Song Lin Qian adalah Seorang pangeran yang terasingkan sejak masih kecil, dia harus menjalani kehidupan yang keras di dunia luar untuk mencari tahu akan jati dirinya yang sebenarnya.
Dengan berbekalkan jepit rambut peninggalan mendiang sang ibu, Song Lin Qian yang diasuh oleh sepasang pendekar suami-istri akhirnya turun gunung, dan demi mengetahui akan siapa dirinya yang sesungguhnya, Song Lin Qian harus menghadapi banyak masalah di dalam pencariannya.
Akankah Song Lin Qian berhasil dalam pencariannya? Ikuti alur cerita yang berjudul "PANGERAN PENDEKAR NAGA" hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pekerjaan pertama
***
Desa Qiandong adalah Desa yang sedikit lebih besar dari pada Desa Honfu, jaraknya juga tidak terlalu jauh dari Desa Honfu. Di Desa Qiandong ada tiga rumah makan yang salah satunya adalah penginapan, disana ada juga beberapa warung kecil serta pasar yang lebih besar dari pada pasar yang ada di Desa Honfu.
Dari jauh terlihat seorang pemuda berpakaian lusuh sedang berjalan memasuki wilayah Desa Qiandong, Pemuda tersebut seperti seorang pengemis, dia memegang sebuah buntilan kain yang dipikul dengan benda mirip papan kayu yang dibungkus dengan lilitan kain berwarna merah.
Pemuda tersebut tidak lain adalah Song Lin Qian, dia sudah melilit pedangnya dengan kain merah sehingga tidak akan terlihat seperti pedang, dan dia berjalan memasuki Desa Qiandong.
Setelah memasuki Desa, Qian melihat keramaian dari jauh, dia menghampiri kerumunan keramaian tersebut dan melihat tiga orang sedang melakukan atraksi seni ilmu beladiri.
Satu pria paruh baya memukul gendang, seorang pemuda yang sesuai dengannya memainkan atraksi permainan Pedang, tongkat, tombak dan beberapa jenis senjata lainnya, dan seorang gadis berusia 15 tahun berkeliling kepada para penonton membawa kantong yang dijadikan tempat untuk para penonton yang ingin memberikan uang.
Qian memperhatikan permainan atraksi pemuda itu serta gadis tersebut yang mengumpulkan uang, untuk pertama kalinya Qian mendapatkan sedikit pengetahuan jika ternyata ilmu silat juga bisa di buat hiburan serta bisa menghasilkan uang.
Qian menyaksikan itu hingga selesai, dan setelah mereka bertiga menangkupkan tangan seraya membungkukkan badan sebagai ucapan terimakasih kepada para penonton yang sudah memberikan uang atas pertunjukan mereka, semua orang pun banyak yang membubarkan diri kecuali Qian.
Qian menghampiri mereka bertiga yang mulai mengemasi barang-barang mereka untuk pindah tempat, kedatangan Qian disadari oleh mereka bertiga.
"Pertunjukan yang menarik! Permainanmu tadi benar-benar sangat hebat," kata Qian memuji Pemuda tersebut.
"Terima kasih atas pujiannyamu kawan," jawab pemuda tersebut.
"Kalau boleh tahu dari mana kamu mempelajari permainan senjata? Kamu begitu mahir dalam memainkan semua jenis senjata, aku sungguh takjub melihatnya," tanya Qian.
"Aku hanya menguasai sedikit saja, untuk sisanya hanya memperagakan sebisanya saja, tentu aku mengandalkan keberanian serta keyakinan jika aku pasti bisa, dan mengenai aku belajar permainan senjata dari mana, aku berlatih dari ayahku ini," jawab pemuda tersebut.
"Owh!" Qian benar-benar terkejut, tidak diduga jika pria paruh baya itu adalah ayah sekaligus guru pemuda tersebut.
"Kakak ini dari mana dan mau kemana?" tanya gadis tersebut.
