NovelToon NovelToon
Mendadak Nikah

Mendadak Nikah

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Suami ideal / Istri ideal
Popularitas:287.8k
Nilai: 4.7
Nama Author: aisy hilyah

Denis Agata Mahendra, seorang bocah laki-laki yang harus rela meninggalkan kediamannya yang mewah. Pergi mengasingkan diri, untuk menghindari orang-orang yang ingin mencelakainya.

Oleh karena sebuah kecelakaan yang menyebabkan kematian sang ayah, ia tinggal bersama asisten ayahnya dan bersembunyi hingga dewasa. Menjadi orang biasa untuk menyelidiki tragedi yang menimpanya saat kecil dulu.

Tanpa terduga dia bertemu takdir aneh, seorang gadis cantik memintanya untuk menikah hari itu juga. Menggantikan calon suaminya yang menghamili wanita lain. Takdir lainnya adalah, laki-laki itu sepupu Denis sendiri.

Bagaimana kisah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jebakan 2

Beberapa saat sebelum kedatangan Larisa, Radit datang membawa tiga orang pengawal bersamanya ke rumah ayah Larisa. Mengintimidasi ketiganya, membuat mereka ketakutan setengah mati.

"Tu-tuan Radit? A-ada perlu apa Anda datang ke sini?" tanya Ayah Larisa dengan gugup sekaligus takut.

Khawatir akan kehancuran nasib diri serta keluarganya karena apa yang telah dilakukan oleh Larisa.

Radit merangsek masuk diikuti tiga orang bertubuh kekar itu. Duduk di sofa dengan angkuh bak seorang bos besar yang berkuasa. Ayah serta ibu tiri, dan juga Nana duduk bersimpuh di hadapan Radit.

"Kalian tahu yang dilakukan putri kalian sangatlah merugikan keluarga Mahendra. Kalian harus membayarnya. Apa kalian sanggup?" ujar Radit menatap sinis ketiganya.

Ia tak mengindahkan peringatan Denis untuk tak lagi mengganggu Larisa. Rasa cinta yang menggebu dan ambisi untuk bisa memiliki telah membutakan Radit.

Ayah Larisa nampak panik, begitu pula dengan ibu tiri dan Nana. Mata mereka terbuka lebar mendengar ucapan Mahendra. Membayar ganti rugi, pastilah yang diminta bukan nominal yang sedikit.

"Tuan! Kami tahu Larisa telah menyinggung keluarga Anda. Kami mohon maaf untuk itu, saya sebagai ayahnya memang tidak bisa mendidik Larisa dengan baik. Tolong maafkan saya. Saya bersedia melakukan apa saja untuk menebus kesalahan yang telah dilakukan anak itu," ucap ayah Larisa merendahkan diri sendiri di hadapan Radit.

Tersungging senyum di bibir Radit, itulah yang dia inginkan. Radit sudah bisa menebak laki-laki itu akan melakukan apa saja agar terhindar dari ganti rugi yang besar.

"Baik. Jika kalian ingin menebus kesalahan anak kalian maka kalian harus rela melakukan apa saja yang aku perintahkan. Aku akan menganggap semuanya lunas," ucap laki-laki itu berjanji dengan pasti.

Ayah Larisa berbinar mendengar ucapan Radit. Ia mengangguk antusias begitu pula dengan sang istri, tapi tidak dengan anak perempuannya. Gadis itu terlihat memberengut, merasa kesal karena harus membayar apa yang sudah diperbuat Larisa.

"Baik, Tuan. Kami akan melakukan apa saja untuk menebus kesalahannya," sahut ayah Larisa cepat.

"Tidak! Kenapa aku harus ikut membayar kesalahannya? Aku tidak sudi!" ketus Nana dengan lantang.

Dia berdiri, bersedekap dada sambil membuang muka. Lalu, berbalik hendak pergi. Akan tetapi, para pengawal Radit segera memblokir jalannya. Ia tak dapat pergi ke mana pun.

"Baiklah. Jika kalian tidak mau melakukan apa yang aku perintahkan, maka kalian harus membayar ganti rugi sebesar sepuluh miliar. Tidak kurang sepeser pun," tegas Radit menggoyangkan jari telunjuknya di hadapan wajah ayah Larisa.

Mereka terkejut bukan main, bahkan mata ketiganya nyaris melompat keluar. Ayah Larisa meneguk saliva kesusahan, dari mana mendapatkan uang sebesar itu.

"Bagaimana? Apa kalian sanggup? Kuberi kalian waktu sampai satu Minggu ke depan. Aku akan datang lagi untuk menagih," ucap Radit seraya bangkit dari sofa dan melenggang pergi.

