seorang pria kaya mendatanginya untuk menjadi pengasuh anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon unchihah sanskeh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24 - Saya Nikahin Kamu!

Demikianlah, akhirnya kami pulang bersama dan sampai di rumah sakit tempat Lily masih di rawat. Ternyata benar, Lily menunggu ku untuk makan siang.

Suatu kali, ketika kami berdua Pak Bima sedang duduk bersama di ruang rawat Lily, Pak Bima membaca buku sementara aku menikmati kopi dan kue, Lily yang cantik dan manis, telah tidur lagi. Pak Bima melakukan satu hal yang membuatku mengerti betapa kesalahan itu tak bisa dihindari, tapi harus diperbaiki; walau kesalahan itu juga lah yang membuatku pedih, gelisah dan merasa hancur tiada tara.

"Jauhi Mahasiswa ingusan itu," Pak Bima membuka percakapan.

"Mas Andrean," sahutku.

"Tidak tahu namanya. Intinya jauhi dia."

"Memangnya apa yang salah dengan Mas Andrean, Pak? Dia baik kok, suka beri saya makan, bantu saya juga kalau sedang kesusahan." Aku menikmati kue ku, kemudian bicara lagi. "Dari tadi suruh jauhi terus."

"Tidak semua orang bertampang baik itu, memang adanya baik. Sebaliknya, tidak selamanya orang yang tampangnya seram, wataknya juga sama. Dunia ini memang sempit Julia, tapi manusia penuh dengan kemungkinan. Kalau kamu tidak mau kecewa, maka berhati-hatilah!"

Aku duduk terdiam, menyimak kata-katanya, sambil menikmati ketampanannya yang menggetarkan. Angin sore berembus, mengirim hawa sejuk. Matanya menerawang jauh, dengan pandangan yang khidmat, seakan dia pemikir tua bangka. Pak Bima menutup bukunya, dan duduk dengan caranya yang khas.

"Saya telah banyak menemui orang-orang dan tentu saja dengan berbagai karakter yang berbeda pula, memang tidak bisa disebut sebagai pandangan yang benar, karena seperti kataku barusan; manusia itu penuh dengan kemungkinan. Ada yang bisa kita nilai dari penampilannya, ada juga yang bisa kita kenal dari cara bicaranya, dan semua itu hanya perkiraan yang mungkin, bukan sepenuhnya benar." Ujarnya sambil menyilangkan kaki di atas paha.

"Makanya jangan terlalu yakin dengan perkiraan dan jangan terlalu terbuka dengan orang lain agar kamu lebih berhati-hati dan tidak merasakan penyesalan."

"Jadi, kita tidak boleh percaya, bahkan dengan pikiran kita sendiri?" timpalku. "Kalau kita selalu menganggap orang lain jahat, bagaimana kita akan punya teman, Pak?"

"Bukan begitu," dia mendengus, "kamu malah menelan mentah-mentah omongan saya."

Langit sore terasa begitu teduh dengan awan putih yang menggantung. Selagi matahari mulai tergelincir menuju ke arah barat, menuju tempat beristirahatnya. Di dekat jendela, mataku menangkap bayangan Pak Bima di lantai. Hitam dan pekat.

"Kamu itu adalah wanita, jadi kewaspadaanmu harus lebih lincah. Kenapa aku bilang begitu?" Tanyanya tanpa mengharap jawaban dariku. "Karena perempuan itu pengguna logika yang jauh lebih rendah di banding pria, kebanyakan lebih mengandalkan perasaan, makanya diberi kebaikan hati sedikit kalian akan mudah luluh dan meyakini bahwa yang begitu pasti orang-orang baik."

"Hmm. Begini, filosofi itu begitu luas dan kadang sulit dicerna. Tapi, intinya kamu jangan mudah menilai seseorang dari kebaikan dan tampangnya saja. Cobalah pahami dan gunakan logikamu; sisakan satu celah untuk bagian terburuk seseorang, biar kamu tidak kecewa dan tetap waspada."

"Bukankah itu artinya, saya juga harus waspada dengan Pak Bima?" tanyaku. "Saya anggap Pak Bima adalah orang baik, sama seperti saya menilai Mas Andrean. Apa itu artinya saya harus menyisakan satu celah untuk menganggap Pak Bima buruk?"

"Benar sekali."

