NovelToon NovelToon
Permintaan Takdir

Permintaan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Elf / Roh Supernatural
Popularitas:588
Nilai: 5
Nama Author: lulanan astraya

Karena tidak sengaja terluka oleh barang berbahaya dari seorang pelanggan gila. Hisa harus berakhir dengan penyakit aneh yang sekian detik menghancurkan bagian tubuhnya.

racunnya terlalu kuat membuatnya harus mencari beberapa bahan ramuan yang langka atau bahkan sudah menjadi legenda hanya untuk sekedar sembuh.

tapi...kejadian berbahaya yang tidak dia inginkan terjadi satu demi satu, mengejarnya sekuat tenaga seolah mencegahnya untuk hidup.

"Dewi keberuntungan, dimanakah engkau? aku sangat lelah hingga raga ku tidak sanggup lagi untuk hidup!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lulanan astraya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Desa huai

Siang hari keesokan harinya, Hisa memberikan kunci pada pembeli yang membeli tokonya bahkan sebelum dia memasang tanda jual.

sepertinya toko kecilnya memang sudah di incar sejak lama.

Tidak lupa dia juga memberikan secara gratis kuda liar yang dia bawa beberapa hari lalu dari gunung matahari kembar ketika dia bermalam disana.

Saat dirinya mengendong ransel kecil di punggungnya, Caramel yang dari malam kemarin menangis dan hampir membuat tetangga mengamuk karena gonggongan kucing yang mengganggu akhirnya berhasil ikut setelah dengan paksa menganggu Hisa dari tidurnya. Saat ini dirinya melompat-lompat dan menyenandungkan lagu dalam bahasanya.

"ayo cepat, cepat...kita akan terlambat mendapatkan kouta untuk menggunakan portal hari ini." desak Caramel, kucing putih itu berkeliling di sekitar Hisa dan Caine. Bahkan menggigit celana dan menginjak sepatu boot Caine dengan kakinya yang berdebu.

Tiba-tiba tengkuk lehernya di genggam, dirinya terangkat tinggi ke udara hingga kakinya meringkuk.

Wajah Caine dengan mata hijau dingin segera terpampang jelas di depannya.

"Tenang sedikit." Tegur pria itu menggunakan suara yang hampir seperti akan memakan Caramel.

Kucing itu meneguk ludah, telinganya bergerak kebelakang karena takut. Dia segera menggangguk seperti ayam yang mematuk beras dan dengan patuh berdiri diam setelah di turunkan oleh Caine.

Hisa meliriknya dengan penuh simpati sebelum mengajak mereka berdua masuk kedalam kereta kuda yang dia sewa. Kereta kuda ini akan membawa ketiganya ke kota Gazbie dimana portal antar daerah dibangun.

Kereta berjalan dengan pelan, Hisa membuka tirai kecil yang menutupi celah kereta dan menyapa beberapa penduduk lokal yang mengenalnya.

Disiang hari daerah yang menjadi jalan utama kota Sutra Merah ini selalu ramai oleh orang yang berlalu lalang baik mereka yang menjajakan dagangannya atau hanya sekedar ingin merasakan kebisingan kota.

"mengapa kita tidak menggunakan sihir teleportasi? Dengan begitu akan lebih cepat sampai ke kota Gazbie," Celetuk Caine secara tiba-tiba. Hisa menoleh dan mengalihkan pandangannya dari luar ke wajah Caine.

"Aku hanya tidak ingin muntah karena perpindahan ruang secara tiba-tiba. Karena menggunakan teleportasi dua kali."

Alis pria itu naik, dia mengetahuinya. Jika tidak tidur atau pingsan, Hisa tidak akan mau menggunakan portal ataupun menggunakan sihir teleportasi jika tidak dalam keadaan tertentu yang harus memaksanya menggunakan itu. Apalagi beberapa hari kedepan mereka harus menggunakan portal yang tekanan ruangnya lebih berat dimana dapat membuat seseorang tidak nyaman setelahnya, yang secara masuk akal mengapa Hisa menolak menggunakan sihir teleportasi karena tidak ingin merasakan rasa tidak nyaman dua kali.