Ia yakin betul mereka pasti tak akan sanggup menyediakan uang sebesar itu.

Plak!

Ugh!

Radit memegangi pipinya, padahal yang ditampar adalah Nana di dalam rumah sana.

"Tuan! Tuan! Tunggu, Tuan!" kejar ayah Larisa dan ibu tirinya, menghentikan langkah Radit yang hampir tiba di dekat mobil.

Laki-laki itu menoleh, tersenyum sinis merasa sudah memenangkan permainan. Ia melipat kedua tangan di dada, menatap remeh pada mereka berdua.

"Ada apa? Bukankah putri kalian itu tidak ingin melakukannya?" Radit menunjuk Nana dengan dagunya.

Gadis itu melangkah pelan, menghampiri kedua orang tuanya yang memohon kepada Radit.

"Minta maaf pada Tuan Radit! Cepat!" titah sang ibu mendorong tubuh Nana agar meminta maaf kepada Radit.

"Tuan, maafkan atas kelancangan saya. Saya bersedia melakukan apapun yang Tuan perintahkan," ucap Nana dengan kepala tertunduk meski enggan.

Menahan denyut nyeri di pipi, ia menggigit bibir dalam-dalam. Mengumpat dalam hati, bersumpah bahwa Larisa harus membayar harga dirinya yang diinjak-injak hari itu.

Radit tertawa puas, benar-benar keluarga yang sangat mudah dipermainkan. Ia berkacak pinggang, menatap ketiganya dengan puas.

"Bagus! Bagus! Aku suka jika kalian menurut seperti ini," ucap Radit.

Ayah Larisa mengangkat wajah sambil tersenyum dia bertanya, "Apakah kami masih harus membayar ganti rugi, Tuan?"

Radit meliriknya dan menjawab dengan angkuh, "Itu tergantung pada kalian. Apakah kalian bersedia bekerjasama denganku?"

Ia menunjuk mereka bertiga dan menunjuk dirinya sendiri.

Ketiganya kompak mengangguk. "Kami bersedia, Tuan," ucap mereka serentak.

Radit bertepuk tangan, tawanya menggelagak. Dia benar-benar puas mendengar jawaban dari mereka bertiga.

"Jika seperti itu, aku ingin kalian mengundang Larisa ke rumah kalian dan berikan ini pada minumannya. Jangan sampai salah." Radit menyeringai, memberikan sebuah botol kecil berisi bubuk. Entah obat apa di dalamnya, tapi ayah Larisa tak segan menerima barang tersebut.

"I-ini untuk apa, Tuan?" tanyanya menatap Radit bingung.

"Tenang saja, itu hanya akan membuatnya tidak sadarkan diri bukan mati. Masukan saja pada minumannya," jawab Radit dengan rahang mengeras menahan kesal.

Melihat itu, ayah Larisa mengkerut ketakutan. "Ba-baik, Tuan. Anda tidak perlu khawatir, kami akan melakukannya dengan baik."

Radit tersenyum puas.

"Bagus! Bagus sekali!"

****

"Dia sudah pingsan," ucap ibu tiri Larisa setelah memeriksa gadis itu.

Radit muncul dan tersenyum melihat Larisa yang sudah tidak sadarkan diri. Ia duduk di kursi samping gadis itu, membelai rambutnya lembut. Menghidu aroma shampo yang membuatnya kepayang.

Radit tertawa terbahak-bahak, meraih segelas minuman dan menenggaknya.

****

Ugh!

Larisa melenguh, merasakan seluruh tubuhnya lemas tak bertenaga. Mata indah yang tak dapat terbuka lekas melebar saat menyadari sesuatu terjadi pada kedua tangannya.

"Ada apa? Kenapa tanganku terikat?" Larisa menggeliat, memeriksa seluruh ruangan. Bukan di kamarnya, bukan di rumah, bukan di meja makan.

Saat ini, ia berada di dalam sebuah kamar yang asing. Kamar hotel yang entah siapa yang telah membawanya.

"Kenapa aku bisa ada di sini? Bukankah aku di rumah ayah?" gumamnya menggeliat hendak beranjak.

Namun, kedua tangan dan kaki yang diikat di sudut ranjang, membuatnya tak mampu bergerak lebih. Larisa menggerakkan kedua tangannya memutar, berharap ikatan akan terlepas. Semakin kuat dia melakukan itu, semakin terasa sakit pergelangan tangannya.

"Argh! Bagaimana caranya aku melepaskan diri!" keluh Larisa terus mencoba melepaskan diri dari ikatan.

