Pembalasan Putri Yang Diusir

Makan malam kali ini terasa sangat ramai. Anjar dan Zay tetap menjadi bahan bullyan oleh Mami Ara. Bahkan Tante Hesti juga ikut meledeki Anjar dan Zay duo jomblo. Hanya Alfi, Cila dan kak Dinda yang menjadi penonton setia.

Selesai makan malam mereka berkumpul diruang keluarga tidak lupa ditemani kue nastar yang tadi diperdebatkan Mami Ara dan Tante Hesti.

"Alfi kata Anjar ada yang mau kamu omongin makanya minta Tante sama Dinda kesini. Emang ada apa ?" tanya Tante Hesti.

Alfi yang sedang menikmati kue nastar kesukaannya langsung meneguk jus mangga.

Alfi melirik Anjar dan Zay dan dibalas anggukan oleh mereka berdua. Mereka langsung memasang mode serius.

Mungkin sekarang sudah waktunya memberitahu semuanya.

"Sebelumnya Alfi, Anjar sama Zay minta maaf kalo nanti apa yang bakal kita kasih tau buat kalian kecewa atau sakit hati. Kita terpaksa ngasih tau ini dari pada kalian tau dari orang lain." kata Alfi mengawali pembicaraan.

"Emang apa yang mau kalian omongin? Jangan buat kita penasaran ?" tanya Tante Hesti.

"Ini menyangkut Cila sama kak Dinda." jawab Anjar.

"Loh emangnya Cila sama kakak kenapa Jar ?" tanya kak Dinda.

"Ini makanya dengerin baik-baik. Jangan ada yang tanya sebelum semua penjelasan selesai." ucap Zay.

Kak Dinda, Cila, Tante Hesti dan Mami Ara mengangguk mengerti. Setelah itu baru Aldi mulai menjelaskan satu persatu.

Alfi menjelaskan sesuai apa yang anak buahnya sampaikan kemarin malam beserta bukti-bukti yang ada.

Baik Cila dan kak Dinda begitu terkejut mendengar penjelasan dari Alfi serta bukti-bukti yang ada.

Cila menangis dipelukan Mami Ara sedangkan kak Dinda terlihat menahan emosi.

Alfi selesai menjelaskan kepada mereka semua. Alfi tahu ini begitu menyakitkan bagi Cila dan kak Dinda.

Kak Dinda yang dari tadi hanya diam tiba-tiba berbicara.

"Apa kalian tahu dimana tempat tinggal pria brengsek itu ?"tanya kak Dinda emosi.

Walaupun kak Dinda dan Jeremy sudah 2 bulan menjalan hubungan tapi kak Dinda tidak tahu dimana rumah kekasihnya itu. Kekasihnya hanya bilang dia tinggal di apartemen.

"Untuk tempat tinggal sebenarnya masih dalam penyelidikan kak. Soalnya dia lebih sering dihotel." jawab Zay.

"Jeremy pintar dalam bersembunyi. Dia ternyata menyewa 2 kamar hotel yang saling bersebelahan dan terdapat pintu penghubung. Jika dia ingin keluar dia pindah kekamar hotel sebelahnya dengan mengubah gaya penampilan. Tapi jika dia sedang bertemu dengan Vely dia akan kembali kekamar hotel pertama." jelas Alfi.

"Pantas saja kemarin anak buah kita susah mencari informasi tentang dia." ucap Zay.

"Kak Dinda tahan emosi kakak. Kita pasti bakal bales semua perbuatan pria itu tapi tidak sekarang. Tunggu waktu yang tepat." kata Anjar memeluk Dinda.

Dia tahu ini pertama kalinya kak Dinda memiliki hubungan khusus dengan seorang pria. Tidak mudah bagi kak Dinda untuk melupakan pria tersebut tapi Anjar tidak akan membiarkan kakaknya tetap mempertahankan pria yang tidak benar seperti Jeremy.

Jika sampai kakak laki-lakinya tahu pasti dia akan lebih emosi melihat adik perempuannya dimanfaatkan pria brengsek. Apalagi sebelum Papa mereka meninggal Dinda menjadi anak kesayangan di keluarganya. Karena Dinda anak perempuan satu - satunya dikeluarga itu.