"Maaf aku lupa memperkenalkan diri, namaku Lin Qian dari Desa Honfu, aku ingin pergi ke Ibukota untuk mencari pekerjaan, kebetulan tadi aku melihat keramaian, jadi aku mampir kesini," jawab Qian.
"Mencari pekerjaan di kota itu sangat sulit anak muda, jika tidak memiliki tujuan yang pasti, bisa-bisa kamu akan terlantar dan kelaparan! Di situasi yang krisis seperti ini, mencari pekerjaan itu hampir mustahil, saking sulitnya hidup ini, banyak orang-orang yang nekat memilih untuk mencuri, merampok, bahkan banyak gadis-gadis yang rela untuk menjual diri," kata Pria paruh baya tersebut.
Qian juga tahu akan hal itu, namun dia tidak begitu memikirkan akan semua itu, sebab tujuan dirinya sebenarnya bukan untuk mencari pekerjaan.
"Begini saja, jika kamu tidak memiliki tujuan, lebih baik kamu kembali ke Desa mu! Tapi jika kamu masih ingin mencari pekerjaan, kamu bisa ikut bergabung dengan kami. Hanya saja aku tidak bisa menjamin bisa mendapatkan uang, semua itu tergantung dari keberuntungan," kata Pria tersebut.
"Bergabung dengan kalian? Tapi apa yang bisa aku lakukan?" tanya Qian.
"Jika kamu memiliki keahlian seperti ilmu beladiri atau keahlian lainnya, kamu bisa bergantian dengan putraku, tapi jika kamu tidak memiliki keahlian apapun, kamu bisa membantuku memainkan gendang ini, dan nanti aku dan putraku bisa melakukan atraksi bersama-sama," kata Pria tersebut.
"Boleh paman!" jawab Qian.
"Tapi aku tidak bisa menargetkan bayaran, kemungkinan besar aku hanya akan memberikanmu 25 persen dari penghasilan kita, bagaimana?"
"Itu adalah tidak masalah!" jawab Qian.
Saat ini dia juga memerlukan pekerjaan untuk bisa memiliki uang, tidak peduli seberapa besar bayaran dari pria tersebut, yang penting saat ini dia tidak berjalan kosong.
"Namaku Fa Lio Bai, ini putraku Fa Xian, dan ini Fa Xeiyin!"
"Terima kasih Paman Fa karena paman mengijinkan aku untuk ikut bergabung," ucap Qian.
"Lin Qian, semoga kamu betah bersama kamu," ucap Fa Lio Bai.
Tentu Qian sangat senang karena telah memiliki teman baru, apalagi ini adalah teman pertamanya, yang membuat Qian merasa senang yaitu sikap mereka yang baik dan tidak terlalu menanyakan hal pribadi mengenai dirinya.
"Iya karena kamu sudah setuju jadi mulai sekarang kamu sudah bisa bekerja. Ayo kemasi barang-barang ini dan masukkan ke dalam kereta! Oh iya, barang-barang mu itu juga simpan di kereta," kata Fa Xian.
"Owh baik!"
Qian segera pergi untuk menyimpan barang bawaannya yang sebenarnya hanyalah satu pakaian ganti saja, sedangkan untuk Kitab nya, dia menyimpannya di dalam pakaiannya yang memegang memiliki tempat penyimpanan.
"Kita akan pindah ke pasar, nanti setelah tiba disana, kamu perhatikan baik-baik caraku memainkan gendang ini. Aku yakin hanya dengan sekali lihat kamu akan langsung bisa memainkannya," kata Fa Lio Bai.
Qian mengangguk, dan dia segera membantu mengemasi barang-barang mereka. Setelah semuanya sudah selesai, mereka berempat segera pergi menuju ke pasar.
"Kenapa kakak tidak membuang kayu itu?" tanya Fa Xeiyin.
