Azalea Margarita seorang artis cantik papan atas yang begitu membenci Adiknya sendiri karena sakit lumpuh, Azalea tidak pernah tersenyum sekalipun terhadap Adiknya, bahkan Azalea lebih memilih tinggal di hotel milik Ayah nya karena begitu tidak ingin melihat Adik nya yang lumpuh.
Sifat dan karakter Azalea yang begitu keras, hingga begitu sulit untuk bisa jatuh cinta terhadap laki-laki manapun, hingga akhirnya Azalea di jadikan bahan taruhan oleh Fauzan Harkas sesama artis pemeran utama, dan CEO muda yang royal gemar berpesta demi mencari ke senangan ya itu Ronald Jensen.
Apey pemuda dari desa mencoba mencari ke beruntungan mengadu nasib ke kota, dengan bekal ilmu bela diri dan ke ahlian bisa menyetir, Apey mencoba adu nasib mencari rejeki ke kota demi bisa membahagiakan ke dua orang tuanya, yang ingin mempunyai ladang atau sawah sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saksi pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menuju kafe.
Di tempat lain mobil Ronald dan Azalea beriringan menuju rumah baru yang sudah Ronald belikan untuk Azalea, rumah mewah dua lantai benar benar sesuai yang Azalea inginkan, kedua mobil berhenti depan rumah baru dua lantai itu, Ronald langsung keluar mobil menuju garasi dan langsung membuka dan mendorongnya, setelah garasi terbuka lebar langsung menghampiri Azalea menyodorkan kunci garasi berikut kunci rumahnya.
"Rumah ini special khusus buat wanita yang tercantik di muka bumi ini," rayu Ronald sambil setengah bersimpuh menyodorkan kunci.
"Lebay lo, awas!" ketus Azalea menyabet kunci di tangan Ronald langsung melangkah masuk garasi menuju pintu rumah.
Tangan Azalea langsung membuka pintunya dan langsung masuk, terlihat dalam rumah yang sudah bersih, berikut fasilitas yang sudah Ronald penuhi semuanya.
Berikut TV besar dan sofa mahal di ruangan santai yang sudah di tata senyaman mungkin, membuat Azalea merasa cocok puas dengan semua fasilitas yang ada di rumah baru itu.
"Bagaimana? cocokan dengan rumah ini?" tanya Ronald setelah Azalea melihat lihatnya.
"Iya gue merasa cocok, lumayan juga lo pandai menyenangkan perempuan," jawab Azalea melangkah menuju ruangan tengah.
Ronald langsung senyum bahagia mendengar Azalea merasa cocok, buru buru mengikuti ke ruangan tengah.
"Aku kan pernah bilang, apapun aku bisa lakukan demi membahagiakan hati kamu, apapun pasti aku korbankan," rayu Ronald dengan perasaan bahagia.
"Dalam kulkas apa sudah terisi?" tanya Azalea enggan mendengar rayuan Ronald.
"Soal itu belum, kan kita baru mau menempatinya, tapi jangan khawatir aku hanya tinggal telpon saja, anak buahku akan langsung mengurusnya," jawab Ronald.
"Gue tidak mau masak, pagi siang dan sore, lo harus menyiapkannya buat gue," titah Azalea.
"Ya ampun kalau soal makan masa aku tidak pengertian, tentu saja aku akan mengutamakannya," rayu kembali Ronald tidak melepaskan tatapannya ke wajah Azalea.
"Hari ini gue lagi banyak pikiran, gue minta tinggalkan gue sendiri di sini," titah Azalea menatap.
"Ayolah Lea jangan begitu, kapan mau ngasih aku kesempatan untuk ngobrol panjang lebar berdua," pinta Ronald.
"Lo ingin gue pergi dari rumah ini?" ancam Azalea.
