Sinopsis👇
Aneliza Emicika adalah gadis sebatang kara yang ditinggal ibunya meninggal dunia sebelum bertemu adik kandungnya, yang kini mencari sebuah pekerjaan, namun tidak ada salah satu perusahaan yang mau menerimanya.
Hingga ia putus asa menyusuri terangnya lampu jalanan seperti gadis yang hilang arah namun seketika hujan deras datang melanda membasahi tubuhnya, Tapi dikala itu Arka Leonoa Alvino datang sebagai penolongnya dikala Eliza merasa putus asa dengan hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rienza27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24 Diam² Cinta
"Eliza ayo kita pulang, ini sudah larut malam,? Seru Arka kepada Eliza yang sedang duduk menikmati dinginnya angin malam yang menerpa tubuh mungilnya." Iya Arka? Saut Eliza yang kini berdiri dari tempat duduknya, mengikut Arka yang berjalan ke arah mobil. Arka membuka pintu. Arka melihat Eliza dari tadi sangat kedinginan sampai mengusap-ngusap tangannya sendiri karna Eliza memakai pakaian yang sangat tipis, Melihat Eliza yang masuk ke dalam mobil Arka pun juga memasuki mobilnya. Melirik ke arah Eliza untuk sesaat.
"Arka kenapa tidak jalan,? Ujar Eliza yang masih mengusap tangannya." Tanpa Aba-aba Arka melepaskan Jaket miliknya dan memakaikannya kepada Eliza. Tapi nanti kamu bisa kedinginan, jika kamu memberikan jaketmu padaku,? Seru Eliza yang berusaha melepaskan jaket milik Arka, namun Arka menghentikanya. Jangan ya, aku tidak papa kok,? Ujar Arka yang kini bertatapan dengan Eliza, Arka pun menelan napasnya karna melihat bibir Eliza yang sangat membuat ia tidak bisa berkedip sedikit pun, Eliza pun dalam keadaan hati yang tidak aman melihat tatapan pria didepannya seakan ingin segera melahapnya. Arka pun perlahan mendekati raut wajah Eliza tak lepas dari tatapannya ke arah bibir manis itu. Eliza yang melihat Arka yang ingin Mencium bibirnya, ia pun menutup matanya rapat-rapat.
Arka yang melihat Espresi muka Eliza yang sudah siap untuk dilahap olehnya kemudian tersenyum tipis, dan berpaling mengambil sabuk pengaman yang belum terpasang di dada Eliza. Agar menghindari dari kecelakaan yang tidak terduga kita harus selalu memakai sabuk pengaman. Arka pun menyalakan mobilnya, Eliza yang dari tadi menunggu ciuman hangat dari pria tampan itu kini perlahan-lahan membuka salah satu matanya dan melirik ke arah Arka, yang kini tersenyum sembari mengemudikan mobilnya.
"Arka mengapa kamu membuatku berharap saja,? Seru batin Eliza yang kini membuat bibir manisnya cemberut." Arka Yang melirik ke arah Eliza dari kaca yang terpapang di atas, kini tersenyum melihat Espresi wajah yang kesal akibat menanti ciuman hangatnya. Kamu kenapa mengapa kamu sangat kesal,? Ujar Arka sambil tertawa kecil. Aku tidak papa, hanya ingin segera sampai dirumah,? Saut Eliza tanpa melihat ke arah Arka, Eliza tau bahwa Arka sedang menertawakannya karna berharap Arka akan menciumnya seperti waktu itu walaupun sedikit kasar.
"Eliza sudah sampai,? Ujar Arka yang masih sedikit menertawakan Eliza." Terima kasih sudah mengantarku,? Saut Eliza yang sambil membuka pintu mobil Arka lalu ia turun. Sama-Sama, Terima kasih juga sudah mau meluangkan waktumu untukku,? Arka pun pergi dari depan Eliza setelah mengucapkan terima kasih. Berbeda dengan Eliza yang berusaha tersenyum, agar Arka tidak beranggapan yang tidak-tidak kepadanya. Eliza pun masuk kedalam Apartermen tak lupa para pengawal menyambutnya, membuat Eliza terasa berlebihan dengan sikaf para pengawal itu.
