Steven Permana adalah seorang CEO yang mempunyai seorang anak yang bernama Grace,.
Grace ini gadis cantik yang tidak diharapkan oleh ibu kandung nya hingga dirinya emosi dan menyebabkan Grace tidak bisa bicara dan pendengaran nya sedikit terganggu.
Kemana pun Steven pergi Grace selalu di bawa nya, hingga dalam pertemuan bisnis nya Steven bertemu dengan seorang wanita yang pandai bahasa isyarat hingga Steven menyetujui kerja sama itu.
Mau tahu kisah selanjut nya.
Kuy intip karya ku yang kesekian kali nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💫✰✭𝕸𝖔𝖒𝖞𓅓 𝕹𝕷✰✭🌹, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Demi Grace
Di apartemen Fajar Selena masih bermalas-malasan di balik selimut tebal milik Fajar, semalam setelah kepergian Steven, Selena dan Fajar melanjutkan kembali kegiatan mereka yang sempat tertunda karena kedatangan Steven.
"Sayang bangun, kita sarapan." ajak Fajar sambil menyibak kan selimut yang sedang di pakai menutupi tubuh Selena.
Dengan gerakan cepat Selena menarik kembali selimut yang di tarik Fajar, "Mas Fajar," teriak Selena.
Fajar tertawa melihat kelakuan Selena, "Kenapa mesti di tutup, aku sering melihat dan bahkan merasakan nya kok." Fajar duduk di tepi tempat tidur.
"Ayo buruan bangun, mandi dan sarapan, bukan nya kita akan menghadiri ulang tahun calon anak mu yang tidak jadi itu." ucap Fajar.
Selena bangun dengan kedua tangan nya yang masih memegang selimut lalu menyandarkan punggung nya ke kepala ranjang.
"Tapi apa mereka akan membiarkan kita berdua masuk."
"Kita akan menyelinap masuk, aku ingin memastikan apa benar yang ada di rumah itu Raya."
"Kamu kenapa sih masih ingin bertemu dengan dia, apa kamu tidak rela melepaskan Raya." Selena sedikit cemburu karena Fajar ingin bertemu dengan Raya.
"Aku hanya ingin mempermalukan nya, aku akan membalas tamparan yang pernah aku terima itu saja kok, jangan cemburu." ucap Fajar sambil menyentuh pipi nya, Selena menyunggingkan sebuah senyuman, itu yang Selena harapkan.
"Ya sudah aku mau mandi dulu." Selena turun dari tempat tidur lalu masuk ke dalam kamar mandi.
*****
Semua orang sudah duduk untuk menyaksikan ijab kobul nya Steven dan Raya, semua nya sudah hadir, dan kedua pengantin sudah siap tinggal menunggu kedua orang tua Raya yang belum datang.
Bu Maria menatap suami nya dengan tatapan khawatir, bu Maria tidak mau sampai pernikahan ini gagal, karena bu Maria sangat mengharapkan Raya menjadi calon menantu nya.
"Pah, bagaimana ini? Sudah ada kabar belum dari pak Rahmat?" bisik bu Maria.
"Tenang mah, mungkin mereka terjebak macet, tahu sendiri jam-jam segini bagaimana di jalanan papah ngga mau mengganggu pak Rahmat yang lagi setir mobil." ucap pak Agam dengan suara pelan nya.
"Pah, sudah lah kita batalkan saja pernikahan ini, lagian orang tua nya dia juga ngga bakalan datang, satu jam lagi acara ulang tahun Grace di mulai." ucap Steven yang masih berusaha untuk menggagalkan pernikahan nya.
"Jangan kan anda pak Steven, saya juga berharap pernikahan ini gagal." bathin Raya sambil melirik sekilas ke arah Steven.
Pak Agam menatap tajam ke arah Steven membuat Steven langsung terdiam.
"Bagaimana pak? Kita sudah lama menunggu dan saya juga mau lanjut menikahkan pasangan yang lain nya." ucap pak penghulu.
"Tunggu sebentar lagi pak, mungkin mereka terjebak macet." jawab pak Agam dengan mata menatap ke arah pintu gerbang yang menjulang tinggi.
"Baiklah kita tunggu tiga puluh menit lagi, tapi steelah itu saya minta maaf, karena mau ke tempat yang lain nya." ucap pak penghulu sambil melihat jam yang ada di pergelangan tangan nya.
