Seorang wanita yang hidup dengan mengandalkan pekerjaannya sebagai seorang pengacara.
Perawakan yang tegas, tak takut apapun dan terkadang Brutal menjadikannya sosok kuat yang sangat di perhitungkan.
Akhirnya mendapat kesempatan emas menjadi salah satu orang kepercayaan Bos Besar yang ternyata punya keterkaitan di masa lalu di waktu kecil.
Bagaimana kisah wanita salah satu kerabat Keluarga Nugraha? Yuk kita ikuti jalan ceritanya.
Salam Sukses, Sehat, Semangat dan jangan lupa Bahagia.
Author Sinho.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MB 25
Nampak sekali keduanya sangat akrab, hanya tawa dan senyuman lepas yang terlihat dari Queen saat ini.
"Kenapa baru datang kak?, sibuk?" Tanya Queen.
"Begitulah, dan kelihatannya kamu semakin banyak uang"
"Ish, apa sih kak, memang kelihatan dari mananya?" Queen merasa ada kata-kata yang terlalu dan membuat malu.
"Dari cantiknya" Harlan lalu tertawa.
Tak lama setelah itu datang Diky dan Sammy ikut bergabung disana, suasana semakin ramai karena Harlan adalah sosok yang supel dan menyenangkan saat berbincang.
"Jadi kalian lama bekerja sana?" Tanya Sammy.
"Lumayan, dia wanita yang mudah memahami sesuatu, mungkin itu yang disukai Tuan Arron hingga akhirnya membuat dia meninggalkanku" sahut Harlan dengan guyonan.
"Bukan begitu kak, keputusan itu aku ambil juga karena kak Harlan yang mendesak ku, justru kak Harlan mungkin yang sudah tak menginginkan ku, iya kan?" jawab Queen.
"Mana mungkin!" Kini Sammy ikut terlibat.
"Aku bosan dengan mu yang hanya sebagai anak buahku Queen, tapi untuk yang lain mungkin berbeda, apa kamu ingin mencoba?" Harlan kembali memberikan tatapan Yann sulit untuk diartikan.
"Nah, ini yang aku curigai" sahut Sammy dengan cepat, mungkin sesama lelaki memang punya feeling yang sama, sementara pak Diky hanya tertawa saja.
Keadaan semakin semarak saat Elsa ikut bergabung, Sammy yang selalu menjahili dan pak Diky tak kalah seru ikut mengompori, lengkap sudah suasana bahagia malam ini, rasanya Queen tak ingin semuanya usai begitu saja, orang-orang yang baik dan hangat berada di sekitarnya.
Hingga obrolan seru itu terhenti.
"Kalian sengaja meninggalkanku?!" Arron menghampiri bersama dengan kekasihnya yang tak pernah melepaskan gandengan tangannya.
"Kamu yang dari tadi terlalu sibuk" jawab Diky dengan sisa senyum yang ada.
"Sepertinya disini lebih ramai" ucap Nesya dengan suara lembut yang entah itu asli atau palsu, bodoh amat bagi Queen.
"Beginilah kalau satu server bertemu" sahut Sammy.
"Beb, bagaimana kalau kamu sering mengajakku saat bersama mereka, biar aku bisa satu server juga" pinta Nesya dengan senyuman menggodanya.
"Itu gampang" jawab Arron.
Bagaimana dengan Queen, saat ini sedang berdoa dalam hati agar yang satu ini di jauhkan dari dia dan teman-temannya, sementara Elsa hanya diam dan tersenyum saja.
Saat melihat Harlan, Nesya terkesima, lalu mengulurkan tangan memperkenalkan dirinya, Harlan tersenyum, menerima uluran tangan dan menyebutkan namanya.
Queen mundur perlahan, dengan beralasan ingin mengambil minuman karena kehausan, padahal dirinya hanya tak ingin saja melihat wanita ular yang tengah tebar pesona.
Queen sengaja duduk berlama-lama ditempat yang lain, sambil menikmati hiruk pikuk orang yang tengah sibuk menikmati pesta.
"Apa disini sangat nyaman?" Seseorang menghampiri.
Mata Queen melebar seketika saking terkejutnya, laki-laki breng-sek yang tadi bermain gila dengan Nesya kini sudah ada di sampingnya.
"Lumayan" jawab Queen dengan ekspresi wajah yang dibuat biasa.
"Bagaimana kalau aku temani?" Pertanyaannya yang membuat Queen membatin dalam hati, buaya darat tak tau tempat.
Queen hanya tersenyum, tak menjawab apapun, berharap laki-laki yang tak lain adalah Franco itu cukup tau diri untuk segera pergi, namun nyatanya malah sebaliknya.
"Jika kamu adalah tangan kanan Tuan Arron, tentu tau siapa aku bukan?, karena kami sudah bekerjasama" Franco berucap dengan sombong.
"Tentu saja, saya yang mungkin membuat anda harus menerima kesepakatan baru yang lumayan alot anda setujui" jawaban yang membuat Franco menatap Queen kembali.