"Jangan pernah menganggap saya atau orang lain sepenuhnya baik, sebaliknya jangan juga menganggap saya atau orang lain sepenuhnya jahat. Setidaknya sisakan satu celah untuk kebalikannya." Lanjutnya.

Aku cuma merenung.

"Sama seperti Maya, jangan sampai kamu jadi seperti dia." Pak Bima kembali berkata. "Tiga tahun dia menghabiskan waktu untuk menemuiku, minta penjelasan segala macam. Kamu tahu kenapa dia begitu? Karena dia sepenuhnya menganggap ku baik. Dia terlalu mengandalkan perasaan, jadi selama tujuh tahun bersamaku yang dilihatnya cuma kebaikan dan kebahagiaan yang kuberikan. Sementara dia lupa bahwa aku hanyalah manusia biasa, dan manusia itu penuh dengan berbagai kemungkinan."

"Setiap hari aku bisa membuatnya bahagia, namun suatu waktu aku juga bisa membuatnya terluka."

Begitulah dia menjelaskan maksud ucapannya.

Kupikir, dia adalah lelaki dengan pikiran paling logis dan spontan yang pernah kukenal. Namun, sekalipun profesor dan orang berpendidikan, bukankah penjelasannya tentang Mbak Maya tadi terlalu kejam?

Sebagai sesama wanita, entah mengapa aku pun merasakan sakit yang demikian sama saat mendengar penuturan Pak Bima. Mengapa seolah ia tengah bercanda terhadap perasaan seseorang, bukankah wajar bila sebagai sepasang kekasih; Mbak Maya menganggapnya baik? Itu artinya cinta miliknya adalah murni dan tulus.

Tapi, ahh! Apakah sekarang ini aku masih mengandalkan perasaan seperti yang dijelaskan Pak Bima barusan? Atau aku belum sepenuhnya paham dengan yang dia katakan?

"Kalau masih bersikukuh dengan pikiranmu, terserah saja." kecamnya dengan nada sebal, lalu membuka kembali bukunya di atas meja. "Intinya aku sudah mengingatkan."

Aku hanya mengangguk, mengangguk kecil demi menjaga gengsi.

"Oh, ya---" Pak Bima kembali menanggalkan bukunya. "Bagaimana tadi? Sudah selesai mengundurkan diri?"

"Sudah," jawabku. "Cuma saya tidak bisa resign sekarang, Pak. Saya baru saja memperpanjang kontrak kerja. Kalau saya masih ngotot mundur, saya bisa kena sanksi."

"Hmm. Berarti masih harus ke kampus ya?"

"Masih, sekitar delapan bulan lagi." Aku menundukkan kepala, enggan bertatapan dengannya. "Kalau Pak Bima mau pecat saya tidak apa-apa, saya sudah siap karena saya sadar waktu kerja saya terbagi-bagi. Saya juga takut, kita kecolongan lagi kalau tinggalkan Lily sendirian."

"Sebenarnya tidak masalah, saya bisa ajak Lily ke kampus sekalian selagi saya mengajar. Atau kita bisa ganti-gantian, menyesuaikan shift kerja kamu. Yah pokoknya bisa kita atur sama-sama."

Aku segera mengangkat kepalaku begitu mendengar jawaban Pak Bima. Apakah maksudnya sekarang dia masih mau mempekerjakan aku sebagai pengasuh anaknya?

"Nah, yang jadi masalah itu mahasiswa ingusan itu!"

"Mas Andrean," sahutku.

"Terserah. Saya tidak percaya padanya, dengan kamu juga."

"Apa masalahnya, Pak?"

"Saya tidak yakin kamu bakal menjauhi dia! Lagian, kalau Lily lihat kalian berdua-duaan, kamu bakal jawab apa?"

Kemudian, kami saling memandang dan sempat terdiam. Aku cuma menggaruk kepala, sementara dia tetap melihatku dengan sorot matanya yang tajam dan dalam.

"Ya, jawab apa adanya Pak, kan tidak melakukan apa-apa."

"Enak saja," balas Pak Bima. "Dengar ya, kamu kan ibunya Lily, walaupun cuma pura-pura setidaknya jaga perasaan dia juga."

"Terus Pak Bima sendiri bagaimana?" Aku mendongak, tidak sadar seolah sedang menantang dia. "Mbak Maya datang setiap hari ke rumah. Terus Lily lihat bahkan tau kalau Mbak Maya itu mantannya Bapak."