"Jangan jangan, ok, aku akan tinggalkan kamu sendiri dulu, tapi bagaimana kalau nanti malam kita jalan, biar pikiran kamu sedikit ada hiburan?" ajak Ronald terus menatap.
"Lihat saja nanti malam, udah sana gue ingin sendiri dulu," usir Azalea.
"Ok, selamat datang di rumah baru, moga kamu betah, nanti malam aku ke sini lagi, dah met istirahat!" Ronald melemparkan senyum bahagianya langsung melangkah pergi.
Setelah Ronald pergi, pikiran Azalea kembali semerawut, terngiang kembali perkataan Pak Wiguna yang mengusirnya dari rumah, Azalea hanya bisa menyandarkan tubuhnya di sofa tidak bisa melampiaskan emosinya, kini tidak ada Apey yang menjadi teman bertengkar untuk melampiaskannya, kini tidak ada Ririn teman yang selalu membujuk dirinya, Azalea benar benar tersiksa dengan pikiran dan perasaannya sendiri.
Di tempat lain Apey yang mengemudi menuju rumah Laura, selalu membuang sedikit wajahnya ke sebelah kanan, Laura yang mengenakan pakaian mini duduk di sebelahnya, membuat Apey tidak merasa tenang dan nyaman namun sebaliknya bagi Laura yang merasa senang dan bahagia bisa duduk berdua di sebelah Apey.
"Nanti malam jalan yuk?" ajak Laura menoleh senyum.
"Maaf Non, eh Ra, badan saya lelah sekali, saya ingin istirahat," tolak Apey perlahan.
"Bentaran doang kok, kita ke kafe ya, ada musik livenya di sana," desak Laura.
"Tapi jangan malam malam ya," pinta Apey yang sudah pasti akan di paksa.
"Gitu dong, gue ingin pamer sekarang udah punya cowok ganteng," rayu Laura dengan senyumnya.
"Saya supir Ra, saya hanya berkerja jadi supir," tegas Apey menolak dalam hatinya.
"Ya gue gak mau anggap lo jadi supir gue, wajah lo ganteng gitu mendingan jadi pacar gue, pokoknya gue akan bilang lo pacar gue, bukan supir gue ok, no debat titik!" tandas Laura mengangkat alisnya.
Apey terdiam hanya bisa menghela nafas dalam dalam, dengan sifat Laura yang begitu agresif terhadapnya, Laura mengarahkan jalan menuju rumahnya memasuki daerah komplek elit, tidak jauh dari jalan besar hanya dua kali belokan sampai depan rumahnya.
Mobil berhenti depan rumah Laura yang cukup mewah, Apey langsung keluar dari mobil melihat rumah Laura yang sepi, lalu menoleh ke Laura yang mengambil tas Apey di jok tengah, membuat Apey buru buru mengambil tasnya di tangan Laura.
"Biar saya saja yang bawa tasnya," pinta Apey merasa tidak enak.
"Tidak ada foto cewek kan di tas lo?" tanya curiga Laura.
"Cuma pakaian," jawab Apey.
"Syukurlah, gue ingin foto berdua dulu," pinta Laura langsung menyiapkan kamera ponselnya.
"Buat apa Ra?" tanya Apey kaget.
"Tadi kan gue udah bilang di mobil, gue ingin pamer pacar baru, udah diem!" desak Laura langsung mendekatkan wajahnya ke wajah Apey.
Membuat Apey kaget langsung menjauhkan wajahnya.
"Lo gimana sih? gue bilang diem gue ingin foto bareng," tegur Laura jengkel kecewa.
Lagi lagi Apey menghela nafasnya membiarkan pipi Laura hampir menyentuh pipinya untuk foto berdua, Apey tidak ekspresi sedikitpun di ambil foto berdua dengan Laura membuat Laura melotot.
"Apa lo tidak bisa senyum?" tanya Laura jengkel.
"Maaf," jawab Apey yang tidak paham.
"Cepet senyum fotonya!" desak Laura sambil siap siap ngambil foto lagi.