Setelah itu Caine tidak berbicara lagi, membiarkan keheningan terjadi didalam kereta.

Membutuhkan waktu hampir dua hari menggunakan kereta menuju pusat kota Gazbie, karena Hisa merasa tidak terlalu terburu-buru, dirinya memutuskan ketiga dari mereka untuk menginap di desa yang mereka temui.

Desa ini termasuk terkecil namun paling kaya dan masuk dalam wilayah kota Sutra Merah. Dengan populasi sekitar 189 rumah tangga. Dan berbatasan dengan desa Limus yang berada di wilayah kota Gazbie.

Hisa menyuruh kusir untuk menepi, memutuskan untuk berjalan mencari homestay yang di bangun warga daripada menggunakan kereta untuk mencarinya.

Hisa memberikan beberapa koin perak pada kusir dan menyuruhnya tidak membatasi diri.

Kusir itu tersenyum lebar, walau uang sudah di bayar di muka karena menyewa keretanya tapi uang tambahan seperti ini tidak akan ia tolak. Tangannya bergetar, memantulkan beberapa koin itu dengan gembira.

"Terimakasih tuan." ucapnya sambil membungkuk sebelum pergi dengan keretanya mencari parkiran atau kandang kuda.

Hisa, beserta dua manusia dan kucing itu berjalan menyelusuri jalan batuan halus desa. Saat masuk, beberapa kedai dan toko sudah terpajang dengan produk khas masing-masing.

Salah satu kedai memamerkan hewan tidak biasa yang dapat di makan, bentuknya seperti ular tapi pipih dengan paruh burung, kulitnya telah coklat keemasan dengan kulit terbakar yang nampak lezat. Ada juga kodok goreng yang terlihat garing dan renyah jika di gigit.

Hisa mengetahui bahwa hewan ini adalah hewan mistis tingkat rendah, memiliki nama ular pelatuk. Hewan ini tidak ada sangkut pautnya dengan ular tapi lebih mendekati belut sawah hanya saja mereka sering tinggal di dekat sarang ular dan memakan anakan ular.

Hisa menarik lengan baju Caine, lalu menunjuk kedai itu. Matanya berbinar dengan sentuhan hasrat. Dia ingin memakannya.

"ayo beli!"

"....tidak"

Caine seketika menolak, benda menjijikan dengan bentuk seperti itu tidak layak dimakan. Apalagi ada kodok yang sudah dalam pandangan bawah sadarnya adalah benda kotor yang tidak dapat dimakan.

"ayolah...kau belum pernah mencobanya, hanya wujudnya yang tidak kau suka bukan rasa dagingnya."

"ku bilang tidak."

Caine menepis tangan Hisa, tapi segera pinggangnya di peluk sebagai gantinya dan di seret menuju kedai itu.

Wajah pria itu berkerut dengan rasa penolakan. Kakinya tertanam ketanah, bahkan jika Hisa menyeret dirinya hingga wajahnya memerah Caine tetap akan menolak. Tangannya mencoba melepas lengan Hisa yang memeluk erat pinggangnya namun kekuatan yang setara antara mereka tidak bisa memutuskan siapa yang akan menang.

"ku bilang tidak, jika kau ingin makan...maka makan sendiri, aku akan mencari penginapan."

"tidak! Kau harus makan bersama ku! Kau akan tahu bahwa kodok, dan kalajengking goreng sangat enak. Bahkan ular pelatuk memiliki rasa daging ayam!"

Mata kucing berwarna biru melirik ke langit sebelum pemilik mata itu menghela nafas dengan tidak berdaya.

Caramel mendesah, dirinya melirik kesana kemari sebelum dengan tenang berjalan dan duduk seperti patung di sebuah kotak kayu dari toko bir. Dirinya melihat dari kejauhan kedua pria yang terjerat itu sambil menguap lebar.

"Hoam!, hari ini cukup panas. Bahkan jika langit sudah menjadi jingga kemerahan."

1
Potato Brainless
semangat up Thor, mampir juga di Beyond the Abstract/Determined//Joyful/
Daisy
Empati kuat!
barbiquiu2011
Bahasanya halus banget!
Washi
Jalan ceritanya mantap!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!