Sedangkan Cila masih tetap menangis dipelukan Mami Ara. Dia tidak menyangka ternyata dia bukan anak kandung Papa Reza dan Mama Rena. Jika dia bukan anak kandung mereka, dia anak siapa. Apa dia anak yang tidak diinginkan oleh kedua orang tuanya.

"Cila sayang jangan menangis lagi." kata Mami Ara menenangkan Cila.

"Mi kalo Cila bukan anak mereka terus Cila anak siapa? Apa Cila ngak punya orang tua apa orang tua Cila ngak mau ngakuin Cila." kata Cila lirih.

"Kata siapa Cila ngak punya orang tua? Mami Ara kan sekarang orang tua Cila, ada Tante Hesti juga jadi orang tua Cila." ucap Mami Ara kepada menantunya itu.

"Iya Cila jangan sedih. Jangan mikir macem-macem juga. Belum tentu apa yang kamu pikirin sesuai dengan kenyataan." kata Tante ikut menenangkan Cila.

Alfi mendekati Cila dan mengelus kepala istrinya.

"Bener kata Tante Hesti jangan mikir macem-macem. Yang tau jawabannya cuma Mama Rena." kata Alfi lembut.

"Kenapa cuma Mama Rena? Kenapa Papa Reza ngak?" tanya Cila.

"Karena Papa Reza ngak tau kalo kami bukan anak kandungnya." jawab Alfi.

"Ehh kakak ipar bukannya malah bagus kalo mereka bukan orang tua kandung kakak ipar. Jadi kakak ipar ngak segan - segan buat ngancurin mereka." celetuk Zay.

"Iya benar juga kata Zay." kata Anjar.

"Jadi sekarang apa rencana kalian ?" tanya Mami Ara kepada ketiga laki-laki.

"Kita bakal bongkar kebohongan mereka semua tapi nanti." jawab Alfi

"Maksudnya gimana Fi kenapa harus nanti ?" tanya kak Dinda yang sudah tidak emosi.

"Kak Dinda harus tetep pura-pura ngak tau kalo si beengsek itu cuma manfaatin kakak. Kalo kita bongkar kejahatan dia sekarang itu ngak seru. Karena orang pertama yang harus dikasih pelajaran itu Vely. Tapi tenang aja kita bakal ngasih pelajaran dihari yang sama. " jelas Alfi.

"Oke kakak ikutin rencana kamu." jawab kak Dinda.

"Terus kapan kita ngasih wanita ular itu pelajaran ?" tanya Zay.

"Pas hari pernikahan dia sama Dika." jawab Alfi tersenyum.

"Kok dihari pernikahan sih ?" tanya Anjar.

"Ya iya lah. Kita bakal ngasih hadiah istimewa ke mereka. Dan tentunya hadiah istimewa juga buat Jeremy." jawab Alfi.

"Hadiah istimewa apa buat Jeremy ?" tanya Anjar.

Alfi langsung menjelaskan hadiah apa yang dimaksud olehnya. Sebenarnya dulu dia sudah membuat rencana tapi ternyata rencana yang dibuat kurang menarik menurutnya jadi dia mengubah rencana.

Cila, kak Dinda, Mami Ara, Tante Hesti, Anjar dan Zay mendengar rencana Alfi dengan saksama. Mereka mengakui rencana yang Alfi buat cukup menantang. Mereka tidak sabar menjalankan rencananya tersebut.

"Gimana udah paham ?" tanya Alfi.

Semua mengangguk tanda mereka sudah paham. Dan besok mereka akan mulai menjalankan rencana itu.

Cila sudah tidak menangis lagi. Dia sudah kembali cerita walupun matanya bengkak. Dinda juga sudah bersikap seperti sediakala. Dia tidak mau terlalu mengingat pria brengsek itu.

Mami Ara dan Tante Hesti sudah tidak sabar ikut menjalankan peran dalam rencana yang di buat Alfi.

Sedangkan Anjar dan Zay kembali menikmati kue nastar dan Alfi sedang mengelus kepala Cila yang bersender di pundaknya.

Malam ini Anjar, Tante Hesti dan kak Dinda menginap dirumah Alfi. Karena mereka merasa malas untuk pulang ke rumah mereka.

Jarang - jarang mereka bisa berkumpul seperti ini dan bercengkrama bersama. Biasanya mereka selalu sibuk dengan urusan masing - masing.