"Denis! Tolong aku! Di mana kau? Tolong aku!" Air mata Larisa luruh, ia tak tahu hal buruk apa yang akan terjadi padanya.

Ia terisak pilu, berharap dalam hati Denis akan datang menolong. Akan tetapi, dia sendiri tidak tahu di mana posisinya saat ini. Yang pasti kamar itu seperti kamar hotel kebanyakan. Larisa tahu, dia berada di sebuah hotel.

"Ya Tuhan, siapa yang melakukan ini padaku?" Tangis Larisa semakin menjadi, tak putus asa untuk terlepas dari jerat tali yang mengikat lengan dan kakinya.

Tak peduli kulitnya terkelupas, tak peduli berdarah-darah. Yang pasti, dia harus bisa terlepas dari ikatan itu. Seseorang menjebaknya, tapi siapa? Ayah, ibu tiri, ataukah adik tirinya?

Brak!

Pintu terbuka kasar, Larisa cepat memanjangkan leher untuk melihat siapa yang datang. Dalam hati masih berharap, Denis-lah yang datang untuk menyelamatkannya.

Namun, ternyata ....

1
Kusmia Mia
ini kenapa larisa jadi oon sihhh
Zachary
Luar biasa
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Zachary
janji adl hutang, tunggu waktu utk nagih hutang ya Denis... 👍🏽
Aisy Hilyah: betul sekali
total 1 replies
Merry Merr
Luar biasa
Aisy Hilyah: terimakasih banyak
total 1 replies
Muhammad Ary
yg
key
Luar biasa
Aisy Hilyah: Alhamdulillah terimakasih banyak
total 1 replies
Maulidia Okta
haris.....
gk mau Kalah Sam Denis ya....
Aisy Hilyah: iya doong
total 1 replies
Maulidia Okta
Aih...
Yg habis belah durian......
Aisy Hilyah: ekhem asiknyaaa
total 1 replies
Maulidia Okta
cinta Yg tak ngebalas..... sakiiittt....
Qaisaa Nazarudin
Tq thor cerita novel mu bagus banget,Aku suka,Apalagi dengan sikap Denis yg Tegas gak pandang bulu..Sukses selalu dn sehat selalu ya thor,Teruskan berkarya..⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺☕☕☕☕☕☕☕☕🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🌺
Aisy Hilyah: aamiin terimakasih banyak
total 1 replies
Qaisaa Nazarudin
Karya ini dan Alurnya sangat bagus dan aku suka..
Qaisaa Nazarudin
👏👏👏👏 Waaahhh gercep amat Haris...👍👍👍💪💪💪💪😂😂
Qaisaa Nazarudin
Ehemm ehem JODOHnya Harisntuh..🤣
Qaisaa Nazarudin
CINTA bisa bikin orang CELIK jadi BUTA, CINTA bisa bikin orang PINTAR jadi BODOH,CINTA juga bisa bikin orang WARAS jadi GILA, Makanya kalo MENCINTAI itu jangan berlebihan..
Qaisaa Nazarudin
Merampas HAK orang hidup tidak akan pernah tenang dan tdk akan pernah bahagia..Mulut lelaki aja di percayai,Mulut manis saat menginginkan sesuatu,Saat udah dapat wanita akan di buang kayak sampah,..
Qaisaa Nazarudin
Dasar muka tembok..DI MANA KESOMBONGAN KALIAN WAKTU ITU YG DENGAN ANTENGNYA MENCERCA DAN MENGHINA DENIS DAN LARISA? KENAPA SEKARANG KALIAN UDAH KAYAK PENGEMIS YG MENGHARAPKAN PENGAMPUNAN..CKCK KASIAN SEKALI KALIAN..
Qaisaa Nazarudin
DASAR PENJILAT..🤮🤮
Qaisaa Nazarudin
HERAN AJA AKU DENGAN SI TUA JAYA INI,HARUSNYA DIA YG BELAIN DENIS, CUCU YG DIA CARI2 SELAMA INI,EH SAAT CUCUNYA UDAH DI DEPAN MATA MALAH DI BUAT KAYAK GITU..ORANG TUA YG GAK KENANG BUDI, PADAHAL AYAHNYA DENIS YG BERHASIL MEMBAWA NAMA MAHENDRA MELAMBUNG TINGGI..
Qaisaa Nazarudin
Dokumen itu Denis koyakkan,gak ada untungnya bekerjasama dengan keluarga TOXIC..
Qaisaa Nazarudin
Wooowww langsung meremang aku membanca di part yg ini thor...Langsung bungkam mulut si sampah itu..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!