Bercerita tentang seorang anak yang bernama mugi yang terlahir sebagai rakyat jelata dan menjadi seseorang penyihir hebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muchlis sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa lalu.
kembali kepada malam itu, sebelum kedatangan induk Sekolah Sihir ke desa Li-Han Shi, pertempuran sengit terjadi di pinggiran desa. Wanita elf berambut ungu, tubuhnya dipenuhi luka, berjuang mati-matian melawan iblis Dybra dan Leci. Darah segar menetes dari luka-lukanya, napasnya tersengal-sengal, menunjukkan stamina yang hampir habis.
"Gigih sekali," puji Dybra, suaranya berdesis dingin. "Tapi kau hanya akan menambah tumpukan mayat di sini."
"Aku ini jenius," jawab wanita elf itu, matanya menyipit tajam, penuh rasa penasaran. "Kau cukup tangguh, tapi kau bukan primordial iblis, kan?"
Wajah Dybra berkerut marah. "Beraninya kau membandingkan iblis rendahan sepertiku dengan primordial dari garis keturunan kami? Dasar binatang rendahan!"
Seketika, Dybra melepaskan serangan api yang dahsyat, lautan api merah menyala meluncur cepat ke arah wanita elf. Dia menghindar dengan gerakan lincah, tubuhnya berputar seperti daun yang tertiup angin.
"Dybra, kau terlalu berlebihan," Leci berkomentar, suaranya terdengar sinis. "Memangnya apa yang bisa dilakukan wanita elf lemah ini?"
Wanita elf itu tetap waspada, matanya tidak pernah lepas dari Dybra.
"Kau akan segera mengerti betapa tidak berartinya dirimu," desis Dybra.
Dia mencengkeram udara, dan seketika, ratusan duri tajam muncul dari tanah, mengarah ke wanita elf. "Matilah!"
Waktu seakan berhenti. Serangan Dybra melambat, gerakannya menjadi lambat seperti siput. Wanita elf itu menghilang, muncul di belakang Dybra dalam sekejap. Saat waktu kembali normal, Dybra dan wanita elf sama-sama terkejut.
"Apa itu? Ilusi?" Dybra berbisik, matanya mencari sumber kekuatan misterius itu.
"Tidak. Ada yang datang," Dybra menoleh ke kanan dan kiri, wajahnya dipenuhi ketakutan.
Sekelebat cahaya perak melintas di depan mata Dybra, hawa dingin menusuk kulitnya. Dia merasakan aura yang sangat kuat, aura yang membuat tubuhnya gemetar.
"Seni bertarung, Silver Shine!" Suara itu berasal dari kejauhan, suara yang dingin dan penuh kekuatan.
Goten muncul dari balik pepohonan, gerakannya begitu cepat hingga meninggalkan jejak angin yang berputar-putar. Gelombang kejut yang tercipta dari pergerakannya menghantam Leci, tubuhnya hancur berkeping-keping.
Goten berhenti tepat di depan Dybra, menatapnya dengan tatapan tajam. Wajah Dybra membeku, keringat dingin mengalir di dahinya.
"Di-dia? Aura ini... aura teror! Hanya makhluk terkuat yang memiliki aura seperti ini! Sia-pa dia?" Dybra tergagap, suaranya bergetar.
Dybra mengamuk, dia melepaskan sihir api yang sangat besar, lautan api berputar-putar seperti tornado, membakar sekeliling mereka.
"Mustahil! Mustahil aku akan kalah pada manusia sepertimu! Aku akan membasmi mu di sini!" teriaknya, suaranya penuh amarah.
Goten hanya mengibaskan tangan kirinya, aura perak dingin memadamkan api dengan cepat, membuat Dybra mundur karena ketakutan.
Goten mengangkat tangan kanannya, mengarahkannya ke wajah Dybra. "Membekulah!" Seketika, tubuh Dybra membeku, menjadi patung es.
Goten mengepalkan tangannya dengan kuat, kemudian mengibaskan dua jarinya. "Hancurlah!"
Gelombang aura perak yang kuat meledak, menghancurkan tubuh Dybra menjadi debu. Gelombang kejut tersebut mengguncang tanah, getarannya terasa hingga ke seluruh desa Li-Han Shi.
Setelah berhasil mengalahkan Dybra dan Leci, Goten sedikit termenung dan bergumam.