"Oh itu" Franco tertawa, padahal Queen tau benar ekspresi terkejut dan kagetnya sesaat tadi.
"Tidak masalah bagiku Nona, coba saja jika aku tau yang membuat perjanjian baru itu adalah kamu, pasti akan lebih mudah lagi jika kamu sendiri yang mengantarkan berkas itu di kamar ku mungkin?"
Kurang ajar sekali orang ini, tapi Queen berusaha menahan diri, ingat akan acara penting perusahaan dan tak ingin membuat keributan.
"Maaf, kamar anda saya juga tidak tau letaknya dimana, pasti bukan hanya satu kan?" Di barengi dengan senyuman sinis Queen yang sengaja ditunjukkan.
"Kalau begitu bagi nomer ponselmu, aku akan memberikan dimana letak kamarku, bagaimana?, kita saling memuaskan setelah itu dan apapun yang kamu minta akan aku berikan"
"Termasuk kepala anda Tuan?"
Franco terkejut akan jawaban yang diberikan, sungguh tak menyangka akan sikap Queen yang dianggap nya terlalu kurang ajar dan berani.
"Tenang saja, kepala anda yang tidak berarti itu tidak akan saya minta, bisa katakan apa lagi yang lebih berharga dari itu?" Lanjut Queen.
Satu perkataan lagi yang sudah sangat jelas menyakiti harga diri, dan kali ini Franco tak bisa diam saja.
"Jaga bicaramu!" Suaranya menggelegar.
Queen terkejut, namun kembali mode tenang dengan senyuman.
"Bukan saya, tapi anda"
"Kau hanya bawahan, kurang ajar sekali sikapmu ha!" Bentak Franco.
Queen langsung ikut berdiri, menatap dengan tajam mata Franco yang terlihat menahan emosi.
Dan apa yang dilakukan selanjutnya?, sangat mengejutkan, Franco menyiram Queen dengan air yang ada dalam gelasnya.
Reflek yang tiba-tiba, dan seketika muncul awan tipis menghadang air hingga tak bisa menyentuh Queen setetes pun, terlihat sangat cepat dan Franco terkejut akan fenomena di luar nalar.
"Ada apa ini?" Sebuah pertanyaan menghentikan kelakuan Franco seketika.
"Tuan Arron, kami hanya berbincang saja, bukan begitu Nona Queen?"
Queen meredupkan pandangan, lalu tersenyum dan mengangguk, lalu Franco pamit pergi dengan kilatan kemarahan yang masih nampak di matanya.
"Apa dia membuat masalah?" Tanya Arron.
"Tidak, kami hanya berbincang"
"Hem, hati-hati dengan orang itu, dia maniak wanita, dan aku melihat ketertarikannya padamu sangat kuat, hindari saja jika bertemu"
"Iya kak, terimakasih" Jawab Queen.
Arron ingin melangkah, namun tidak jadi dan berhenti, berbalik dan menyambar tangan Queen yang masih terdiam.
"Ikut aku, jangan diam di sini sendirian" dan Queen sangat terkejut, gandengan tangan Arron tentu membuat banyak orang melihat dengan heran, Queen berusaha menarik dan melepaskan, namun tidak ada hasil apapun sampai tiba di tempat yang dituju.
Harlan membeku di tempat, menatap tangan Arron yang memegang erat Queen, begitu juga dengan yang lain, Elsa bahkan di buat membelalakkan mata, bagaimana dengan Sammy?, satu alisnya terangkat dengan wajah penuh tanya.
"Aku memaksa Queen kesini, wanita ini susah sekali menuruti" lalu Arron melepaskan genggamannya.
"Oh" semua berucap kalimat yang sama, sementara Queen hanya memperlihatkan senyuman yang dipaksakan, padahal dadanya terasa mau pecah karena debaran jantung yang tak biasa.
Bagaimana dengan Nesya yang terlihat sedikit shock?, tentu saja langsung menghampiri kekasihnya dan meminta satu ciuman manja, benar-benar tak tau tempat, herannya Arron memberikan juga, terpaksa Queen dan yang lain langsung mengalihkan pandangan.
Kotor sudah mata Queen, tercemar tak terelakkan, satu lagi, semakin kesini, jiwanya merasa tak sehat lagi, dan Harlan pun makin berulah, mencolek lengannya.
"Apa sih kak"
"Pengen?"
"Ih, No!"
Elsa langsung tertawa, begitu juga dengan yang lainnya, sementara Arron yang tak enak hati, langsung menghentikan aksi sang kekasih.
Bersambung.
Jangan lupa KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH, dan tonton IKLANNYA.
eh sejk kpn elsa berhianat gak mungkin dong dr awal2 mereka kenl
tambh kesini malh tambh kesono aja siathor bkin ceritanya suka bngt dngn nofel2nya sudah semua aku bca seru pokokny
ayoooooo
Queen