Istri Berbahaya Tuan Muda

"Jadi kau tidak tahu? Adrian itu sudah menikah, seharusnya kau sebagai perempuan yang berpendidikan lebih tahu malu untuk mendekati suami orang!" tegas Jessi sambil memperlihatkan layar ponselnya pada Diana.

Diana tersenyum sambil mengambil ponsel dari tangan Jessi, "hm,, jadi dia sudah menikah?" Ucap Diana memperhatikan layar ponsel di tangannya.

"Dia sudah menikah! Jadi sebaiknya kau jauhi Adrian sebelum ku publikasikan hubunganmu dengannya dan namamu akan tercoreng. Ah,, bagus juga kalau orang tuamu mengetahuinya supaya mereka sadar bagaimana kelakuan putri mereka yang lebih rendah dari seekor babi!" Tegas Jessi.

"Oh ya? Tapi bagaimana ya,,," Diana meletakkan ponsel Jessi dengan acuh, "aku sudah angat mencintai Adrian. Aku bahkan tidak keberatan kalau dijadikan wanita kedua. Lagi pula istrinya ini sangat jelek seperti babi, jadi tidak mungkin bisa membuat Adrian terpikat. Dan kau hanya sekretarisnya 'kan? Tolong kedepannya bantu aku ya, karena akan memalukan bagi Adrian kalau perselingkuhannya denganku terbongkar. Dan satu lagi, orang tuaku sama sekali tidak keberatan kalau aku dengan Adrian, meski hanya jadi simpanan saja," ucap Diana sambil tersenyum.

Jessi melototkan matanya, "kau! Beraninya kau berkata seperti itu! Sungguh perempuan yang tidak tahu malu! Keluarga Adrian tidak akan tinggal diam Kalau mengetahui masalah ini!" Geram Jessi sebelum meninggalkan meja Diana karena saat itu dia melihat Adrian juga sudah kembali dari toilet.

Diana tersenyum melambaikan tangannya ke arah Jesi hingga membuat Jesi semakin kesal.

'Kenapa perempuan sial itu bisa tercipta di dunia ini? Apa yang bisa ku lakukan untuk memisahkannya dengan Adrian? Dia cantik dan terlihat berasal dari keluarga kaya raya, Dia juga tampak pintar, dan terlebih dia dicintai oleh Adrian. Aku tidak mungkin bisa mengalahkannya Jika dia memiliki semua yang aku punya, sementara aku tidak punya yang ia miliki, yaitu hati Adrian!' geram Jessi dalam hati.

Sementara Diana yang duduk di mejanya, ia menatap Adrian yang kembali dari toilet, "Apa hari ini kau masih mau pergi bekerja sebelum kembali ke rumah?" Tanya Diana yang berencana untuk kembali bersama suaminya ke rumah keluarga Adrian.

"Kau juga pasti lelah karena perjalanan dari luar kota, jadi kita sebaiknya kembali ke rumah istirahat. Habiskan sarapanmu terlebih dahulu," ucap Adrian dijawab anggukan Diana.

Maka setelah selesai sarapan bersama, dua orang itu langsung beranjak meninggalkan restoran menuju kediaman keluarga Adrian.

Begitu tiba, Diana dibantu Adrian turun dari mobil dan Diana terkejut mendapati di depan rumah sudah ada Jessi bersama ibu mertuanya yang sedang minum teh bersama.

"Sekretaris mu rajin sekali, aku pikir hari ini dia akan istirahat," komentar Diana menatap Jessi yang tampak nyaman bersama Reta.

"Di memang pekerja keras," ucap Adrian.

"Ya," jawab Diana, 'dia bekerja keras untuk merebut suamiku!' kata Diana dalam hati.

"Putraku!" Reta berseru saat melihat kedatangan Adrian.

"Ibu," ucap Adrian langsung memeluk ibunya dengan hangat.

Setelah berpelukan, Reta menatap Diana dengan agak heran.

"Halo Bu," Diana tersenyum, "perkenalkan Aku Diana, kekasih Adrian. Senang bertemu dengan Ibu," ucap Diana sambil menyerahkan sebuah paper bag berisi hadiah untuk ibu mertuanya.

"Ke,, kekasih?" Reta terkejut, tapi beberapa saat kemudian dia tersenyum bahagia, "ayo masuk," ucap Reta menyambut Diana dengan hangat.

Wajah Jessi langsung berubah masam, apa lagi ketika dia di lewati oleh Reta yang merangkul Diana dan Diana memberinya senyum hangat.

'Dasar sial!' geram Jessi dalam hati sambil mengikuti 3 orang itu.

Mereka duduk di ruang tamu, "selamat datang di rumah kami. Ibu sangat senang mengetahui putraku memiliki kekasih secantik mu," ucap Reta memperhatikan Diana, dia menilai perempuan di depannya dengan sangat cepat.

'Dia pasti berasal dari keluarga berada, dan yang penting penampilannya tidak mengecewakan, juga dia kelihatan pintar. Sangat cocok dengan putraku, berbeda dengan Diana yang seperti babi itu!' ucap Reta dalam hati.

"Ibu bisa saja," kata Diana sambil tersenyum.

"Mulai hari ini Diana akan tinggal di sini," kata Adrian membuat Jessi melotot, tapi tidak berani berkata apapun.

"Tentu saja! Kalau begitu Ibu akan menyuruh pelayan menyiapkan kamar untuknya," ucap Reta bersemangat.

Dia tidak masalah dengan perempuan mana pun putranya berkencan, yang penting dengan perempuan yang tidak memalukan paras dan kemampuannya.

"Ta,, tapi Tante," Jessi menyela, "bagaimana dengan Tuan? Saya tidak yakin dia akan setuj--"

"Jangan khawatir, dia pasti setuju," ucap Reta penuh percaya diri.

"Kalau begitu kami akan istirahat, Diana pasti lelah," kata Adrian.

"Oh, tentu!" Ucap Reta berdiri. Dia segera pergi bersama pelayan untuk menyiapkan kamar.

"Siapkan kamar yang di samping kamarku," ucap Adrian pada ibunya.

"Baiklah," kata sang ibu.

Jessi mengigit bibir bawahnya dengan kesal, 'Sial! Aku tidak bisa membiarkan ini!' geram Jessi dalam hati.