"Kalau dipikir-pikir mengapa aku tadi sangat kesal yah pada Arka, Tapi yang lebih kesalnya lagi mengapa aku berharap Arka akan mencium ku seperti kejadian waktu itu,? Gumam Eliza yang memasuki pintu, berjalan tanpa dosa bahkan mengabaikan orang yang dari tadi menunggunya pulang sambil membaca buku lelucon yang kini duduk di sopa ruang tamu, melihat Eliza pulang tanpa melihat ke arahnya sedikit pun, Erlan pun langsung menaruh buku yang ia baca tadi. Kakak..? Kemana saja kamu, mengapa kamu pulang sangat larut, bahkan cahaya matahari sudah tak terlihat,? Seru Erlan yang duduk di atas sopa dengan menyilangkan kakinya dan tangan yang berada di antara dadanya. Eliza yang mendengar suara adiknya kini menghentikan langkahnya menuju tangga.
"Erlan,? Sontak Eliza melirik ke arah samping mendengar suara adiknya yang cukup berat, sedang menunggu kepulangannya." Tanpa aba-aba Eliza pun langsung menghampiri Erlan yang memasang muka marah padanya. Adikku... Sebenarnya tadi diperjalanan sangat macet, jadinya aku harus menunggu beberapa jam untuk pulang ke Apartermemu,? Sontak Eliza melembutkan suaranya kepada adiknya yang sedang menaikan alis ke arahnya. Jangan membohongiku, Aku tau Kakak pergi ke taman dengan Arka,? Saut Erlan yang memalingkan wajahnya dari Eliza. Soal itu... ehh... anuu..., Aku dan Arka hanya pergi ke taman untuk melihat dedaunan yang berjatuhan.? Benarkah, bukannya kalian tadi sedang berdansa disana, sampai lupa dengan lagu yang terdengar di sekitar taman adalah lagu milik adiknya sendiri,? Gumam arka yang tak mau melihat ke arah kakaknya itu.
"Benarkah, jadi suara musik indah itu adalah milikmu, bahkan mendengarnya saja membuatku ingin terus menari,? Gumam Eliza yang beralasan di depan adiknya, kini Eliza ikut duduk di samping Erlan, Mengelus-elus kepala Erlan agar ia tidak marah kepadanya." Kak apa kamu menyukai Arka,? Tegur Erlan sambil melihat ke arah kakaknya yang tertunduk malu akan ucapan yang keluar dari mulut adiknya. Jadi aku benarkan, kakak suka dengan Arka,? Erlan pun terus melihat ke arah kakaknya yang perlahan menatap dengan tatapan ingin berbohong. Tidak, Siapa yang suka dengan pria seperti itu gak ada yang spesial juga darinya,? Seru Eliza sambil beralasan pada adiknya bahwa dirinya tidak pernah menyukai Arka sama sekali, ia dekat hanya sekedar teman tidak lebih dari itu semua.
"Benarkah,? Ujar Erlan yang menatap kakaknya dengan sangat antusias." Benar kok, aku tidak suka Arka,? Sudahlah aku akan pergi ke kamarku saja, Aku sudah lelah ingin segera beristirahat,? Seru Eliza yang pergi secepat kilat dari sisi Erlan. Erlan hanya bisa tersenyum melihat tingkah laku kakaknya yang tidak bisa berkata dengan jujur. Kak aku bisa melihat bahwa kamu sangat menyukai Arka,? Sudah telihat jelas dari raut wajahmu yang memerah ketika menyebut namanya saja,? bahkan dia lupa mengembalikan jaket yang di pakai Arka tadi siang,? Gumam Erlan, Erlan pun berdiri dari tempat duduknya mengambil buku yang ia taruh di atas meja dan berjalan menuju kamarnya.
Didalam kamar Eliza tak henti-hentinya memikirkan apa yang adiknya katakan padanya tadi, membuat ia gila saat memikirkan tentang pria yang dingin dan arogan bahkan bermuka datar itu. Apa mungkin aku sudah jatuh cinta dengan Arka ya? Tapi ini sangat tidak mungkin, bahkan tidak mungkin dia akan membalas cintaku,? Eliza hampir gila memikirkan hal-hal yang muncul dalam kepalanya selalu mengarah pada Arka bahkan tak ada hentinya terus berpikir tentang Arka, membuatnya berguling-guling di atas tempat tidur dan berteriak dengan ditutup bantal dimulutnya agar orang yang diluar tidak bisa mendengar suara teriakanya.
"Tapi meski aku memang menyukai Arka, dia tidak mungkin menyukai wanita sepertiku,? Gumam eliza yang kini berjalan ke arah balkon kamarnya melihat ke langit yang penuh dengan bintang yang bersinar terang."
ak mau ksh info ni
kalau kaka berminat belajar menulis
bs msk gc Cmb..
nnti kaka follow akun ak dl ya
br ak bs undang kaka k gc
d sn kita belajar menulis brg..
yu gabung ...
thx