Apey pun dengan terpaksa senyum di depan kamera ponsel Laura, dan Laura langsung mengambil foto berdua dengan bibir merahnya sedikit manyun seolah sedang mau mencium pipi Apey yang senyum terpaksa di ambil foto berdua.
"Akhirnya lo bisa senyum juga, senyum lo manis sekali Apey gue sangat suka lihatnya, bentar ya gue mau upload dulu di Instragram gue," ucap Laura senyum bahagia langsung memposting fotonya dengan kata pacar baru gue.
Apey kembali hanya menghela nafasnya melihat Laura membuka akun instagramnya, setelah Laura mengupload foto berduanya dengan Apey langsung menggandeng tangan Apey.
"Ayo masuk!" ajak Laura menggandeng tangan Apey menuju pintu.
Apey berusaha sedikit menarik tangannya agar lepas, namun Laura memegangnya dengan kuat, setelah depan pintu baru melepaskan tangan Apey.
"Orang tua dimana?" tanya Apey melihat rumah Laura sepi.
"Ini rumah gue, hasil jerih payah gue beli sendiri, jadi ortu gue tidak ada di sini," jawab Laura sambil membuka pintu.
"Hah! jadi kita di sini berdua?" Apey tersentak kaget.
"Memangnya lo mau tinggal dimana?" tanya balik Laura.
"Saya ngontrak saja, adakan kontrakan yang dekat daerah sini?" tanya Apey yang berpikir tidak mungkin berdua satu rumah.
"Ada sih, tapi sekitar satu kilo, lo mau jalan kaki pulang pergi kesini?" tanya balik Laura.
"Ya ampun!" Apey mengusap wajah merasa bingung tidak tahu harus bagaimana.
"Ya udah sih takut amat gak bakal gue apa apain ini, lo tidur di kamar belakang gue di kamar depan, udah ayo masuk jangan banyak protes!" tegur Laura hendak masuk namun Apey langsung meraih lengan Laura.
"Kita bikin perjanjian dulu," pinta Apey merasa takut.
"Apa?" tanya Laura.
"Kamu jangan masuk ke kamar saya, begitupun sebaliknya, aya tidak akan masuk ke kamar kamu," jawab Apey membuat perjanjian.
"Iya! cepet masuk!" Laura enggan memperdulikannya langsung masuk.
Apey dengan berat perlahan masuk kedalam rumah, setelah di dalam rumah Laura langsung membawa Apey ke kamar belakang.
"Ini kamar lo, gue mau mandi dulu!" Laura langsung pergi menuju kamarnya.
Apey buru buru masuk ke kamar dan langsung menguncinya dari dalam, Apey merasa takut mendengar Laura mau mandi memilih buru buru mengunci kamar dari dalam, agar merasa aman takut jika sampai ada hal hal yang tidak di inginkan.
Apey langsung menjatuhkan badanya di atas kasur, menghempaskan semua rasa lelah yang di rasakannya, setelah beberapa menit menatap langit langit kamar sambil menghilangkan rasa lelahnya, Apey mengambil tas gendongnya mengambil amplop coklat pemberian Pak Wiguna.
Apey langsung duduk di atas tempat tidur merasa penasaran dengan isi amplop di tangannya, perlahan membuka amplop yang cukup tebal dan setelah di keluarkan isinya, mata Apey terbelalak mulut menganga melihat uang lembaran ratusan ribu, dengan semangat Apey langsung menghitungnya.
"Ya Allah alhamdulilah, akhirnya bisa ngirim buat Bapak Ibu di kampung, terima kasih Ya Allah, terima kasih Pak Boss!" ucap Apey senyum sumringah hingga mencium uang di tangannya.
Apey seketika merasa bersemangat kembali karena sudah punya uang untuk mengirim kedua orang tuanya di kampung, Apey langsung memasukan uang ke dalam tas dan langsung beres beres pakaiannya.