" Bagaimana?, bagaimana bisa aku menyelamatkan nya?, dia itu di pihak musuh?, " Goten melirik ke arah wanita elf itu.
" Dia?, tehnik itu?, mungkinkah?, " ucap wanita itu.
Pada saat wanita itu berdiri dan mendekat, Goten bergerak dengan cepat dan menghilang dari hadapan wanita tersebut.
" tunggu!, " ucap nya, wanita elf tersebut hanya bisa berdiam diri saat melihat Goten menghilang dari hadapan nya.
Disisi lain Goten berlari ke sebuah hutan yang lebat, disana dia menangis dan teringat pada masa lalu nya.
beberapa tahun lalu, Goten sedang duduk di sebuah bukit bersama wanita elf kecil berambut ungu, berambut ungu, dia memandangi desa Li-Han Shi yang begitu indah, sinar senja oren dari Matahari menyinari desa.
" aku ingin melihat desa ini tumbuh menjadi desa yang indah, dimana semua orang bisa hidup dengan aman dan damai disini, itu lah mimpi mimpi ku, bagaimana dengan mu Goten?, apa kamu memiliki mimpi juga?, " tanya wanita elf kecil itu.
" Selama aku bersama Leo, itu saja sudah cukup untuk ku, " jawab Goten dengan penuh senyuman.
Setelah itu berbulan-bulan lama nya, beberapa tragedi terjadi, Goten berkata kepada Leo.
" Leo, aku sangat bahagia dan begitu senang bertemu dengan mu, tapi kita sudah tidak bisa bersama lagi. "
Tangisan air mata tak terbendung lagi oleh Leo, " jangan Goten!, kalau kau mengatakan itu, maka kita-. "
" Jalan kita berbeda, jalani lah hidup mu, dan berbahagia lah, " Jawab Goten dengan suara dingin, dan pergi meninggalkan Leo dan juga desa Li-Han Shi.
Mengingat kenangan itu membuat Goten meneteskan air mata nya, pipi nya basah, mata nya berkaca-kaca, dengan isak tangis nya dia berkata, " maafkan aku Leo. "
Di tempat persembunyian, Nipis merasakan aura sihir yang dia kenali, gelombang kejut yang tersebar keseluruhan desa Li-Han Shi itu terasa oleh Nipis.
" Energi sihir ini?, ini milik Goten, " ucap Nipis.
Ziyan yang juga merasakan nya ikut berkata, " Kau benar sayang, apakah dia masih hidup?. "
" Aku juga tidak mengetahui nya, apa dia bereinkarnasi?, dan bahkan aku tidak tau, apakah dia masih memiliki dendam terhadap diriku, " jawab Nipis.
Nipis bergumam dengan suara hatinya, " Goten, jika kau masih memiliki dendam itu kepadaku, aku sungguh meminta maaf. "
Kembali kemasa sekarang, dimana di pagi hari, di induk sekolah sihir, di desa Sendai para murid sudah bersiap untuk pergi ke desa Li-Han Shi.
" Baiklah murid murid, sekarang juga kita akan pergi ke desa Li-Han Shi, aku berharap kalian menyiapkan diri kalian, karena akan terjadi banyak hal di sana, " ujar Glich.
" Tapi apakah kita bisa dengan cepat sampai kesana?, kita harus menunggu kereta yang datang dari desa lain, baru kita bisa menaiki kereta menuju desa Li-Han Shi, " tanya salah satu murid.
Glich tersenyum, dan menjawab dengan penuh rasa percaya diri, " Kita akan sampai dalam 1 detik. "
Mereka semua terheran heran, dengan cepat glich menggunakan sihir teleportasi nya, dimana lingkaran sihir yang begitu besar tercipta dari bawah kaki mereka, lingkaran sihir itu terus berputar dan memancarkan sinar yang begitu terang dan membawa mereka semua ke desa Li-Han Shi.
Dalam sekejap mata mereka semua berada di desa Li-Han Shi yang sudah begitu hancur, seluruh murid melihat sekeliling mereka.
" Desa ini sudah hampir rata dengan tanah, " ucap salah satu murid.
Glich pun melihat sekeliling nya, Glich bergumam dengan suara hati nya.
" Desa ini sudah begitu hancur, apa masih ada orang yang masih hidup disini?. "