"Tapi kalau memang sampai jam makan siang tidak datang juga, kita batalkan saja, kita juga masih ada acara nya Grace." Steven masih berusaha mencari-cari alasan.
Grace menarik tangan Steven, setelah Steven melihat ke arah nya Grace menggerak kan sepuluh jari nya.
"Tidak pah, aku lebih baik tidak merayakan ulang tahun aku dari pada papah harus batal menikah dengan mamah Raya." Gerakan tangan Grace membuat bu Maria dan pak Agam tersenyum bahagia karena Grace mendukung mereka.
"Kamu lihat kan nak apa yang Grace ucapkan barusan, ini adalah impian Grace, apa kamu tidak melihat mata yang berbinar di mata Grace? Jangan kamu buat Grace sedih terus, kamu jangan memikirkan diri sendiri, tapi kamu harus memikirkan Grace anak kamu, Grace juga butuh bahagia, Grace butuh sosok seorang ibu, dan itu dia dapatkan dari Raya." Bu Maria merasa kesal dengan Steven yang terus berusaha menggagalkan pernikahan nya.
Sebenar nya Raya juga menolak dengan adanya pernikahan ini, tapi Raya melihat Grace, Raya merasa kasihan dengan Grace, dia tidak tega melihat Grace bersedih, maka dari itu Raya menerima dengan pasrah pernikahan nya ini dengan harapan dirinya bisa membuat bibir Grace terus tersenyum.
Bu Maria tahu kalau Steven tidak menginginkan pernikahan ini terjadi, karena Steven mencintai Selena, tapi bu Maria berharap dengan pernikahan ini Selena akan menjauh dari kehidupan Steven.
Steven terdiam dan menatap dalam wajah Selena, Steven akui kalau Grace seperti bahagia melihat dirinya menikah dengan Raya, tapi dirinya sudah tidak bisa percaya lagi kepada wanita semenjak diri nya melihat Selena selingkuh semalam.
Grace menatap Steven dengan tatapan memohon, sudut mata Grace sudah mulai berair membuat Steven tidak tega melihat nya.
"Baiklah sayang, papah akan menikah dengan mamah Raya, anggap apa yang papah lakukan sekarang adalah kado ulang tahun untuk kamu." Steven akhir nya menyerah, dia tidak tega melihat wajah sedih Grace di hari ulang tahun nya.
Grace tersenyum lalu memeluk Steven, Grace menatap Steven, "Makasih papah." Steven tersenyum lalu mencium kedua pipi dan kening nya Grace.
Pak Agam dan bu Maria tersenyum melihat anak dan cucu nya.
Raya merasa terharu melihat ayah dan anak saling berpelukan, Grace rela tidak merayakan ulang tahun nya asal dirinya menjadi ibu sambung buat nya.
"Kalau ngga kasihan sama kamu, mamah juga ingin berontak dan menolak pernikahan ini sayang, semua ini mamah lakukan hanya untuk kamu, mamah sudah terlanjur sayang sama kamu nak." Bathin Raya.
Terdengar suara mobil masuk ke halaman rumah pak Agam membuat semua orang langsung menatap nya.
"Alhamdulilah, akhir nya pak Rahmat sampai juga." Pak Agam mengelus dada nya, beliau sangat bahagia melihat mobil nya yang di kendarai pak Rahmat untuk membawa keluarga Raya sudah tiba.
"Ini rumah nya pak?' tanya pak Rusdi ayah nya Raya sambil menatap rumah megah di depan nya.
"Iya pak, ayo silahkan kita keluar, tuan dan yang lain nya sudah menunggu." Pak Rahmat keluar di ikuti oleh kedua orang tua dan adik-adik nya Raya.
Keluarga Raya merasa kagum dengan rumah keluarga pak Agam yang bagaikan istana itu.
"Wah, suami kakak ternyata orang kaya." bisik Farhan adik laki-laki nya Raya.
"Iya ya ka, kak Raya beruntung sekali." ucap Farah adik bungsu Raya.
"Syut, kalian berdua diam jangan ribut, ayo kita masuk." pak Rusdi melerai perdebatan kedua anak nya.
Mereka masuk mengikuti langkah pak Rahmat, begitu masuk mereka langsung menatap Raya dengan banyak sekali pertanyaan di dalam diri mereka, mereka menganggap sudah terjadi sesuatu kepada Raya hingga Raya mendadak menikah.