Tangan Apey memegang buku daily Randika yang hendak di simpannya di lemari pakaian, ingin sekali rasanya Apey membuka dan membaca ungkapan perasaan Randika yang di tulis di dalam buku daily nya.
"Semoga kamu jadi anak yang sukses yang bisa melanjutkan semua bisnis Papa dan Mama kamu!" gumam Apey menatap sampul depan buku daily Randika tanpa berani membukanya.
Baru saja Apey membereskan pakaiannya ke dalam lemari dan baru saja hendak memasukan buku daily Randika ke lemari pakaian, tiba tiba buku daily Randika jatuh ke lantai tepat dengan Azalea di rumah baru berteriak kencang melihat postingan foto mesra Laura dan Apey di aku Instagram Laura.
"Lauraaa! arrgghhhh wanita jala...nngg!" teriak Azalea seketika merasa emosi langsung melemparkan ponselnya ke arah jauh hingga jatuh pecah.
Nafas Azalea tersengal kemarahannya langsung memuncak hingga wajah memerah, entah kenapa tiba tiba tersulut emosi yang tidak jelas setelah melihat postingan foto di instagram Laura, Azalea menuju kulkas yang cukup besar dengan emosi yang memuncak langsung menarik kulkas dengan kuat, membantingnya ke bawah hingga jatuh membentur lantai lalu matanya bak ujung pedang tajam melihat ke ruangan santai, Azalea langsung menuju ruangan santai dan langsung menarik Tv yang menempel di dinding dengan keras membantingnya ke lantai hingga pecah.
Emosi Azalea yang terus memuncak dengan garang apa yang ada di depannya di banting di lemparkan berikut pot bunga menjadi sasaran empuknya, di banting ke lantai dengan keras seketika ruangan luluh lantak hancur berantakan, Azalea menangis perasaannya semakin tersiksa jauh membayangkan yang tidak tidak dengan foto Laura yang terlihat senyum mesra dengan Apey, karena Azalea tahu betul bagimana sifat agresif Laura semasa duduk di bangku SMA, Azalea menjatuhkan tubuhnya di sofa ruangan tengah menangis sejadi jadinya dengan perasaannya yang begitu tersiksa.
Sementara Laura di dalam kamarnya begitu senang bahagia melihat banyaknya like dan komentar fansnya di instragram, yang banyak mengucapkan selamat dan pujian dengan ketampanan wajah Apey yang memiliki karismatik tersendiri, satu persatu pengikut Laura semakin bertambah dengan kehadirannya foto Apey yang menjadi daya pikat, terutama bagi kaum hawa yang merasa penasaran melihat senyum karismatik foto Apey.
Laura dengan bahagia riangnya langsung membuka baju mininya lalu mengambil handuk yang di lipat, setelah melepaskan semua yang menempel di tubuhnya langsung mengenakan handuk membungkus tubuhnya, lalu berjalan keluar kamar dengan riang menuju kamar mandi di belakang, saat melewati kamar Apey sejenak menghentikan langkahnya.
Perlahan tangannya memegang gagang pintu kamar Apey merasa penasaran kenapa Apey menutup pintunya, perlahan menekannya kebawah sedikit mendorongnya namun pintu tidak terbuka, Laura terdiam sejenak masih merasa penasaran dan langsung mengetuknya dua kali ingin tahu apa yang Apey lakukan di dalam kamar.
"Apey, buka pintunya," seru Laura sambil mengetuknya.
"Saya lagi bereskan kamar!" seru Apey dari dalam.
"Buka dulu gue ingin lihat," seru kembali Laura.
"Kamu katanya mau mandi, udah mandi dulu sana!" seru kembali Apey.
"Cepet buka, daripada gue dobrak," seru Laura mengancam.
Apey terdiam sejenak menebak nebak apa yang akan Laura lakukan, membuat Laura di luar kamar merasa jengkel.