"Cuma mantan 'kan? Saya juga tidak pernah menanggapi kedatangan dia."

"Tidak menanggapi, tapi Mbak Maya datang terus. Artinya sama saja..."

"Ya, sudah tinggal buat dia tidak datang lagi."

"Caranya bagaimana?" Aku menaikkan suara, berpura-pura marah. Padahal dia sendiri tahu, aku sebenarnya sedang bersikap manja, biar suasana tidak tegang.

"Saya nikahin kamu!"

...****************...

Assalamualaikum, halo ini author.

Mohon maaf kemarin ga update, author lagi buat video visualisasi Mak dan Bapaknya, Pak Bima wkwk. Siapa lagi kalau bukan Mas Sam dan Berlian.

Buat yang mengikuti author dari awal pasti gak asing lagi sama Mas Samsul dan istrinya. Buat yang baru gabung juga gapapa, tetap author ajak kok liat hasil videonya haha ... Kali-kali jadi tertarik juga buat baca ^3^

Tonton ya!

🗣️ : caranya gimana thor?🤌

Caranya mudah cukup klik profil author dan tekan bagian trending, nanti kelihatan hasil post author, dan tinggal tonton deh beb...😘🫵 seperti dii bawah ini:

Dah, semoga suka yaaa kak, dan semoga dengan video ini Mas Sam sama Berlian bisa seolah nyata di pikiran kita semua penikmat cerita mereka 🫂🙏☺️

1
Dewdewdew
Slalu nungguin up.nya kakak author ini. Semangat kak🫶🫶🫶
ummah intan
Lily benar² anak kandung pak Bima dan julia
Teh Yen
ah syukurlah benar ternyata Lily ank kandung bima dan Julia ,,.cepet.sembuh Lily mmh kandung kamu ada d sini jagain kamu cepet sadar yah
Andriyani Lina
congratulations pak Bima dan Julia, akhirnya lily anak kalian. benar katanya pak Bima, liliy tidak disia-siakan.. tinggal tunggu lily sembuh, pasti sangat bahagia memiliki orang tua sempurna.
lanjut kak uchi
Sidieq Kamarga
Uuuuh lepas sudah ini air turun dari mataku 😭😭😭😭😭😭😭😭😭
ngatun Lestari
ikut seneng, akhirnya bisa kumpul ya dgn keluarga utuh
winnidew
Bima dan julia bahagia.. lalu bagaimana dgn ibumu julia? bahagia krn mendapatkan org kaya?
Esther Lestari
akhirnya tes dna membuktikan kalo Lily anak kandung pak Bima & Julia....selamat buat kalian berdua🥰🥰.

bgmn skrg perasaan ibu Julia melihat cucu kandung nya yg dulu dibuang dan skrg dalam keadaan sakit ?
Del Rosa
huaaa sedih sekali, semoga lily baik baik ajaa... aku kan pendukungnya lily, ga terima kalo lily kenapa napa!!!! awass ajaa ya thorr!!?!
Del Rosa
puk puk puk peluk jauh untuk pak Bima (sambil di sinisin julia)
Iges Satria
senangnya /Heart//Heart/
Debu Nakal
kok daku rada tak nyaman dg panggilan julia yg djadikan "jul"
imajinasi penokohannya jd brubah arah /Smirk//Applaud/
Yayuk Bunda Idza
Alhamdulillah.... untuk hasil Julia dan Lily kok gak dibacakan??
Brizy El-anshory
cuma dalem novel anak d buang neneknya trus d temukan bapak kandungnya sendiri y gk tw klo udah punya anak....
Ummee
huhu... ikut terharuuu
Sri Rahayu
Alhamdulillah....ternyata Lily benar2 anak Bima dan Julia, semoga Lily lekas sembuh 😘😘😘.... lanjut Thorr 🥰
Sugiharti Rusli
walo harus berdarah-darah dulu sama kondisi Lily selama ini, semoga dengan diketahui kalo dia putri kandung mereka, kelak kesehatan Lily semoga semakin pulih yah,,,
Retno Amin
Alhamdulillah..aku sampe sedih bacanya 🥲
ERNY TRY SANTY
Alhamdulillah akhirnya, Lily benar ank kandungnya pak Bima n Julia 🤗
Eni Istiarsi
cuma novel,tapi hati ikutan plong... legaaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!