"Owh, itu kayu buatan kakek ku, jadi aku tidak bisa membuangnya," kata Qian beralasan, sedangkan Fa Xeiyin sebenar sudah mengerti jika itu bukanlah kayu.
Fa Lio Bai sendiri memperhatikan batang yang terbungkus lilitan kain merah itu, dia juga tahu jika itu bukanlah kayu melainkan adalah sebuah pedang, hanya saja Fa Lio Bai tidak mengerti kenapa Qian membungkus pedang itu.
Biasanya para pendekar akan menunjukkan dirinya sebagai pendekar dengan membawa senjata secara terang-terangan, itu adalah suatu kebanggaan bagi diri setiap para Pendekar.
Fa Lio Bai yakin jika Qian juga memiliki ilmu beladiri, cukup melihat dari Pedang yang dia bawa itu saja Fa Lio Bai sudah mengetahui jika Qian juga seorang pendekar, dan Fa Xian juga tahu akan hal itu.
Mereka berempat akhirnya tiba di pasar, dan mereka pun mulai mengeluarkan barang-barang pertunjukan mereka kembali. Seperti sebelumnya, Fa Lio Bai akan memainkan gendangnya, sedangkan Fa Xian akan memainkan atraksi nya, lalu Fa Xeiyin bertugas untuk mengumpulkan uang, sedang Qian hanya memperhatikan Fa Lio Bai yang sedang memainkan gendang.
Namun Qian tidak hanya memperhatikan Fa Lio Bai saja, dia juga memperhatikan Fa Xian yang sedang beratraksi, sedikit demi sedikit Qian mulai menggambar setiap gerakan yang Fa Xian peragakan di dalam ingatannya.
Setelah mereka selesai, Fa Xian beristirahat sebab dia benar-benar terlihat sangat kelelahan, sedangkan Fa Xeiyin mengumpulkan uang yang baru didapatkan itu di kantong yang berbeda.
"Kita istirahat dulu, nanti sore kita akan melakukan sekali lagi disini!" kata Fa Lio Bai lalu dia menghampiri Qian. "Apakah kamu memperhatikan permainan gendangnya tadi?" tanya Fa Lio Bai.
"Iya Paman!" jawab Qian.
"Jadi apakah kamu bisa memainkannya?" tanya lagi Fa Lio Bai.
"Akan aku coba," jawab Qian.
Qian mulai duduk lalu segera meniru gaya Fa Lio Bai memainkan gendang dengan ritme sedang, sedangkan Fa Lio Bai memberikan sedikit arahan.
"Tiga kanan satu kiri untuk Pedang, Tiga kanan dua kiri untuk tombak, dan dua kanan satu kiri untuk permainan tongkat," kata Fa Lio Bai.
Qian segera mencobanya, dan benar saja Qian dengan cepat menghafal semuanya hanya dalam satu kali latihan saja. "Bagaimana, tidak sulit bukan?" tanya Fa Xian.
"Em, tidak sulit!" jawab Qian.
"Baiklah, kita istirahat sekaligus makan siang dulu, nanti sehabis makan kita akan memulainya lagi," ucap Fa Lio Bai.
Qian sangat bersemangat serta sudah tidak sabar untuk melakukan pekerjaan pertama nya itu. Fa Xian segera pergi untuk membeli makanan, dan mereka berempat makan siang bersama.
Walau baru bergabung dan juga baru saling mengenal, namun mereka langsung menjadi sangat akrab, dan tidak terasa waktu pertunjukan pun sudah akan dimulai lagi.
"Apakah kamu sudah siap Qian?" tanya Fa Xian.
"Aku sudah siap!" jawab Qian.
Bukan dengan kemampuan ya Thor 😁😁😁😁.?????
PD kali bilang Qian teman 🤣🤣🤣
Dia itu malaikat maut yang datang menjemputmu, Zhiu Fan.
😇
Siapa yang menitipkan sedikit keangkuhan...?!
Pelit amat angkuh sedikit aja pakai di titipkan 🤣🤣🤣