"Cepet buka!" seru kembali Laura dengan suara jengkelnya.
Apey melangkah menuju pintu mau tidak mau harus menuruti, perlahan membuka kuncinya tidak menebak jika Laura hanya mengenakan handuk di tubuhnya, saat pintu di buka betapa terperanjatnya melihat Laura hanya mengenakan handuk di tubuhnya, dengan cepat Apey bersembunyi di balik pintu dengan jantung yang berdebar kencang merasakan begitu kagetnya.
"Lo ngapain ngumpet di pintu?" tanya Laura senyum Apey ngumpet di balik pintu.
"Kamu pakai handuk seperti itu, udah sana cepet mandi," jawab Apey memejamkan mata enggan berpikiran apa apa.
"Lo tidak mau lihat?" tanya Laura seolah menantang.
"Udah sana mandi, saya tutup pintunya!" Apey langsung mendorong pintu langsung menutup pintunya dan buru buru menguncinya kembali.
Laura kembali senyum melihat ekspresi tegang Apey yang langsung menutup dan mengunci pintunya.
"Lo bikin gue gereget penasaran Apey, emh bikin gue ingin saja lihatnya!" gumam Laura sambil senyum senyum sendiri lalu melangkah menuju kamar mandi.
Apey di dalam kamar duduk di sisi tempat tidur berusaha menenangkan jantungnya yang bergetar hebat, serasa peluh dan keringatnya keluar bagaimanapun Apey laki-laki normal yang pasti merasakan sama jika melihat kulit mulus wanita di depan matanya.
Waktu terus berputar hari menjelang malam Ronald datang membawa minuman segar dan makanan, bermaksud hendak mengajak Azalea ngobrol ngobrol terlebih dahulu sekaligus mau mengajak Azalea jalan, betapa kagetnya melihat seisi rumah bak kapal pecah luluh lantak hancur berserakan berantakan, mulut Ronald menganga berulang terus melihat seisi rumah masih merasa belum percaya melihatnya.
"Azalea ada apa ini? kenapa semuanya bisa hancur begini?" tanya Ronald masih belum percaya Azalea melakukannya.
Azalea langsung duduk menatap wajah Ronald yang baru datang.
"Lo mau ngajak gue jalan kemana?" tanya balik Azalea seperti sudah setengah hilang kesadarannya.
Ronald tidak menjawab menatap wajah Azalea seperti pucat, bibir kering mata merah rambut semerawut.
"Azalea, bilang sama aku ini ada apa? dan kamu kenapa seperti ini?' tanya balik Ronald menatap.
"Mau jalan kemana?" tanya ulang Azalea terus menatap.
Ronald sedikit menundukan kepala, menarik nafasnya dalam dalam tidak mendapat jawab dari Azalea.
"Kita jalan ke kafe saja, kamu butuh hiburan Azalea biar tidak banyak pikiran," jawab Ronald yang tidak bisa marah terhadap Azalea.
"Jalan sekarang!" pinta Azalea menyodorkan kunci mobilnya.
Ronald benar benar tidak tahu kenapa Azalea bersikap seperti itu, buru buru berdiri melangkah pergi sambil membawa kembali makanan dan minuman ke mobilnya, dan hendak memasukan mobil Azalea terlebih dahulu ke garasi, Azalea bak mayat hidup dengan wajah pucat memaksakan melangkah pergi tidak memperdulikan dirinya meskipun harus jatuh sakit.
Malam itu tepat dengan Laura yang mengajak Apey jalan keluar sama hendak nongkrong di kafe, meskipun Apey dengan terpaksa mengikuti kemauan Laura yang mengajak jalan ke luar, Apey merasa tidak ada salahnya jika sesekali jalan jalan keluar sambil mau membicarakan ingin mengirim uang ke kampung untuk ke dua orang tuanya.
semoga aja hbs ini gak terjadi kesalahpahaman